Minggu, 09 Juli 2023

  • Juara 2 Lomba Esai Nasional Kategori Mahasiswa LINGFEST 2023

     LOMBA ESAI NASIONAL

    LINGFEST 2023 

    VIRALINK SEBAGAI INOVASI DIGITAL YANG  MEMBANTU MEMPERTEMUKAN UMKM DENGAN MICRO  CELEBRITY GUNA MEMUDAHKAN UMKM DALAM  MARKETING USAHA DI ERA SOCIETY 5.0 

    Disusun oleh: 

    (Universitas Indonesia) 

    Farrel Mukti Attallah 

    MANAJEMEN 

    UNIVERSITAS INDONESIA 

    2023

    The internet enables the SMEs of today to become the multinationals of  tomorrow” 

    -Stefanos Loukakos 

    PENDAHULUAN 

    Indonesia merupakan negara yang memiliki adaptasi yang baik terhadap  teknologi. Pada tahun 2021, 62,10 persen populasi Indonesia telah mengakses  internet (BPS, 2021). Tingginya penggunaan internet ini mencerminkan  tercapainya iklim informasi dan penerimaan masyarakat terhadap pesatnya  perkembangan teknologi dan perubahan menuju masyarakat informasi. Tingginya  jumlah pengguna internet di Indonesia tidak terlepas dari pesatnya perkembangan  telepon seluler. Pada tahun 2021 tercatat 90,54 persen rumah tangga di Indonesia  telah memiliki/menguasai minimal satu nomor telepon Seluler. Angka ini  meningkat jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2018 yang mencapai 88,46  persen. Pesatnya perkembangan internet ini tentunya juga mempengaruhi sector  usaha khususnya UMKM. 

    Dalam sektor usaha, marketing atau pemasaran usaha merupakan sektor  yang terdisrupsi. Marketing sebuah usaha pada era digital ini sudah beralih  menggunakan berbagai sosial media seperti Instagram, Tiktok, Facebook, dan lain  sebagainya. Hal ini dilakukan bisnis dikarenakan potensi audiens yang besar yaitu  sejumlah 62,10 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Tidak heran banyak bisnis  memanfaatkan media sosial dan teknologi dalam bisnisnya. 

    Selain itu, di Indonesia muncul berbagai micro celebrity. Istilah micro  celebrity digunakan dalam tulisan ini untuk mendefinisikan mereka yang bukan  selebritas 'sejati' bahwa mereka tidak menjadi terkenal mengikuti industri hiburan  arus utama ,tetapi menggunakan platform online mereka untuk melambungkan  ketenaran mereka serta memanfaatkan ketenaran mereka (Rahmawati, 2021). 

    Dengan adanya media online dan fenomena micro celebrity ini setiap orang  memiliki akses yang relatif lebih mudah untuk menjadi selebriti. micro celebriti merupakan hasil dari beragam perubahan dan pergeseran dalam teknologi, media hiburan, kondisi dan kultural atas pemujaan selebriti yang dikonstruksikan sebagai promosi atas diri sendiri (Sadasri, 2017). Kemunculan micro celebrity  menyimpan potensi tersendiri bagi dunia marketing khususnya UMKM. 

    Namun, pesatnya perkembangan internet dan munculnya micro celebrity bukanlah berarti UMKM tidak menghadapi permasalahan. Covid-19 merupakan  awal mula dari permasalahan yang dihadapi UMKM. Berdasarkan Survey yang  dilakukan oleh Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI)  dampak Covid-19 terhadap UMKM begitu terasa. Hampir seluruh UMKM  mengalami penurunan penjualan. Sebesar 36,7% pelaku UMKM tidak memperoleh  penjualan, sedangkan 26% nya mengalami penurunan penjualan lebih dari 60%.

    Hal ini salah satunya disebabkan karena UMKM kesulitan dalam memasarkan  produknya dikarenakan adanya kebjikan social distancing. Pada saat ini pemasaran  UMKM hanya melalui cara konvensional, pelaku UMKM juga belum melakukan  pemasaran secara digital karena keterbatasan pemahaman yang ada pada pelaku  UMKM (Zanuar Rifai & Meiliana, 2020). Dukungan selebriti telah menjadi satu 

    dari strategi pemasaran kunci bahwa ritel perusahaan telah dilakukan. Kekuatan  selebriti, sejak abad kesembilan belas, telah menjadi berkah untuk merek yang  didukung, terutama di Amerika Serikat dan benua Asia (Rashad Yazdanifard &  Francis Rashad Yazdanifard, 2013) . Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan  endorsement Bagi UMKM merupakab kebutuhan yang sangat krusial bagi  marketing UMKM. 

