Bulan Pukul Dua
Oleh: Surya Agung Wibowo Mugiyo
Bulan pukul dua
Seketika aku bangun bulan bersinar tepat jatuh di
wajahku dari celah awan menembus lubang yang rawan.
Mungkinkah rintik tangis awan telah usai ?
Masih kugenggam suratmu; beraroma rindu yang semu
belum selesai kubaca
Akankah bulan menerima citaku! ”menuai” benih rasa
sejua kehampaan dalam dingin filantropi yang fana
0 comments:
Posting Komentar