Sabtu, 08 Juli 2023

  • Juara 2 Lomba Esai Nasional SAMRTWEEK 6.0

     NATIONAL ESAI COMPETITION SMARTWEEK 6.0 

    INTEGRATED SYSTEM OF GREEN ENERGY INDUSTRY (INT GEN): PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI TAHU  BERBASIS PROSES INTEGRASI MENJADI GREEN ENERGY GUNA MEWUJUDKAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT  GOALS 2030 

    Disusun Oleh: 

    Universitas Negeri Semarang 

    1. Gema Aditya Mahendra 

    2. Restu Aditia 

    TEKNIK KIMA 

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG  

    2022





    INTEGRATED SYSTEM OF GREEN ENERGY INDUSTRY (INT GEN): PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI TAHU  BERBASIS PROSES INTEGRASI MENJADI GREEN ENERGY GUNA MEWUJUDKAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT  GOALS 2030 

    PENDAHULUAN 

    Kota Semarang saat ini tengah berkomitmen untuk mewujudkan Sustainable  Development Goals sebagai agenda pembangunan untuk keselamatan dan  kehidupan yang layak bagi masyarakat (Sharma et al., 2021). Beberapa pilar  Sustainable Development Goals yang tengah masif digencarkan meliputi; (1)  Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (2)  Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, (3) Pemerataan Pembangunan, serta (4)  Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan. Salah satu  perwujudan dari semua pilar tersebut dapat dilakukan dengan menciptakan circular  bioeconomy bagi industri tahu di Kota Semarang yang berbasis teknologi terapan  dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. 

    Kota Semarang rata-rata memiliki 164 industri tahu mulai dari skala rumah  tangga dengan jumlah pekerja kurang dari 10 orang hingga skala besar dengan lebih  dari 100 pekerja (Faishal et al., 2016). Industri tahu di Kota Semarang rata-rata  dapat menghabiskan sekitar 4,98 ratus ribu ton kedelai setiap tahunnya yang  digunakan untuk pembuatan tahu. Dengan jumlah tersebut, industri tahu dapat  menghasilkan rata-rata 38,9 ribu m³/tahun limbah cair dan sekitar dua ribu ton  limbah padat. Dampak dari jumlah limbah tersebut akan menghasilkan emisi  dengan rata-rata sebanyak sejuta ton yang berbentuk CO2 (Widayat & Hadiyanto,  2016). 

    Pencemaran lingkungan merupakan salah satu permasalahan yang  disebabkan oleh limbah dari produksi tahu. Limbah yang dihasilkan oleh industri  tahu dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu limbah padat dan limbah cair.  Industri tahu umumnya dapat menghasilkan limbah padat sekitar 40% per harinya  dari total kapasitas 200-400kg produksi kedelai. Sedangkan, limbah cair yang  dihasilkan setiap industri berkisar 2.500-5.000 liter per hari (Saenab et al., 2018). 

    Limbah padat tahu memiliki dampak yang kecil terhadap lingkungan karena  sebagian besar limbah tersebut dijual kembali untuk pakan ternak kambing atau  sapi karena kandungan proteinnya masih cukup tinggi (Ega, 2021). Akan tetapi, permasalahan terbesar adalah limbah cair tahu yang dapat meresap ke dalam tanah  dan bercampur dengan air tanah sehingga menimbulkan efek negatif terhadap  lingkungan maupun kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi  industri tahu (Prayitno et al., 2020).

    Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012 memberikan batas  kadar maksimum Biologis Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand  (COD), dan Total Suspended Solid (TSS) perairan Kota Semarang berturut-turut  sebesar 150 mg/L, 275 mg/L, dan 200 mg/L (Perdajateng, 2012). Akan tetapi, pada  Lampiran 1 menunjukkan data kadar BOD dan COD kualitas perairan hasil limbah  lima industri tahu Kota Semarang yang melebihi baku mutu. Selain itu, pada  Lampiran 1 juga menunjukkan informasi jumlah limbah yang dihasilkan dari lima  industri tersebut. Sebagian industri tahu sudah memiliki Instalasi Pengolahan Air  Limbah (IPAL). Namun, kadar BOD dan COD pada kualitas air di lingkungan  industri tersebut masih melewati batas. Hal tersebut dapat terjadi karena limbah  tahu tidak terkonversi secara utuh sehingga masih banyak meninggalkan residu  yang membuat tingginya kadar BOD dan COD pada limbah tahu (Sugianti, 2019).  