    Saat ini, solusi marketing yang telah dilaksanakan UMKM dalam rangka  mendorong penjualan adalah melalui E-commerce dan Social media marketing.  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mencatat bahwa di tengah pandemi  Covid-19 saat ini, sebanyak 301.115 UMKM mulai menggunakan platform

    commerce digital (Aisyah, 2020). Jumlah tersebut masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan jumlah UMKM di Indonesia dan besarnya potensi pasar  online di Indonesia. Kurangnya pemahaman pelaku UMKM terhadap pengaplikasian e-marketing di Indonesia menjadi salah satu faktor penyebab  banyaknya UMKM yang gagal beradaptasi di tengah krisis pandemi Covid-19 saat  ini. Hal ini menyebabkan kurang tercapainya target audiens yang pada akhirnya  mengurangi penjualan produk UMKM. 

    Oleh karena itu, penulis membuat produk inovasi marketing UMKM  Bernama ViraLink. ViraLink adalah aplikasi yang mempertemukan UMKM  dengan micro celebrity. ViraLink dilengkapi dengan sistem AI sehingga UMKM  bisa mendapatkan preferensi bisnis yang tepat. Dengan ViraLink, maka UMKM  dapat bertemu dengan micro celebrity dengan harga, preferensi, dan domisili yang  sesuai, sehingga UMKM dapat mempromosikan produk mereka dengan murah,  efisien, dan efektif. Dengan ViraLink, maka tidak hanya mengatasi problem  UMKM, namun juga membantu mencapai SDGs nomor delapan dan tujuh belas  yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta kemitraan untuk mencapai  tujuan. 

    ISI 

    Masalah Pemasaran pada UMKM pada dasarnya adalah masalah yang  cukup serius. Berdasarkan Survey yang dilakukan oleh Asosiasi Business  Development Services Indonesia (ABDSI) dampak Covid-19 terhadap UMKM  begitu terasa. Hampir seluruh UMKM mengalami penurunan penjualan. Sebesar  36,7% pelaku UMKM tidak memperoleh penjualan, sedangkan 26% nya  mengalami penurunan penjualan lebih dari 60%. Hal ini disebabkan karena UMKM 

    kesulitan dalam memasarkan produknya (Zanuar Rifai & Meiliana, 2020). Kondisi  inilah yang mencetuskan gagasan penulis untuk membuat aplikasi ViraLink. 

    Gambar 1. Ilustrasi aplikasi ViraLink 

    ViraLink adalah aplikasi yang mempertemukan UMKM dengan  microselebrity. ViraLink dilengkapi dengan sistem AI sehingga UMKM bisa  mendapatkan preferensi bisnis yang tepat. Dengan ViraLink, maka UMKM dapat  bertemu dengan micro celebrity dengan harga, preferensi, dan domisili yang sesuai,  sehingga UMKM dapat mempromosikan produk mereka dengan murah, efisien,  dan efektif. 

    Gambar 2. Analisis segmenting, targeting, dan positioning ViraLink

    Dalam menjalankan bisnis, ViraLink menentukan segmentasi pasar  berdasarkan tiga pembagian. Mulai dari geografi yang menyasar wilayah yang  memiliki umkm seperti Bali dan Jogja. Dari sisi psikografi menyasar UMKM yang  mengenal dunia digital. Dari sisi demografi, menyasar UMKM yang memiliki  omset 0-300 juta rupiah. Dari sisi perilaku menyasar UMKM yang secara aktif ingin  memperbaiki profit mereka. Dari sisi harga, Viralink menyasar harga rendah.  Selanjutnya ViraLink juga menentukan target berdasar concentrated global  marketing. Dengan menciptakan bauran pemasaran untuk meraih satu segmen di  pasar global. ViraLink juga memposisikan diri dengan tiga hal, yakni cost  leadership yang memberikan penawaran mengiklankan produk dengan harga yang  sangat terjangkau. Customer intimacy mendukung kebutuhan pelanggan dengan  baik. Serta ease to acess yang memberikan pelanggan kemudahan untuk mengakses  ViraLink.  

