Selasa, 12 November 2024

  • Jurnal Karya 2024 "Resensi" #60

     Nama : Amanda Ayu Pramesti 

    Kelas : 4G 

    NIM : K7122025 

    Judul Buku : Jendral Jevano 

    Pengarang : Amanda Audria 

    Penerbit : Akad 

    Terbit : Cetakan Pertama, 2022 

    Tebal : 256 halaman 

    ISBN : 9786235953168 

    Harga : Rp94.500 

    Novel Jendral Jevano adalah novel fiksi karya Amanda Audria, seorang penggemar  musik Korea atau K-Pop yang mengidolakan sebuah boygroup kemudian mengarang cerita  melalui Alternate Universe (AU) yang dipublikasikan media Twitter menggunakan tokoh dari  seorang idol Korea. Kisah Jendral Jevano banyak disukai di semua kalangan terutama para  penggemar K-Pop sehingga dapat rilis menjadi sebuah novel. Novel Jendral Jevano ini  menggunakan alur mundur ( flashback ) mengenai inti konflik yang diceritakan sehingga  pembaca perlu kecermatan agar tidak kebingungan saat membacanya. 

    Satria Jendral dan Samudera Jevano adalah sepasang saudara kembar yang berbeda  kepribadian. Kehidupan mereka terasa sangat lengkap dan sangat sempurna karena memiliki  satu sama lain dalam kehidupan masing-masing. Namun siapa sangka ada sebuah fakta kelam  di masa lalu yang hadir dan menarik salah satu dari mereka menuju ke realitas yang  sesungguhnya. Satria Jendral merupakan sosok pemuda yang berwatak cuek, pandai bergaul,  dan sering dijuluki sebagai cowok cool. Hobi Jendral yaitu bela diri, karena itu dia sering  terlibat tawuran di sekolahnya. Namun, dibalik watak Jendral yang cuek dan gengsi dia  memiliki hati nurani yang baik dimana peduli dengan orang disekitarnya termasuk Jevano  kembaranya. Jevano merupakan kembaran Jeandra yang memiliki watak terbalik dengannya,  dia memiliki watak ceria, cerdas, dan disayang banyak orang. Oleh karena itu, orang tua  mereka kerap kali membedakan anak kembar ini, dimana yang paling sering dibedakan yaitu 

    Jendral karena dia tidak sepintar Jevano sehingga dia ditekan dengan tolak ukur nilai  prestasinya di sekolah. Meskipun diberikan perlakuan yang berbeda orang tua mereka sangat  sayang kepada si kembar, begitu pula sebaliknya. Jendral memiliki tiga orang teman dekat  yaitu Nathan, Hares, dan Rendy yang selalu bersamanya. Berbeda dengan Jevano, dia hanya  mengandalkan Jendral seorang untuk menjadi temannya karena dia seorang yang hanya  menghabiskan waktunya untuk belajar dan membaca novel. 

    Jevano sangat tidak suka apabila Jendral terlibat tawuran bersama tiga temannya  Nathan,Hares,dan Rendy. Puncak konflik novel ini yaitu pada saat tawuran besar yang terjadi  antar sekolah sampai beritanya diliput di media televisi. Peristiwa ini nantinya yang membawa  Jendral mengetahui fakta tentang dirinya dengan Jevano kembarannya. Dalam sebuah  halusinasinya di saat tawuran terjadi Jendral menemukan Jevano dalam kerumunan siswa  tawuran, dia tidak mengira Jevano bersamanya karena kembarannya tidak memiliki  keterampilan bela diri. Dibawah halusinasi Jendral, ada Hares yang melindunginya sehingga  hal itu mengakibatkan Hares luka parah dan dibawa ke rumah sakit. 

    Saat di rumah sakit Nathan dan Rendy kecewa dengan Jendral atas kelalaiannya. Saat  menunggu tindakan di UGD rumah sakit, sebuah kalimat fakta yang menyakitkan keluar dari  mulut Nathan “Cukup ngebayangin kalo Jevano masih ada disini, masih ada sama lo, masih  hidup bareng lo. Cukup Jen, Jevano Udah Gak Ada Jen Sadar.” teriak Nathan pada Jendral.  Kalimat yang keluar dari mulut Nathan membuat dirinya kaget dan kebingungan. Karena shock atas fakta yang didengarnya Jendral merasakan pusing di kepalanya kemudian jatuh pingsan. 

    Jendral terbangun dari mata yang terpejam, apakah yang dialaminya saat ini sebuah  mimpi?. Jendral melihat sekeliling kamarnya ada kedua orangtuanya juga temannya Natahan  dan Rendy. Namun dimana kembarannya, dia tidak melihatnya batin Jendral. Setelahnya dia  bertanya kepada Mamanya “Jevano mana, Ma?”, pertanyaan itu membuat sang ibu menangis  dan berkata bahwa Jevano sudah tiada. “Udahlah, kalo mau surprise gak lucu. Capek  disurprisein sampe pingsan begini.”, Jendral belum sadar akan hal ini lalu mengira bahwa ini  adalah kejutan untuknya, karena hari sebelum tawuran adalah hari dimana mereka berulang  tahun. “Jevano udah pergi bang. Jevano-.”, belum sampai sang ayah menyelesaikan kalimatnya  Jendral marah dan menyuruh semua orang pergi dari kamarnya, hanya tersisa sang dokter. 

