LOMBA ESAI NASIONAL
LINGFEST 2023
VIRALINK SEBAGAI INOVASI DIGITAL YANG MEMBANTU MEMPERTEMUKAN UMKM DENGAN MICRO CELEBRITY GUNA MEMUDAHKAN UMKM DALAM MARKETING USAHA DI ERA SOCIETY 5.0
Disusun oleh:
(Universitas Indonesia)
Farrel Mukti Attallah
MANAJEMEN
UNIVERSITAS INDONESIA
2023
“ The internet enables the SMEs of today to become the multinationals of tomorrow”
-Stefanos Loukakos
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang memiliki adaptasi yang baik terhadap teknologi. Pada tahun 2021, 62,10 persen populasi Indonesia telah mengakses internet (BPS, 2021). Tingginya penggunaan internet ini mencerminkan tercapainya iklim informasi dan penerimaan masyarakat terhadap pesatnya perkembangan teknologi dan perubahan menuju masyarakat informasi. Tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia tidak terlepas dari pesatnya perkembangan telepon seluler. Pada tahun 2021 tercatat 90,54 persen rumah tangga di Indonesia telah memiliki/menguasai minimal satu nomor telepon Seluler. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2018 yang mencapai 88,46 persen. Pesatnya perkembangan internet ini tentunya juga mempengaruhi sector usaha khususnya UMKM.
Dalam sektor usaha, marketing atau pemasaran usaha merupakan sektor yang terdisrupsi. Marketing sebuah usaha pada era digital ini sudah beralih menggunakan berbagai sosial media seperti Instagram, Tiktok, Facebook, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan bisnis dikarenakan potensi audiens yang besar yaitu sejumlah 62,10 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Tidak heran banyak bisnis memanfaatkan media sosial dan teknologi dalam bisnisnya.
Selain itu, di Indonesia muncul berbagai micro celebrity. Istilah micro celebrity digunakan dalam tulisan ini untuk mendefinisikan mereka yang bukan selebritas 'sejati' bahwa mereka tidak menjadi terkenal mengikuti industri hiburan arus utama ,tetapi menggunakan platform online mereka untuk melambungkan ketenaran mereka serta memanfaatkan ketenaran mereka (Rahmawati, 2021).
Dengan adanya media online dan fenomena micro celebrity ini setiap orang memiliki akses yang relatif lebih mudah untuk menjadi selebriti. micro celebriti merupakan hasil dari beragam perubahan dan pergeseran dalam teknologi, media hiburan, kondisi dan kultural atas pemujaan selebriti yang dikonstruksikan sebagai promosi atas diri sendiri (Sadasri, 2017). Kemunculan micro celebrity menyimpan potensi tersendiri bagi dunia marketing khususnya UMKM.
Namun, pesatnya perkembangan internet dan munculnya micro celebrity bukanlah berarti UMKM tidak menghadapi permasalahan. Covid-19 merupakan awal mula dari permasalahan yang dihadapi UMKM. Berdasarkan Survey yang dilakukan oleh Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI) dampak Covid-19 terhadap UMKM begitu terasa. Hampir seluruh UMKM mengalami penurunan penjualan. Sebesar 36,7% pelaku UMKM tidak memperoleh penjualan, sedangkan 26% nya mengalami penurunan penjualan lebih dari 60%.
Hal ini salah satunya disebabkan karena UMKM kesulitan dalam memasarkan produknya dikarenakan adanya kebjikan social distancing. Pada saat ini pemasaran UMKM hanya melalui cara konvensional, pelaku UMKM juga belum melakukan pemasaran secara digital karena keterbatasan pemahaman yang ada pada pelaku UMKM (Zanuar Rifai & Meiliana, 2020). Dukungan selebriti telah menjadi satu
dari strategi pemasaran kunci bahwa ritel perusahaan telah dilakukan. Kekuatan selebriti, sejak abad kesembilan belas, telah menjadi berkah untuk merek yang didukung, terutama di Amerika Serikat dan benua Asia (Rashad Yazdanifard & Francis Rashad Yazdanifard, 2013) . Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan endorsement Bagi UMKM merupakab kebutuhan yang sangat krusial bagi marketing UMKM.