    Berdasarkan lingkup formulasi masalah yang telah diuraikan, maka ide yang  ditawarkan dalam menjawab formulasi permasalahan tersebut adalah INT-GENINT-GEN adalah ide pengolahan limbah industri tahu berbasis proses integrasi untuk menghasilkan produk energi hijau dan produk fungsional lainnya. Limbah  tahu baik padat maupun cair memiliki kandungan yang potensial untuk dijadikan  berbagai produk bernilai tinggi. Proses Integrasi dalam ide ini akan memanfaatkan  segala potensi yang terdapat pada limbah padat dan cair dari industri tahu dengan  menjadikannya energi hijau, seperti bioetanol dan biogas (Soukotta et al., 2019),  serta senyawa yang bermanfaat, seperti Medium Chain Fatty Acid (MCFA)  (Scarborough et al., 2018).  

    Produksi biogas dan bioetanol dengan metode sederhana dapat menghasilkan  bahan bakar murah untuk kebutuhan industri tahu atau pasar energi. Selanjutnya,  produksi MCFA dari senyawa organik kompleks dan asam laktat dari kandungan  limbah tahu dapat digunakan oleh industri makanan, kosmetik, dan farmasi . Selain  itu, proses integrasi pada limbah industri tahu dapat menambah nilai ekonomi pada  limbah dengan menghilangkan residu secara utuh sehingga dapat mencapai sistem  nol sampah (zero waste). Dengan begitu gagasan yang ditawarkan dalam esai ilmiah ini sekaligus mendukung ketercapaian Indonesia Emas di tahun 2045.

    PEMBAHASAN 

    1. Konsep INT-GEN dalam Mewujudkan Circular Bioeconomoy Gambar 1. Diagram Konsep INT-GEN 

    Satu ton kedelai dalam pemrosesan industri tahu mampu menghasilkan 600  kg tahu (Wiyono & Baksh, 2015). Hasil pengolahan ini masih terdapat 5.000 L  limbah cair dan 400 kg limbah padat yang mengindikasi sangat berpotensi untuk  dikonversi menjadi bioenergi (Asril et al., 2019; Kaswinarni, 2007). Limbah padat  ini dapat ditransformasikan menjadi 160 liter bioetanol, 50 kg makanan olahan  maupun snack, serta dapat diolah menjadi pakan ternak (Sina et al., 2021; Suryani  et al., 2017; Yekti & Suryaningsih, 2017). Dalam pengoptimalan limbah cair  kedelai tersebut dapat dimanfaatkan menjadi 1,97 kg/hari Medium Chain Fatty Acid dalam anaerobic digestion (Prasetyadi et al., 2018). Produksi ini masih menyisakan  effluent yang dalam proses treatment dapat dibuat menjadi 200 kg pupuk organik  cair yang bisa digunakan untuk pertanian kedelai (Saenab et al., 2018). 

    Dalam anaerobic digestion juga ditemukan adanya gas pengotor berupa  CH4, H2S, CO2, NH3, dan H2 (Harihastuti et al., 2014). Gas ini berpotensi untuk  dapat diolah menjadi berbagai produk melalui treatment pemurnian seperti  chemical scrubbing, pressure swing adsorption, membrane, cryogenic separation, 

    dan proses lainnya (Putra & Sinaga, 2021). Metode tersebut dapat digunakan  menjadi 1.750 biometana yang bermanfaat sebagai kompor listrik dan  menghasilkan daya sebesar 2,36 Wh/hari sebagai heat and electricity (Zahriani &  Sutjahjo, 2017). Selanjutnya, biometana, biohidrogel, dan gas murni lainnya  dengan melalui gas composition treatment dapat dimanfaatkan untuk menunjang  bahan bakar transportasi dan pasar energi (Speight, 2019). Selain itu, dari proses  treatment pemurnian dihasilkan air-CO2 sebanyak 300 liter yang dapat digunakan  kembali untuk pertanian kedelai (Widhiyanuriyawan & Hamidi, 2013). Oleh karena 

    itu, proses integrasi ini disebut dengan model circular bioeconomy yang  mengoptimalkan segala potensi pada limbah tahu untuk dapat dimanfaatkan  sebesar-besarnya demi kemakmuran masyarakat menuju Sustainable Development  Goals. 