    Gambar 3. Solusi yang ditawarkan ViraLink 

    ViraLink menawarkan 5 solusi yang ditawarkan sebagai keunggulan kami.  Yakni memberikan preferensi bisnis yang tepat melalui sistem AI, memberikan  kesempatan UMKM kebebasan memilih micro selebrity, Memberikan rekomendasi  konten yang tepat, Memberikan rekomendasi waktu endorse terbaik, dan menjamin  keamanan transaksi.

    Gambar 4. Keterbaruan inovasi ViraLink 

    Keterbaruan inovasi yang dimiliki ViraLink dapat dilihat pada peran sistem  artificial intelligent. Dalam memberikan preferensi bisnis yang tepat kepada  UMKM. AI ini bekerja dengan cara melakukan perhitungan kesamaan antara  UMKM dengan micro celebrity berdasarkan parameter jenis produk, biaya,  preferensi konten UMKM, lokasi UMKM, Jenis audience, jumlah follower, lokasi domisili. Dari perhitungan tersebut didapat list micro celebrity yang sesuai target  pasar, harga, serta domisili. Sehingga dari sistem AI tersebut UMKM nantinya akan  mendapatkan preferensi bisnis yang sangat tepat. Mengapa penggunaan AI penting  dalam bisnis ViraLink? 

    AI umumnya didefinisikan sebagai “aktivitas yang ditujukan untuk  membuat mesin cerdas, dan kecerdasan adalah kualitas yang memungkinkan suatu  entitas untuk berfungsi secara tepat dan dengan pandangan jauh ke depan di  lingkungannya”. PWC memperkirakan bahwa empat puluh lima persen proses kerja  dapat diotomatisasi dan otomatisasi tersebut dapat menyebabkan penghematan  biaya tenaga kerja tahunan hingga dua triliun dolar AS (Burström et al., 2021). Sehingga pada dasarnya AI membantu proses pekerjaan bisnis untuk menjadi lebih  produktif, progresif, dan efisien. Lalu bagaimana proses penggunaan aplikasi  ViraLink?

    Gambar 5. Proses penggunaan aplikasi 

    Pengguna diawal harus membuat akun terlebih dahulu di website atau  aplikasi kami. Kemudian dilanjutkan pada proses login website atau aplikasi.  Selanjutnya pengguna UMKM dapat melakukan transaksi dengan menggunakan  database UMKM. sehingga nantinya sistem artificial intelegent akan melakukan  klasterisasi dengan database micro celebrity ViraLink yang dimasukan saat awal  login. Nantinya UMKM dan Microselebrity dapat melihat detail transaksi. Dan  UMKM dapat melihat preferensi bisnis yang diberikan dari sistem ViraLink.  

    Gambar 6. Perbandingan ViraLink dengan Kompetitor

    Dari keterbaruan inovasi tersebut ViraLink dapat menjadi pilihan alternatif  baru diantara produk sejenis yang berkembang terlebih dahulu sebelum ViraLink  seperti socomy dan sociobuzz yang jika dibandingkan masih terdapat beberapa  kekurangan. Sehingga ViraLink hadir untik melengkapi hal tersebut sekaligus  menjadi peluang keunggulan dari produk bisnis ViraLink.  

    Gambar 7. Strategi Marketing ViraLink 

    Dalam menarik minat konsumen pasar, ViraLink menggunakan empat  strategi marketing yakni pemasaran melalui media sosial, dimana kami  menggunakan Instagram dan youtube untuk memperluas jaringan kepada UMKM  serta menggunakan pemasaran secara berbayar berupa Instagram ads dan Youtube  ads. Selain itu ViraLink juga menggunakan strategi marketing door to door dan  earned media dalam menarik mitra micro celebrity untuk menjadi bagian dari ViraLink.  

    Gambar 8. Manfaat yang ditawarkan ViraLink

    ViraLink memiliki banyak manfaat yang ditawarkan. Mulai manfaat bagi  UMKM seperti produk cepat viral, brand awareness meningkat, diberikan  preferensi bisnis dari sistem AI, dan penjualan meningkat. sedangkan manfaat bagi  microselebrity jejaring networkingnya lebih luas, kemudahan dalam memastikan  kebutuhan promosi, serta komisi sebagai tambahan pendapatan.  

    Gambar 9. Potensi Pengembangan ViraLink 

    Dalam pengembangan usaha, ViraLink kedepannya akan membuat akun  Instagram dan youtube, mendaftarkan aplikasi ke play store, mendaftarkan hak  merk dagang, serta membuat artikel ilmiah yang rencananya akan dimasukan ke  jurnal bisnis dan kewirausahaan.  