Saat ini, solusi marketing yang telah dilaksanakan UMKM dalam rangka mendorong penjualan adalah melalui E-commerce dan Social media marketing. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mencatat bahwa di tengah pandemi Covid-19 saat ini, sebanyak 301.115 UMKM mulai menggunakan platform E
commerce digital (Aisyah, 2020). Jumlah tersebut masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan jumlah UMKM di Indonesia dan besarnya potensi pasar online di Indonesia. Kurangnya pemahaman pelaku UMKM terhadap pengaplikasian e-marketing di Indonesia menjadi salah satu faktor penyebab banyaknya UMKM yang gagal beradaptasi di tengah krisis pandemi Covid-19 saat ini. Hal ini menyebabkan kurang tercapainya target audiens yang pada akhirnya mengurangi penjualan produk UMKM.
Oleh karena itu, penulis membuat produk inovasi marketing UMKM Bernama ViraLink. ViraLink adalah aplikasi yang mempertemukan UMKM dengan micro celebrity. ViraLink dilengkapi dengan sistem AI sehingga UMKM bisa mendapatkan preferensi bisnis yang tepat. Dengan ViraLink, maka UMKM dapat bertemu dengan micro celebrity dengan harga, preferensi, dan domisili yang sesuai, sehingga UMKM dapat mempromosikan produk mereka dengan murah, efisien, dan efektif. Dengan ViraLink, maka tidak hanya mengatasi problem UMKM, namun juga membantu mencapai SDGs nomor delapan dan tujuh belas yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta kemitraan untuk mencapai tujuan.
ISI
Masalah Pemasaran pada UMKM pada dasarnya adalah masalah yang cukup serius. Berdasarkan Survey yang dilakukan oleh Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI) dampak Covid-19 terhadap UMKM begitu terasa. Hampir seluruh UMKM mengalami penurunan penjualan. Sebesar 36,7% pelaku UMKM tidak memperoleh penjualan, sedangkan 26% nya mengalami penurunan penjualan lebih dari 60%. Hal ini disebabkan karena UMKM
kesulitan dalam memasarkan produknya (Zanuar Rifai & Meiliana, 2020). Kondisi inilah yang mencetuskan gagasan penulis untuk membuat aplikasi ViraLink.
Gambar 1. Ilustrasi aplikasi ViraLink
ViraLink adalah aplikasi yang mempertemukan UMKM dengan microselebrity. ViraLink dilengkapi dengan sistem AI sehingga UMKM bisa mendapatkan preferensi bisnis yang tepat. Dengan ViraLink, maka UMKM dapat bertemu dengan micro celebrity dengan harga, preferensi, dan domisili yang sesuai, sehingga UMKM dapat mempromosikan produk mereka dengan murah, efisien, dan efektif.
Gambar 2. Analisis segmenting, targeting, dan positioning ViraLink
Dalam menjalankan bisnis, ViraLink menentukan segmentasi pasar berdasarkan tiga pembagian. Mulai dari geografi yang menyasar wilayah yang memiliki umkm seperti Bali dan Jogja. Dari sisi psikografi menyasar UMKM yang mengenal dunia digital. Dari sisi demografi, menyasar UMKM yang memiliki omset 0-300 juta rupiah. Dari sisi perilaku menyasar UMKM yang secara aktif ingin memperbaiki profit mereka. Dari sisi harga, Viralink menyasar harga rendah. Selanjutnya ViraLink juga menentukan target berdasar concentrated global marketing. Dengan menciptakan bauran pemasaran untuk meraih satu segmen di pasar global. ViraLink juga memposisikan diri dengan tiga hal, yakni cost leadership yang memberikan penawaran mengiklankan produk dengan harga yang sangat terjangkau. Customer intimacy mendukung kebutuhan pelanggan dengan baik. Serta ease to acess yang memberikan pelanggan kemudahan untuk mengakses ViraLink.