    2. Desain Pembangunan INT-GEN 

    Gambar 2. Desain Aksonometri Perancangan Ruang Produksi 

    Gambar 3. Desain Perancangan Area Pabrik 

    Gagasan pengolahan limbah tahu menjadi berbagai produk memerlukan  berbagai ruangan produksi karena aktivitas proses dan teknologi yang digunakan.  Oleh karena itu, desain perancangan pabrik diperlukan sebagai rekomendasi  pembangunan INT-GEN. Gambar 2 menunjukkan desain pembangunan INT-GEN 

    yang terdiri dari beberapa sekat ruangan yang saling terintegrasi satu dengan yang  lain. Bagian ruangan tersebut diantaranya terbagi atas ruang produksi variasi  produk pangan, ruang pengemasan, ruang produksi bioetanol dan pakan ternak,  ruang produksi biogas dan pupuk organik, ruang produksi MCFA, serta ruang  penyimpanan bahan baku. Sementara itu, Gambar 3 menunjukkan desain 

    perancangan area pabrik dengan luas 450 x 100 m2. Area pabrik ini terdiri atas pos  satpam seluas 5 m2, area parkir seluas 50 m2, kantor administrasi seluas 100 m2,  ruang produksi seluas 200 m2, area utilitas seluas 100 m2, bangunan kimia seluas  50 m2, ruang HSE seluas 50 m2, toilet seluas 10 m2, laboratorium seluas 50 m2, dan  area perluasan 100 m2

    3. Analisis Pencapaian Pembangunan INT-GEN 

    3.1 Model Bisnis 

    Model bisnis memiliki tujuan untuk membantu perusahaan atau startup  dalam merancang perencanaan bisnis serta menetapkan dan memvalidasi poin-poin  penting dari lini bisnis, mulai dari aktivitas, sumber daya, hubungan dengan  customer, pendapatan, dan pengeluaran. Jenis model bisnis yang dikembangkan  dalam gagasan ini merupakan model bisnis kanvas. Model bisnis kanvas dari  pengolahan limbah tahu terintegrasi ditunjukkan dalam Lampiran 2.  

    3.2 Analisis SWOT 

    Analisis SWOT ini berfungsi untuk menentukan keberlanjutan kelayakkan  dari target gagasan. Analisis SWOT mengkaji keberlanjutan kelayakkan suatu  target gagasan dari sisi kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman. Analisis  SWOT dari gagasan ditunjukkan pada Lampiran 3

    3.3 Evaluasi Ekonomi 

    Evaluasi ekonomi ini berfungsi untuk menentukan kelayakkan secara  ekonomi berdasarkan beberapa parameter utama yang dianalisis. Metode yang  digunakan untuk menilai evaluasi ekonomi yaitu terdiri dari Net Present Value  (NPV), Break Even Point (BEP), Payback Period (PP), B/C Ratio, Internal Rate of  Return (IRR), dan DF. Lampiran 4 menunjukkan evaluasi ekonomi gagasan  berdasarkan produk. 

    4. Implementasi Pembangunan INT-GEN 

    Implementasi pembangunan INT-GEN ini melibatkan beberapa tahapan.  Tahap awal dilakukan dengan membentuk sebuah start up yang berfokus pada  pembangunan INT-GEN. Start up dibentuk dalam bentuk struktur seperti pada  Lampiran 7. Sedangkan tahap akhir meliputi pendampingan berkelanjutan.  Gambar 4 menunjukkan tahap implementasi beserta jadwal kerja. Sedangkan  Lampiran 6 menunjukkan rincian dari rencana kerja implementasi pembangunan  INT-GEN.


    Pendampingan berkelanjutan Pemantauan rutin plant Evaluasi 

    Pembinaan manajemen Pelatihan operational plant Pembangunan real plant Scale-up plant 

    pilot project 

    Pemetaan lokasi 

    Pencarian dana 

    22 

    19 

    15 

    14 

    12 

    39 

    38 

    37 

    34 

    31 

    Sosialisasi Program Pembuatan Start Up 

    10 

    Belum dilaksanakan Dilaksanakan

    0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 

    Tahun 2022-2025 (bulan ke-) 

    Gambar 4. Rencana Kerja Pengolahan Limbah Tahu Terintegrasi di Kota  Semarang 

    5. Rancangan, Jumlah, Sumber, dan Cara Memperoleh Pendanaan Rancangan dan jumlah pendanaan dalam gagasan ini ditunjukkan pada pada  Lampiran 8. Dana tersebut adalah untuk penelitian dan pengembangan dari awal  produk hingga menghasilkan kesimpulan implementasi. Sementara sumber dana  dapat diperoleh antara lain pihak pemerintah seperti Pemerintah Kota Semarang,  Kementerian Koperasi dan UKM RI, Kementerian Perindustrian RI, serta pihak  swasta baik berupa dana CSR maupun dana investasi. Pendanaan itu dipergunakan  untuk tahap pra pelaksanaan. Adapun tahap pelaksanaan dan pasca pelaksanaan  dapat menggunakan pendanaan dari Program Calon Perusahaan Pemula Berbasis  Teknologi dari Perguruan Tinggi (CPPBT PT), Rispro LPDP - Kementerian  Keuangan, maupun Program Pengabdian Masyarakat DRPM. Selain itu, dana juga  akan diusahakan melalui event pendanaan penelitian dan pengabdian oleh  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang biasanya diadakan setiap tahun.  Semua perolehan dana dilakukan dengan cara pengajuan proposal secara  profesional. 