    No 

    Jenis Pengeluaran 

    Biaya (Rp)

    1. 

    App Developer 

    8.000.000

    2. 

    Design 

    1.000.000

    3. 

    Infrastruktur dan hosting 

    1.000.000

    4. 

    Keamanan dan privasi 

    1.000.000

    5. 

    Digital Marketing 

    1.000.000


    Total Biaya 

    12.000.000



    Gambar 10. Anggaran biaya ViraLink 

    Selanjutnya, dalam pengembangan aplikasi membutuhkan anggaran biaya. Total anggaran biaya yang dibutuhkan yaitu sekitar dua belas juta rupiah. Adapun  harga yang diberikan kepada UMKM untuk satu kali membeli jasa endorse micro celebrity yaitu sekitar 50.000-100.000 tergantung jenis konten dan besarnya jumlah  follower dari micro-celebrity. 

    BEP Unit : Biaya tetap produksi 

    _____________________________________ 

     Harga jual per unit – Biaya Variabel per unit 

    BEP Unit : 11.000.000 

    ______________________________________ 

    100.000 – 10.000 

    BEP Unit : 122,2  

    Gambar 11. BEP Produk ViraLink 

    Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang penulis lakukan, maka BEP  produk dari ViraLink adalah 122,2 unit. Hal ini menunjukan bahwa ViraLink  merupakan produk yang sangat layak untuk diimplementasikan karena  menguntungkan unggul secara ekonomi.

    Pihak Kerja Sama 

    Tugas dan Wewenang

    UMKM 

    UMKM adalah mitra utama dalam  aplikasi ini. Kolaborasi dengan  UMKM akan melibatkan onboard  UMKM ke platform, mengumpulkan  informasi dan konten terkait produk  mereka, serta memfasilitasi interaksi  dan transaksi antara UMKM dan  influencer.

    Micro celebrity 

    Micro Celebrity akan menjadi mitra  penting dalam aplikasi ini. Kerjasama  dengan influencer akan meliputi  penghancuran, penghakiman, dan  verifikasi influencer yang ingin  bergabung dengan aplikasi. Mereka  akan berperan dalam mempromosikan  dan merekomendasikan produk  UMKM kepada audiens mereka.

    Penyedia layanan pembayaran (Gopay,  OVO, DANA, LinkAja, Jenius)

    Untuk memfasilitasi transaksi antara  UMKM dan influencer, pihak yang  menyediakan solusi pembayaran dan  penanganan keuangan perlu terlibat. Ini  dapat melibatkan integrasi dengan  sistem pembayaran online atau  penyedia layanan keuangan yang dapat  memfasilitasi pembayaran, melacak 




    transaksi, dan mengelola pengeluaran  dan pendapatan UMKM dan  influencer.

    Penyedia layanan cloud atau infrastruktur (Google Cloud Platform)

    Untuk menjalankan aplikasi dengan  baik, bisa jadi diperlukan  11embaga11a dengan penyedia  layanan cloud atau infrastruktur. Ini  akan membantu dalam menyimpan  data, menjaga ketersediaan dan  skalabilitas aplikasi, serta melindungi  keamanan informasi yang  11embaga11a.

    Investor (Investor didapat melalui  perantara Venture Capital seperti  Venturra Capital, East Ventures, dan  Alpha JWC Ventures)

    Jika aplikasi ini membutuhkan  pembiayaan tambahan untuk  pengembangan atau pertumbuhan,  potensi 11embaga keuangan atau  investor dapat terlibat sebagai mitra  11embaga11a. Mereka dapat  memberikan dana, saran, atau strategi  dukungan untuk membantu aplikasi  tumbuh dan berkembang.

    Asosiasi UMKM dan Industri (APINDO,  KADIN, GPMI, Akumindo)

    Kerjasama dengan asosiasi UMKM  dan Lembaga terkait dapat  memberikan manfaat dalam hal akses  ke jaringan yang lebih luas,  pemahaman yang lebih baik tentang  kebutuhan dan tantangan UMKM, serta  saran atau dukungan dalam  mengembangkan aplikasi yang relevan  dan bermanfaat bagi UMKM.