Gambar 3. Solusi yang ditawarkan ViraLink
ViraLink menawarkan 5 solusi yang ditawarkan sebagai keunggulan kami. Yakni memberikan preferensi bisnis yang tepat melalui sistem AI, memberikan kesempatan UMKM kebebasan memilih micro selebrity, Memberikan rekomendasi konten yang tepat, Memberikan rekomendasi waktu endorse terbaik, dan menjamin keamanan transaksi.
Gambar 4. Keterbaruan inovasi ViraLink
Keterbaruan inovasi yang dimiliki ViraLink dapat dilihat pada peran sistem artificial intelligent. Dalam memberikan preferensi bisnis yang tepat kepada UMKM. AI ini bekerja dengan cara melakukan perhitungan kesamaan antara UMKM dengan micro celebrity berdasarkan parameter jenis produk, biaya, preferensi konten UMKM, lokasi UMKM, Jenis audience, jumlah follower, lokasi domisili. Dari perhitungan tersebut didapat list micro celebrity yang sesuai target pasar, harga, serta domisili. Sehingga dari sistem AI tersebut UMKM nantinya akan mendapatkan preferensi bisnis yang sangat tepat. Mengapa penggunaan AI penting dalam bisnis ViraLink?
AI umumnya didefinisikan sebagai “aktivitas yang ditujukan untuk membuat mesin cerdas, dan kecerdasan adalah kualitas yang memungkinkan suatu entitas untuk berfungsi secara tepat dan dengan pandangan jauh ke depan di lingkungannya”. PWC memperkirakan bahwa empat puluh lima persen proses kerja dapat diotomatisasi dan otomatisasi tersebut dapat menyebabkan penghematan biaya tenaga kerja tahunan hingga dua triliun dolar AS (Burström et al., 2021). Sehingga pada dasarnya AI membantu proses pekerjaan bisnis untuk menjadi lebih produktif, progresif, dan efisien. Lalu bagaimana proses penggunaan aplikasi ViraLink?
Gambar 5. Proses penggunaan aplikasi
Pengguna diawal harus membuat akun terlebih dahulu di website atau aplikasi kami. Kemudian dilanjutkan pada proses login website atau aplikasi. Selanjutnya pengguna UMKM dapat melakukan transaksi dengan menggunakan database UMKM. sehingga nantinya sistem artificial intelegent akan melakukan klasterisasi dengan database micro celebrity ViraLink yang dimasukan saat awal login. Nantinya UMKM dan Microselebrity dapat melihat detail transaksi. Dan UMKM dapat melihat preferensi bisnis yang diberikan dari sistem ViraLink.
Gambar 6. Perbandingan ViraLink dengan Kompetitor
Dari keterbaruan inovasi tersebut ViraLink dapat menjadi pilihan alternatif baru diantara produk sejenis yang berkembang terlebih dahulu sebelum ViraLink seperti socomy dan sociobuzz yang jika dibandingkan masih terdapat beberapa kekurangan. Sehingga ViraLink hadir untik melengkapi hal tersebut sekaligus menjadi peluang keunggulan dari produk bisnis ViraLink.
Gambar 7. Strategi Marketing ViraLink
Dalam menarik minat konsumen pasar, ViraLink menggunakan empat strategi marketing yakni pemasaran melalui media sosial, dimana kami menggunakan Instagram dan youtube untuk memperluas jaringan kepada UMKM serta menggunakan pemasaran secara berbayar berupa Instagram ads dan Youtube ads. Selain itu ViraLink juga menggunakan strategi marketing door to door dan earned media dalam menarik mitra micro celebrity untuk menjadi bagian dari ViraLink.
Gambar 8. Manfaat yang ditawarkan ViraLink
ViraLink memiliki banyak manfaat yang ditawarkan. Mulai manfaat bagi UMKM seperti produk cepat viral, brand awareness meningkat, diberikan preferensi bisnis dari sistem AI, dan penjualan meningkat. sedangkan manfaat bagi microselebrity jejaring networkingnya lebih luas, kemudahan dalam memastikan kebutuhan promosi, serta komisi sebagai tambahan pendapatan.