    7. Pandangan Masa Depan INT-GEN untuk Sustainable Development  Goals 

    Gambar 5. Fase INT-GEN untuk Sustainable Development Goals 

    Gambar 5 menunjukkan pandangan masa depan gagasan INT-GEN dalam  mewujudkan Sustainable Development Goals yang dirangkum dalam future  outlook. Future outlook ini terdiri dari fase pertama hingga fase terakhir. Future  outlook diawali terbentuknya pabrik pengolahan limbah tahu modern di Kota  Semarang. Selanjutnya puncak dari harapan atas implementasi dan realisasi INT 

    GEN yaitu perwujudan empat pilar Indonesia Emas di tahun 2045. 

    PENUTUP 

    Kebutuhan industri tahu terhadap pengolahan limbah tahu sangat diperlukan  agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Perkembangan teknologi industri dalam  rangka Sustainable Development Goals menginspirasi gagasan tentang penggunaan  limbah tahu yang tidak hanya mengatasi permasalahan lingkungan, namun juga  dapat meningkatkan nilai ekonoomi secara berkelanjutan. INT-GEN hadir sebagai  ide pengolahan limbah tahu secara integratif yang dapat menyelesaikan  permasalahan dari limbah tahu dengan menghasilkan berbagai produk fungsional  seperti energi hijau dan produk bermanfaat lainnya. INT-GEN yang ditawarkan  dalam karya tulis ilmiah ini sekaligus mendukung ketercapaian Sustainable  Development Goals. Meski demikian, perkembangan industri akan terus terjadi dan  menuju ke arah yang lebih canggih dan cerdas. Gagasan mengenai pengolahan  limbah tahu masih dapat terus dikembangan dan diteliti lebih lanjut untuk hasil  yang lebih maksimal dan keuntungan yang menjanjikan. Kemajuan teknologi  memungkinkan penggunaan instrumentasi alat yang lebih modern pada pengolahan  limbah tahu secara canggih dan cerdas, sehingga gagasan pengolahan limbah tahu  dapat menjadi sempurna.

    DAFTAR PUSTAKA 

    Asril, M., Oktaviani, I., & Leksikowati, S. (2019). Isolasi Bakteri Indigineous dari  Limbah Cair Tahu dalam Mendegradasi Protein dan Melarutkan Fosfat.  Jurnal Teknologi Lingkungan, 20(1), 67.  

    https://doi.org/10.29122/jtl.v20i1.3132 

    Ega, M. (2021). Efektivitas Ransum Pakan Ternak Dengan Penambahan Ampas  Tahu Dan Eceng Gondok (Eichhornia Crassippes) Terfermentasi Sebagai  Pakan Alternatif Ayam Broiler (Gallus Domesticus) . Doctoral Dissertation,  Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. 

    Faisal, M., Gani, A., Maulana, F., & Daimon, H. (2016). Treatment and utilization  of industrial tofu waste in Indonesia. Asian Journal of Chemistry, 28(3), 501- 507. 

    Harihastuti, N., Purwanti, & Istadi. (2014). Kajian Penggunaan Karbon Aktif dan  Zeolit secara Terintegrasi dalam Pembuatan Biomethane Berbasis Biogas.  Jurnal Riset Industri, 8(1), 65–72. 

    Kaswinarni, F. (2007). Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat Dan Cair Industri  Tahu (Studi Kasus Industri Tahu Tandang Semarang, Sederhana Kendal, dan  Gagak Sipat Boyolali). Tesis, 1–83. 

    Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah  Nomor 5. 2012 Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah  Nomor 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah Untuk Kegiatan  

    Industri. Jawa Tengah. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah.  Prasetyadi, P., Wardani, L. A., & Kusnoputranto, H. (2018). Evaluasi Kinerja  Operasi Sistem Anaerobik Tipe Fixed Bed untuk Pengolahan Limbah Cair  Industri Tahu menjadi Biogas di Kota Probolinggo. Jurnal Teknologi  Lingkungan, 19(1), 61. https://doi.org/10.29122/jtl.v19i1.2624 Prayitno, P., Rulianah, S., & Nurmahdi, H. (2020). Pembuatan Biogas Dari  Limbah Cair Tahu Menggunakan Bakteri Indigeneous. Jurnal Teknik Kimia  Dan Lingkungan, 4(2), 90–95.  

    Putra, B. P., & Sinaga, N. (2021). Tinjauan Ringkas Teknologi Gasifikasi Plasma  dalam Pengolahan Limbah Padat menjadi Energi Baru Terbarukan. Jurnal  Teknik Energi, 17(1), 133–144. 

    Saenab, S., Henie, M., Al, I., Rohman, F., & Arifin, A. N. (2018). Pemanfaatan  Limbah Cair Industri Tahu Sebagai Pupuk Organik Cair ( POC ) Guna  Mendukung Program Lorong Garden ( Longgar ) Kota Makassar. Prosiding  Seminar Nasional Megabiodiversitas Indonesia, 4(1), 31–38. 

    Scarborough, M. J., Lynch, G., Dickson, M., McGee, M., Donohue, T. J., &  Noguera, D. R. (2018). Increasing the economic value of lignocellulosic  stillage through medium-chain fatty acid production. Biotechnology for  Biofuels, 11(1).

    Sharma, H. B., Vanapalli, K. R., Samal, B., Cheela, V. R. S., Dubey, B. K., &  Bhattacharya, J. (2021). Circular economy approach in solid waste  management system to achieve UN-SDGs: Solutions for post-COVID  recovery. Science of The Total Environment, 800, 149605. 

    Sina, I., Harwanto, U. N., & Mubarok, Z. R. (2021). Analisis Pengolahan Limbah  Padat Tahu terhadap Alternatif Industri Pangan Sosis (Grade B). Jurnal  Ilmiah Teknik Kimia, 5(1), 52–60. https://doi.org/10.32493/jitk.v5i1.9193 

    Soukotta, E., Ozsaer, R., & Latuamury, B. (2019). Analisis Kualitas Kimia Air  Sungai Riuapa Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan. Jurnal Hutan Pulau Pulau Kecil, 3(1), 86–96.  

    Speight, J. G. (2019). Process classification. In Natural Gas (Second edi, Issue 1).  Gulf Professional Publishing. https://doi.org/10.1016/b978-0-12-809570- 6.00007-2 

    Sugianti, M. (2019). Kajian Pengolahan Limbah Padat dan Limbah Cair Pabrik  Tahu di Semarang, Jawa Tengah (Doctoral dissertation, Universitas  Muhammadiyah Surakarta). 

    Suryani, Y., Hernaman, I., & Ningsih. (2017). Pengaruh Penambahan Urea dan  Sulfur pada Limbah Padat Bioetanol yang Difermentasi EM-4 terhadap  Kandungan Protein dan Serat Kasar. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu5(1), 13–17. 

    Widayat, W., & Hadiyanto, H. (2016). Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu  Untuk Produksi Biomassa Mikroalga Nannochloropsis Sp Sebagai Bahan  Baku Biodiesel. Reaktor, 15(4), 253.  

    Widhiyanuriyawan, D., & Hamidi, N. (2013). Variasi Temperatur Pemanasan  Zeolite alam-NaOH Untuk Pemurnian Biogas. Jurnal Energi Dan  Manufaktur, 6(1), 53–63.  

    https://ojs.unud.ac.id/index.php/jem/article/view/8024/6053 

    Wiyono, T., & Baksh, R. (2015). Analisis Pendapatan Dan Nilai Tambah Usaha  Tahu Pada Industri Rumah Tangga “Wajianto” Di Desa Ogurandu  Kecamatan Bolano Lambunu Kabupaten Parigi Moutong. Jurnal Agrotekbis3(3), 421–426. 

    Yekti, G. I. A., & Suryaningsih, Y. (2017). Pelatihan Pembuatan Cookies dari  Ampas Tahu Bagi Masyarakat Kelurahan Ardirejo Sebagai Upaya  Pemanfaatan Limbah Padat Pembuatan Tahu. Jurnal Paradharma, 1(1), 28– 34. 

    Zahriani, I. N., & Sutjahjo, D. H. (2017). Pemanfaatan Limbah Nasi Basi Menjadi  Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin6(1), 171–182.