    Digital Marketing Agencies (Dentsu  Aegis Network, Oglivy, Mirum, Innity,  Adstars)

    Kerjasama dengan agensi pemasaran digital dapat membantu dalam  mempromosikan aplikasi kepada  UMKM dan calon influencer. Mereka  dapat membantu dalam merancang  strategi pemasaran, kampanye iklan,  dan menjangkau audiens yang relevan.

    Penyedia Layanan Analitik (Xendit  Analytics)

    Kolaborasi dengan penyedia layanan  analitik dapat membantu dalam  melacak dan menganalisis data 




    pengguna, interaksi UMKM dan  influencer, serta menghasilkan  wawasan yang berharga untuk  pengembangan aplikasi dan  pengambilan keputusan.

    Perusahaan Riset Pasar (Nielsen) 

    Kerjasama dengan perusahaan riset  pasar dapat memberikan pemahaman  yang lebih mendalam tentang tren  12embaga12, preferensi konsumen,  dan kebutuhan pasar. Mereka dapat  membantu dalam melakukan 12embag,  riset pasar, dan analisis kompetitif  untuk memandu

    Komunistas Influencer (Influencer.co.id) 

    Kerjasama dengan komunitas  influencer atau agensi influencer dapat  membantu dalam membangun  hubungan dengan influencer yang  relevan dan memiliki audiens yang  sesuai. Mereka dapat membantu dalam  membidik UMKM dengan influencer  yang tepat dan meningkatkan  visibilitas dan jangkauan merek.

    Penyedia Layanan Keamanan Data (Indonet Security Center)

    Dalam mengelola data pengguna dan  transaksi 12embaga12a, 12embaga12a dengan penyedia layanan keamanan  data mungkin diperlukan. Mereka  dapat membantu dalam menjaga  integritas data, melindungi privasi  pengguna, dan memitigasi keamanan

    Institusi Pemerintah 

    Kerjasama dengan 12embaga atau  12embaga pemerintah nirlaba terkait  UMKM atau inisiatif sosial dapat  membantu dalam menemukan sumber  daya, dukungan program, atau bantuan  keuangan yang tersedia untuk UMKM.  Mereka juga dapat memberikan  informasi dan pedoman terkait  peraturan atau kebijakan yang relevan.



    Gambar 12. Pihak Kerja sama dalam implementasi gagasan ViraLink

    Berikutnya dalam implementasi ViraLink memerlukan Kerjasama dari  berbagai pihak. Pihak yang terlibat diantara lain UMKM, Micro celebrity, Penyedia  layanan pembayaran, Penyedia layanan cloud atau infrastruktur, investor, Asosiasi  UMKM dan Industri, Digital Marketing Agencies, Penyedia Layanan Analitik,  Perusahaan Riset Pasar, Komunistas Influencer, Penyedia Layanan Keamanan  Data, dan institusi pemerintah. Dengan Kerjasama dengan berbagai pihak  diharapkan aplikasi ViraLink dapat berjalan dengan optimal. 

    Gambar 13. Skema keberlanjutan usaha ViraLink 

    Selain itu, penulis telah menyiapkan rencana keberlanjutan usaha dari  ViraLink. Dimana pada tahun 2023 ViraLink berencana memiliki 50 mitra UMKM  dan 30 micro celibrity. Tahun 2024 melakukan perluasan jangkauan pasar di pulau  Jawa serta mengikuti ASMI untuk mendapatkan pendanaan guna mengembangkan  produk. Tahun 2025 melakukan peningkatan performa layanan dengan mengikuti  kompetisi startup di berbagai instansi. Tahun 2026, terdapat penambahan 120 mitra  UMKM dan 100 micro celebrity. Dan tahun 2027 kami akan melakukan ekspansi  pengembangan ViraLink ke seluruh Indonesia.  

    PENUTUP 

    Pada akhirnya ViraLink merupakan bisnis yang prospektif dan  berkelanjutan. Hal ini dikarenakan Berdasarkan Survei E-Commerce 2021 yang  dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 63,52 persen responden pelaku  usaha e-commerce telah memanfaatkan layanan internet untuk pemasaran digital,  baik melalui media sosial maupun marketplace. Walaupun penggunaan internet  untuk pemasaran digital semakin banyak digunakan, namun Survei E-Commerce  2021 menunjukkan, baru 8 persen pelaku usaha yang menjadi responden pernah 

    mendapatkan pelatihan pemasaran digital. Dan dari seluruh pelaku e-commerce  yang mengikuti pelatihan itu, sebanyak 77,2 persen mendapatkannya dari swasta, sedangkan 25,4 persen lainnya dari pemerintah (Humaira, 2022). Hal ini  menunjukan bahwa UMKM membutuhkan sebuah ekosistem yang terintegrasi,  murah, serta praktis dalam menerapkan digital marketing. Oleh karena itu ViraLink  sebagai aplikasi yang mempertemukan micro celeb dengan UMKM memiliki  potensi yang sangat besar. 