Gambar 9. Potensi Pengembangan ViraLink
Dalam pengembangan usaha, ViraLink kedepannya akan membuat akun Instagram dan youtube, mendaftarkan aplikasi ke play store, mendaftarkan hak merk dagang, serta membuat artikel ilmiah yang rencananya akan dimasukan ke jurnal bisnis dan kewirausahaan.
Gambar 10. Anggaran biaya ViraLink
Selanjutnya, dalam pengembangan aplikasi membutuhkan anggaran biaya. Total anggaran biaya yang dibutuhkan yaitu sekitar dua belas juta rupiah. Adapun harga yang diberikan kepada UMKM untuk satu kali membeli jasa endorse micro celebrity yaitu sekitar 50.000-100.000 tergantung jenis konten dan besarnya jumlah follower dari micro-celebrity.
BEP Unit : Biaya tetap produksi
_____________________________________
Harga jual per unit – Biaya Variabel per unit
BEP Unit : 11.000.000
______________________________________
100.000 – 10.000
BEP Unit : 122,2
Gambar 11. BEP Produk ViraLink
Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang penulis lakukan, maka BEP produk dari ViraLink adalah 122,2 unit. Hal ini menunjukan bahwa ViraLink merupakan produk yang sangat layak untuk diimplementasikan karena menguntungkan unggul secara ekonomi.
Gambar 12. Pihak Kerja sama dalam implementasi gagasan ViraLink
Berikutnya dalam implementasi ViraLink memerlukan Kerjasama dari berbagai pihak. Pihak yang terlibat diantara lain UMKM, Micro celebrity, Penyedia layanan pembayaran, Penyedia layanan cloud atau infrastruktur, investor, Asosiasi UMKM dan Industri, Digital Marketing Agencies, Penyedia Layanan Analitik, Perusahaan Riset Pasar, Komunistas Influencer, Penyedia Layanan Keamanan Data, dan institusi pemerintah. Dengan Kerjasama dengan berbagai pihak diharapkan aplikasi ViraLink dapat berjalan dengan optimal.
Gambar 13. Skema keberlanjutan usaha ViraLink
Selain itu, penulis telah menyiapkan rencana keberlanjutan usaha dari ViraLink. Dimana pada tahun 2023 ViraLink berencana memiliki 50 mitra UMKM dan 30 micro celibrity. Tahun 2024 melakukan perluasan jangkauan pasar di pulau Jawa serta mengikuti ASMI untuk mendapatkan pendanaan guna mengembangkan produk. Tahun 2025 melakukan peningkatan performa layanan dengan mengikuti kompetisi startup di berbagai instansi. Tahun 2026, terdapat penambahan 120 mitra UMKM dan 100 micro celebrity. Dan tahun 2027 kami akan melakukan ekspansi pengembangan ViraLink ke seluruh Indonesia.
PENUTUP
Pada akhirnya ViraLink merupakan bisnis yang prospektif dan berkelanjutan. Hal ini dikarenakan Berdasarkan Survei E-Commerce 2021 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 63,52 persen responden pelaku usaha e-commerce telah memanfaatkan layanan internet untuk pemasaran digital, baik melalui media sosial maupun marketplace. Walaupun penggunaan internet untuk pemasaran digital semakin banyak digunakan, namun Survei E-Commerce 2021 menunjukkan, baru 8 persen pelaku usaha yang menjadi responden pernah
mendapatkan pelatihan pemasaran digital. Dan dari seluruh pelaku e-commerce yang mengikuti pelatihan itu, sebanyak 77,2 persen mendapatkannya dari swasta, sedangkan 25,4 persen lainnya dari pemerintah (Humaira, 2022). Hal ini menunjukan bahwa UMKM membutuhkan sebuah ekosistem yang terintegrasi, murah, serta praktis dalam menerapkan digital marketing. Oleh karena itu ViraLink sebagai aplikasi yang mempertemukan micro celeb dengan UMKM memiliki potensi yang sangat besar.