    LAMPIRAN-LAMPIRAN 

    Lampiran 1. Data informasi industri tahu di Kota Semarang 

    L

    /

    g

    m

    D

    O

    C

     

    ,

    D

    O

    B

    1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 

    601 

    491 

    186 152 

    932 

    289 

    BOD 

    COD 

    Baku Mutu BOD 

    Baku Mutu COD

    471 

    320 

    146 99 

    Endang UD Pak Suroso Tandang Lestari Pabrik tahu 

    Nama Industri Tahu  

    Serasih Om Sin 


    No 

    Nama Industri 

    Tahu

    Lokasi 

    (kecamatan)

    Limbah

    Padat (kg) 

    Cair (m³)

    Endang UD 

    Gunungpati 

    10 

    6

    Pak Suroso 

    Gunungpati 

    3

    Tandang 

    Candisari 

    10 

    11

    Lestari 

    Ungaran Barat 

    83 

    47

    Pabrik tahu Serasih Om Sin 

    Bandungan 

    2



    Sumber: Sugianti, 2019 (diolah kembali) 

    10 

    Lampiran 2. Business Model Canvas INT-GEN 

    Sumber : Hasil olahan penulis

    11 

    Lampiran 3. Analisis SWOT dari INT-GEN 

    Kekuatan 

    Bahan baku mudah didapatkan 

    Memberikan nilai penjualan yang tinggi  meski produk dijual murah 

    Memberikan efek bola salju yang besar Gagasan inovatif dan produk yang  dihasilkan variatif

    Kelemahan 

    Biaya investasi mahal 

    Memerlukan banyak  instrumen dan transportasi,  

    sehingga biaya perawatan dan  

    perjalanan mahal

    Kesempatan 

    Membuka kesempatan kerja untuk  banyak orang 

    Membuka kesempatan mitra untuk  berbagai pemangku kepentingan 

    Memiliki tingkat keberlanjutan yang  tinggi

    Ancaman 

    Adanya pesaing dengan raw  material yang lebih baik 

    Produk yang dihasilkan  mudah ditiru 

    Limbah tahu yang terbatas



    Sumber : Hasil olahan penulis

    12 

    Lampiran 4. Evaluasi Ekonomi Produk-Produk INT-GEN 

    Nama Peneliti 

    Nama  

    Produk

    Data Analisis

    NPV 

    DF 

    IRR  

    (%)

    Net  

    B/C

    BEP  

    (%)

    PP  

    (tahu 

    n)

    Da Silva dkk,  (2016) [37]

    Bioetanol 

    51.17 

    4

    18 

    45,2 

    1

    2.05 

    43.21 

    0.3

    Mufarida, N.,  & Probowulan,  D, (2019) [36]

    Pakan  

    Ternak

    45.09 

    8

    16 

    44,5 

    0

    3.12 

    46.42 

    0.1

    Faisal dkk,  

    (2016)

    Camilan 

    41.21 

    1

    18 

    43,7 

    8

    2.54 

    44.95 

    0.2

    Achinas, S., &  Euverink, G,  (2019) [33]

    Biogas 

    43.30 

    2

    20 

    43,6 

    8

    4.56 

    42.91 

    1

    Fernández 

    Delgado dkk,  2022) [34]

    Pupuk  

    Organik

    44.27 

    8

    20 

    46,7 

    6

    3.32 

    45.27 

    1

    Scarborough  

    dkk, (2018)  

    [35]

    MCFA 

    47.42 

    20 

    45.2 

    4

    3.12 

    43.33 

    1



    Keterangan: 

    NPV> 0 : Bisnis layak dijalankan 

    IRR>DF : Bisnis layak dijalankan 

    Net B/C>1 : Bisnis layak dijalankan 

    BEP : Titik pendapatan = modal 

    PP : Waktu dana kembali

    13 

    Lampiran 5. Rincian tahapan kerja dari INT-GEN

    Kegiatan 

    Tujuan 

    Metode  

    Pelaksanaan

    Indikator Keberhasilan

    Tahap Pra Pelaksanaan

    1.  

    Pembuatan start up

    Terciptanya gagasan secara sistematis yang berfokus pada  jasa instalasi sistem integrasi  pengolahan limbah tahu  menuju circular economy 

    Pemanfaatan  

    teknologi informasi  dalam menciptakan  sistem program

    Terbentuknya start-up  dengan berbagai program  unggulan

    2.  

    Sosialisasi  

    program kegiatan 

    Menciptakan pemahaman  yang utuh mengenai gagasan  mulai dari urgensi,  keuntungan, serta manfaat  yang akan didapatkan dari  berbagai pemangku  kepentingan

    Pendekatan secara  persuasif kepada  pemangku  

    kepentingan

    Survei keberhasilan  pemahaman pemangku  kepentingan mengenai  program

    3.  