    Setelah keadaan Jendral tenang, dia melihat beberapa barang Jevano yang tertata rapi.  Sampai kapan dia harus memahami semua ini?, akhirnya dia menghampiri sang ibu untuk  menceritakan kebenarannya. Dari awal mula yang diceritakan sang Ibu, saat ulang tahun si  kembar yang ke-17 mereka berdua menghabiskan waktu untuk pergi jalan jalan. Aktivitas yang  mereka lakukan bersama membuat energi terkuras sehingga perjalanan pulang hari sudah  semakin sore. Hari itu hanya Jendral yang mengemudi, karena kelelahan dan kurang fokus  mereka menabrak sebuah mobil di depannya sehingga terjadi kecelakaan beruntun di tol. Hal  ini membuat Jendral dan Jevano mengalami kecelakaan berat sehingga dilarikan kerumah sakit. 

    Setelah Jendral bangun dari koma, dia bingung kenapa dirinya ada di rumah sakit. Lalu  dimana Jevano? Dia ada di ruang ICU keadaannya lebih parah dibanding Jendral, tidak  disangka setelah Jendral sadar keadaan Jevano gawat darurat sehingga dokter yang menangani  Jevano menghampiri orang tua mereka. Namun nahas, keadaan Jevano tidak bisa diselamatkan.  Dari peristiwa yang menimpa Jendral Jevano saat itu, Jendral mengalami trauma yang  menyebabkan Jendral terkena demensia asosiatif dimana dia kehilangan ingatan pada saat  kecelakaan dan ingatannya berhenti sebelum kecelakaan terjadi. Namun, dalam hati kecil 

    Jendral dia sadar akan hal itu, sehingga dia sering melakukan hal-hal yang sering dia lakukan  ( recall memories ) bersama Jevano. 

    Setelah mengetahui apa yang dialaminya selama ini, hari-hari Jendral dipenuhi usaha  untuk menerima takdir yang terjadi pada dirinya dan melakukan aktivitas normal seperti  biasanya. Dia mendapatkan dukungan baik dari kedua orang tua beserta temannya Hares,  Nathan dan Rendy. Jendral juga sering berkunjung ke makam Jevano untuk mengobati rasa  rindu kepada kembarannya. Usai menempuh pendidikannya di sekolah menengah keatas,  Jendral memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke London, kota yang Jevano cita-citakan  dari dulu untuk melanjutkan pendidikannya. 

    Novel Jeandra Jevano disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami terdapat  campuran bahasa gaul anak muda di masa sekarang. Cover novel juga sangat artistik dengan  perpaduan warna yang sesuai juga ditambahkan ilustrasi dari tokoh Jendral dan Jevano. Novel  ini menarik karena mengisahkan dinamika hubungan anak kembar yang spesial ditambah  dengan permasalahan keluarga yang kerap ditemukan pembaca di dalam kehidupan. Karakter  dan tokohnya juga realistis karena mencerminkan sikap anak muda terutama anak kembar yang  terkadang berbeda kepribadian. Selain menyajikan kisah yang ringan dan menghibur, novel ini  dapat memberikan pembelajaran yang baik bagi remaja untuk bersikap lebih bijaksana.Namun  juga terdapat kekurangan pada novel ini yaitu terletak pada penyusunan kalimat yang kurang  tepat. Pembaca menemukan ada beberapa kalimat yang kurang efektif, dengan pengulangan  penjelasan di dalam kalimat yang sama, juga penggunaan pilihan kata yang kurang sesuai. Novel ini juga kurang direkomendasikan bagi pembaca yang tidak menyukai alur kisah yang  menyedihkan ( sad ending ). Selain itu, novel ini lebih banyak menyajikan dialog dibandingkan  dengan narasi. Hal ini mungkin dikarenakan format awal kisah ini yang merupakan Alternate  Universe, yang berbentuk percakapan. Narasi yang hanya sedikit ini mungkin kurang sesuai  dengan preferensi sejumlah pembaca. 

    Dari kisah Jendral Jevano, kita dapat mengetahui bahwa kasih sayang antara saudara  itu adalah nyata dan bagaimana kita diajarkan untuk menjalin hubungan baik dan memiliki rasa  peduli antar saudara maupun teman. Setiap individu adalah pribadi yang unik, pribadi yang  spesial, walaupun itu anak kembar sekalipun. Contohnya, seperti Jendral dan Jevano yang  memiliki karakter yang bertolak belakang. Hal ini menjadi sesuatu yang mencirikan bahwa  setiap manusia adalah sosok yang istimewa. Oleh karena itu, kita tidak bisa membandingkan  diri kita dengan orang lain. Sebab, setiap orang itu berbeda, sekalipun hidup di lingkungan  yang sama atau menjalani kegiatan yang sama, penerimaan setiap orang akan berbeda.  Kemudian, dari kisah ini kita dapat belajar bahwa kesuksesan bukan hanya tentang angka atau  nilai. Jika memang keahlian seseorang bukan di bidang yang terkait dengan angka, hal itu perlu  diterima dengan baik. Sebab, dunia ini juga begitu luas dan memiliki banyak bidang yang perlu  dikembangkan, bukan hanya bidang akademis saja.


  • 0 comments:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2018 LSP FKIP UNS Kampus VI Kebumen.