Pendekatan teknologi Artificial Intelligence dirasa tepat dan berhasil memberi hasil positif dalam menjawab tantangan bisnis endorsement sekaligus memberi potensi profit yang menjanjikan di masa depan. 48% pemimpin pemasaran mengutip AI sebagai yang membuat perbedaan paling signifikan dalam cara pelanggan berinteraksi dengan mereka. Kemudian 51% perusahaan e-commerce menggunakan AI untuk memberikan pengalaman yang mulus. Serta 64% pemasar B2B menganggap AI berharga dalam strategi pemasaran mereka (Watters, 2023).
Hal ini menunjukan bahwa AI merupakan instrument yang tepat dalam digital marketing.
UMKM diharapkan pada akhirnya mempunyai kemampuan dan fleksibilitas dalam memasarkan produk dengan adanya ViraLink. ViraLink diharapkan mampu menjadi agen dalam akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui UMKM. Seperti diketahui bahwa UMKM memiliki proporsi sebesar 99,99% dari total pelaku usaha di Indonesia atau sebanyak 56.534.592 unit
(Sarfiah et al., 2019). Oleh karena itu perlu sinergisitas untuk mengembangakan dan mempertahankan. Melalui ViraLink, maka tujuan nasional berupa pertumbuhan ekonomi melalui UMKM dapat tercapai. Tidak hanya itu, tujuan dunia berupa Sustainable Development Goals dapat tercapai. Khususnya SDGs nomor delapan dan tujuh belas. Pada akhirnya ViraLink memiliki impact yang besar dalam skala nasional maupun dunia.
“Content is King, but Marketing is Queen and the Queen runs the household” -Gary Vaynerchuk-
REFERENSI
BPS. (2021). Statistik Telekomunikasi Indonesia 2021.
Burström, T., Parida, V., Lahti, T., & Wincent, J. (2021). AI-enabled business model innovation and transformation in industrial ecosystems: A framework, model and outline for further research. Journal of Business Research, 127, 85– 95. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2021.01.016
Humaira, F. (2022, July 14). Pemanfaatan Internet oleh Pelaku Usaha Digital. Katadata.
Oleh, D., & Aisyah, S. (2020). Laporan Penelitian Dampak Pandemi Covid-19 Bagi Umkm Serta Strategi E-Marketing Umkm Di Indonesia.
Rahmawati, A. (2021). Manufacturing Authenticity: The Rise of Indonesian Micro Celebrities on Instagram. Jurnal The Messenger, 13(1), 108. https://doi.org/10.26623/themessenger.v13i1.999
Rashad Yazdanifard, A., & Francis Rashad Yazdanifard, D. (2013). The Impact of Celebrity Endorsement And Its Influence Through Different Scopes On The Retailing Business Across United States and Asia (Vol. 2, Issue 1). https://www.researchgate.net/publication/258511563
Sadasri, L. M. (2017). Selebriti Mikro Di Media Baru Kajian Presentasi Diri Dalam Vlog Selebriti Mikro Micro-Celebrity On New Media Self-Presentation Study On Micro-Celebrity’s Vlog: Vol. Direvisi.
Sarfiah, S., Atmaja, H., & Verawati, D. (2019). UMKM Sebagai Pilar Membangun Ekonomi Bangsa. Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan), 4(2), 1–189. https://doi.org/10.31002/rep.v4i2.1952
Watters, A. (2023, January 13). 30+ Artificial Intelligence Statistics and Facts for 2023. CompTIA.
Zanuar Rifai, & Meiliana, D. (2020). Pendampingan Dan Penerapan Strategi Digital Marketing Bagi Umkm Terdampak Pandemi Covid-19. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(4), 604–609. https://doi.org/10.31949/jb.v1i4.540
0 comments:
Posting Komentar