    Pencarian dana

    Menciptakan kecukupan dana  dalam pembuatan start-up,  pembangunan program, dan  operational plant

    Pendekatan dengan  marketing strategy kepada pihak  investor

    Mendapatkan kas dana  sejumlah rancangan  anggaran belanja

    4.  

    Pemetaan lokasi 

    Mendapatkan informasi  mengenai lokasi yang  potensial untuk dijadikan  tempat penerapan gagasan

    Survei, kajian  eksperimental, dan  analisis

    Titik lokasi potensial  penerapan gagasan

    Tahap Pelaksanaan

    1.  

    Pilot project

    Mengevaluasi dan  mengoptimalkan proses  pengolahan limbah tahu 

    Kajian dan  eksekusi  

    pembangunan  

    pabrik skala kecil

    Memperoleh parameter parameter optimal untuk  menjalankan proses  pengolahan limbah tahu

    2.  

    Scale-up plant

    Melakukan perhitungan dan  analisis untuk pembangunan  plant skala besar

    Kajian dan  eksekusi  

    pembangunan  

    pabrik skala  menengah

    Mendapatkan perhitungan  dan analisis optimal untuk  plant pengolahan skala  besar

    3. Pembangunan  real plant 

    Membangun plant skala besar  mulai dari penentuan vendor  sampai dengan comissioning

    Kajian dan  eksekusi  

    pembangunan  

    pabrik skala besar

    Plant Pengolahan Limbah  Tahu Terintegrasi dapat  beroperasi secara optimal

    4.  

    Pelatihan  

    operational plant

    Memberikan pengenalan dan  pelatihan operasi secara  keseluruhan mengenai plant  gagasan

    Seminar dan  praktik

    Adanya penambahan  keterampilan karyawan  dalam mengoperasikan  plant

    5.  

    Pembinaan  

    manajemen  

    produksi dan  administrasi  

    keuangan

    Memberikan pembinaan  secara berkalan dengan  program yang diusulkan

    Seminar dan  praktik

    Adanya penambahan  keterampilan karyawan  tentang manajemen  produksi dan administrasi  keuangan

    Tahap Pasca Pelaksanaan

    1.  

    Evaluasi 

    Terciptanya operasi terbaik  selama program berlangsung

    Evaluasi dan  Optimasi Proses

    Adanya planning optimal  untuk meminimalisir error

    2.  

    Pemantauan rutin  plant

    Terciptanya controlling  management dalam  pemantauan plant selama  beroperasi

    Plant Controlling  Management 

    Efektivitas plant  controlling management



    14 

    3. Pendampingan  berkelanjutan 

    Terciptanya kemandirian mitra  berdaya dalam menjalankan  program berkelanjutan

    Pendampingan  

    secara periodik

    Adanya sistem  pendampingan mitra  berdaya



    15

    Lampiran 6. Struktur Organisasi Start Up INT-GEN

    Jabatan 

    Kualifikasi

    Upah  

    Pokok  

    (Rp/Bulan)

    Jumlah

    Chief Executive  Officer

    Kualifikasi dibuktikan dengan pengalaman  karir kepemimpinan, sehingga diharapkan  mampu mengoordinir, mengontrol dan dapat  bertanggung jawab penuh atas kelancaran  mitra.

    10.000.000 

    1

    Finance and  

    Administration  Manager

    Kualifikasi dibuktikan dengan pengalaman  karir di bidang keuangan, sehingga  

    diharapkan mampu mengatur arus keuangan  dengan baik mulai dari modal, biaya  produksi, gaji karyawan, dan lain sebagainya  yang berkaitan dengan keuangan.

    5.000.000 

    1

    Corporate  

    Secretary and  

    Legal Service 

    Kualifikasi dibuktikan dengan pengalaman  karir di bidang hukum, sehingga diharapkan  dapat melakukan pengelolaan dokumen  perusahaan, menyelesaikan permasalahan  yang berkaitan dengan hukum korporasi;  serta menjamin ketersediaan informasi  kepada pemangku kepentingans.