    Pendekatan teknologi Artificial Intelligence dirasa tepat dan berhasil  memberi hasil positif dalam menjawab tantangan bisnis endorsement sekaligus  memberi potensi profit yang menjanjikan di masa depan. 48% pemimpin pemasaran  mengutip AI sebagai yang membuat perbedaan paling signifikan dalam cara  pelanggan berinteraksi dengan mereka. Kemudian 51% perusahaan e-commerce  menggunakan AI untuk memberikan pengalaman yang mulus. Serta 64% pemasar  B2B menganggap AI berharga dalam strategi pemasaran mereka (Watters, 2023). 

    Hal ini menunjukan bahwa AI merupakan instrument yang tepat dalam digital  marketing. 

    UMKM diharapkan pada akhirnya mempunyai kemampuan dan  fleksibilitas dalam memasarkan produk dengan adanya ViraLink. ViraLink  diharapkan mampu menjadi agen dalam akselerasi pertumbuhan ekonomi  Indonesia melalui UMKM. Seperti diketahui bahwa UMKM memiliki proporsi  sebesar 99,99% dari total pelaku usaha di Indonesia atau sebanyak 56.534.592 unit 

    (Sarfiah et al., 2019). Oleh karena itu perlu sinergisitas untuk mengembangakan  dan mempertahankan. Melalui ViraLink, maka tujuan nasional berupa  pertumbuhan ekonomi melalui UMKM dapat tercapai. Tidak hanya itu, tujuan  dunia berupa Sustainable Development Goals dapat tercapai. Khususnya SDGs  nomor delapan dan tujuh belas. Pada akhirnya ViraLink memiliki impact yang  besar dalam skala nasional maupun dunia. 

    Content is King, but Marketing is Queen and the Queen runs the household” -Gary Vaynerchuk-

    REFERENSI 

    BPS. (2021). Statistik Telekomunikasi Indonesia 2021.  

    Burström, T., Parida, V., Lahti, T., & Wincent, J. (2021). AI-enabled business model innovation and transformation in industrial ecosystems: A framework,  model and outline for further research. Journal of Business Research, 127, 85– 95. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2021.01.016 

    Humaira, F. (2022, July 14). Pemanfaatan Internet oleh Pelaku Usaha Digital.  Katadata. 

    Oleh, D., & Aisyah, S. (2020). Laporan Penelitian Dampak Pandemi Covid-19  Bagi Umkm Serta Strategi E-Marketing Umkm Di Indonesia

    Rahmawati, A. (2021). Manufacturing Authenticity: The Rise of Indonesian Micro Celebrities on Instagram. Jurnal The Messenger, 13(1), 108.  https://doi.org/10.26623/themessenger.v13i1.999 

    Rashad Yazdanifard, A., & Francis Rashad Yazdanifard, D. (2013). The Impact of  Celebrity Endorsement And Its Influence Through Different Scopes On The  Retailing Business Across United States and Asia (Vol. 2, Issue 1).  https://www.researchgate.net/publication/258511563 

    Sadasri, L. M. (2017). Selebriti Mikro Di Media Baru Kajian Presentasi Diri  Dalam Vlog Selebriti Mikro Micro-Celebrity On New Media Self-Presentation  Study On Micro-Celebrity’s Vlog: Vol. Direvisi

    Sarfiah, S., Atmaja, H., & Verawati, D. (2019). UMKM Sebagai Pilar Membangun  Ekonomi Bangsa. Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan), 4(2), 1–189.  https://doi.org/10.31002/rep.v4i2.1952 

    Watters, A. (2023, January 13). 30+ Artificial Intelligence Statistics and Facts for  2023. CompTIA. 

    Zanuar Rifai, & Meiliana, D. (2020). Pendampingan Dan Penerapan Strategi  Digital Marketing Bagi Umkm Terdampak Pandemi Covid-19. BERNAS:  Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(4), 604–609.  https://doi.org/10.31949/jb.v1i4.540


  • 0 comments:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2018 LSP FKIP UNS Kampus VI Kebumen.