    5.000.000 

    1

    Human  

    Resource  

    Development

    Kualifikasi dibuktikan dengan pengalaman  karir di bidang rekruitmen, sehingga  diharapkan dapat mengualifikasi calon  karyawan supaya dapat ditempatkan pada  posisi yang sesuai

    5.000.000 

    1

    Marketing  

    Office Manager

    Kualifikasi dibuktikan dengan pengalaman  karir business marketing, sehingga  

    diharapkan mempunyai strategi marketing  yang baik dan dapat bertanggung jawab atas  pemasaran produk pada pelanggan

    5.000.000 

    1



    16 

    Operation and  Laboratory  

    Manager

    Kualifikasi dibuktikan dengan pengalaman  karir sebagai teknisi, sehingga diharapkan  dapat mengidentifikasi parameter proses,  

    membuat rancangan teknologi, serta  menghasilkan laporan evaluasi  

    perkembangan program

    5.000.000 

    6

    Direct  

    Upstream and  

    Downstream  

    Manager

    Kualifikasi dibuktikan dengan pengalaman  karir manajemen produksi, sehingga  diharapkan dapat bertanggungjawab  

    terhadap alur produksi dari proses awal  hingga akhir, disertai dengan manajemen  produk dan pendampingan terhadap para  pelaku industri tahu

    5.000.000 

    6

    Health Saferty  Environment

    Kualifikasi dibuktikan dengan pengalaman  karir teknisi lingkungan, sehingga  

    diharapkan dapat menjamin keamanan  teknis, keselamatan karyawan, serta  kenyamanan lingkungan sekitar

    5.000.000 

    1



    17

    Lampiran 7. Rancangan Anggaran Belanja INT-GEN

    No 

    Uraian Pekerjaan 

    Spesifikasi 

    Volume

    Harga  

    Satuan  

    (Rp)

    Jumlah Harga  (Rp)

    Biaya Investasi Tetap

    Bak Penampungan  

    Limbah Padat dan Cair

    5.000 L 

    4.250.000 

    8.500.000


    Bangunan 

    1 m² 

    600 

    1.650.000 

    990.000.000

    Set Reaktor Anaerobik  Digester

    5.000 L 

    4.250.000 

    12.750.000

    Set Quality Control  

    Treatment Technology

    Unit 

    9.250.000 

    9.250.000

    Set Separator Machine  Technology

    Unit 

    5.100.000 

    30.600.000

    Set Kerangka Integrasi 

    Unit 

    9.000.000 

    9.000.000

    Mesin Penggilingan 

    Unit 

    3.500.000 

    3.500.000

    Generator Heat &  

    Electricity

    1000 W 

    5.000.000 

    5.000.000

    Set Chemical Scrubbing 

    Unit 

    5.000.000 

    5.000.000

    Set Membrane  

    Technology

    Unit 

    4.000.000 

    20.000.000

    10 

    Set Cryogenic Separation 

    Unit 

    6.000.000 

    6.000.000

    11 

    Compressed Gas Tank 

    50 kg 

    100 

    750.000 

    75.00.000

    12 

    Benchtop Batch Reactor 

    Unit 

    14.500.000 

    14.500.000

    13 

    Kompor Gas 

    Unit 

    100 

    200.000 

    20.000.000

    14 

    Set Alat Pengukuran 

    Unit 

    40 

    650.000 

    26.000.000

    Biaya Bahan Baku (per bulan)

    Limbah Padat Tahu 

    300.000 kg 

    5.000 

    1.500.000.000

    Limbah Cair Tahu 

    850.000 L 

    3.000 

    2.550.000.000

    Aneka Mikroorganisme 

    1 kg 

    75.000 

    20.000 

    1.500.000.000

    Larutan HCl 

    1 L 

    75.000 

    15.000 

    1.125.000.000

    Larutan NaOH 

    1 L 

    75.000 

    15.000 

    1.125.000.000

    Gula /Tetes Tebu 

    1 kg 

    75.000 

    15.000 

    1.125.000.000

    Bumbu produk pangan 

    1 kg 

    25.000 

    100.000 

    2.500.000.000

    Jerigen 

    25 L 

    3.000 

    20.000 

    60.000.000

    Kemasan  

    (plastik/kardus/kayu/baja)

    Unit 

    5.000 

    10.000 

    50.000.000

    10 

    Stiker Produk 

    Unit 

    10.000 

    1.000 

    10.000.000

    Biaya Operasional (per bulan)

    Tenaga Kerja 

    Orang 

    18 

    5.000.000 

    80.000.000

    Jet Pump Air 

    Unit 

    650.000 

    3.250.000

    Listrik 

    2000 VA 

    20 

    4.000.000 

    80.000.000

    TOTAL 

    12.868.350.000



    18 


     


  • 0 comments:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2018 LSP FKIP UNS Kampus VI Kebumen.