Jumat, 12 Januari 2024

  • Jurnal Karya 2023 "Artikel" #47

     ANALISIS PENGGUNAAN TEKNOLOGI BIOPORI SEBAGAI SUMBER  RESAPAN AIR DAN ALAT PEMBUATAN KOMPOS GUNA  MENINGKATKAN KUALITAS TANAH DI DESA ADIKARSO KECAMATAN KEBUMEN 

    Abdul Hamid Sandhi Ardhy 

    Program Studi PSDKU PGSD Kebumen, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 

    email: sandhiardhy@student.uns.ac.id 

    ABSTRAK 

    Perubahan iklim yang terjadi dari musim kemarau menjadi musim penghujan yang  membawa dampaknya. Salah satu dampak yang terasa yaitu banjir dikarenakan  curah hujan yang tinggi. Dampak tersebut terjadi pada salah satu desa pada  Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen yaitu desa Adikarso. Masalah banjir di  Desa Adikarso Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen yang sering terjadi  menjadi salah satu masalah yang serius. Banyak factor yang dapat menyebabkan  banjir yaitu dapat dari factor alam dan manusia. Dalam mengatasi banjir tersbut  salah satunya yaitu penerapan biopori. Biopori dapat berfungsi sebagai media  resapan air yang tidak dapat diserap oleh tanah. Banyak manfaat yang dapat  diperoleh dari biopri dan pembuatan biopori yang sangatlah mudah dilaksanakan.  Hal ini tentu yang diharapkan dapar menjadi solusi untuk pencegahan banjir yang  terjadi di Desa Adikarso.  

    Kata Kunci : Perubahan Iklim, Banjir, Desa Adikarso, Biopori 

    LATAR BELAKANG 

    Dengan berubahnya dari musim kemarau menjadi musim penghujan membuat kita  harus bersiap akan semua hal yang akan terjadi. Karena sesuai dengan namanya  yaitu musim penghujan maka hujan akan terjadi lebih sering. Dan dikarenakan  curah hujan yang tinggi memberikan dampak yang terjadi pada lingkungan sekitar.  Banjir merupakan salah satu dampak yang didapatkan dari curah hujan yang tinggi 

    namun mengarah ke dalam sisi negative. Pengertian banjir menurut Yohana, dkk (2017) adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat adanya penumpukan air yang jatuh  dan tidak dapat ditampung oleh tanah. Sesuai dengan definisinya banjir terjadi  karena air yang menumpuk tetapi tidak dapat ditampung tanah. Namun banjir juga  dapat terjadi akibat dari kelalaian masyarakat yaitu membuang sampah dengan  sembarang yang mengakibatkan penumpukan di sungai sehingga air pun menjadi  meluap, pembangunan jalan yang dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan, dan  aktivitas masyarakat lainnya yang berhubungan dengan lingkungan alam. Banjir  dapat ditanggulangi dengan berbagai solusi tetapi itu membutuhkan kerja sama dari  berbagai pihak terutama Masyarakat setempat. Salah satunya teknologi Biopori  yang dicetuskan oleh R. Kamir Brata seorang Dosen Ilmu Tanah dan Sumber Daya  Lahan Institut Pertanian Bogor. Penulis ambil contoh dari suatu desa dari  Kabupaten Kebumen yaitu Desa Adikarso Kecamatan Kebumen. Pada daerah  tersebut banjir sering terjadi dikarenakan resapan air yang kurang sehingga air  mudah sekali untuk meluap. Banyak factor factor yang mempengaruhi terjadinya  banjir pada desa tersebut. Penulis pun mengambil solusi dengan menggunakan  teknologi Bopori yang telah disebutkan tadi.  

    Biopori adalah lubang resapan air yang ditujukkan untuk mengatasi genangan air  dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Biopori ini memiliki banyak  manfaat dari memaksimalkan daya resap air yang masuk ke dalam tanah, membuat  kompos alami dari sampah organic, mencegah terjadinya erosi tanah. Biopori ini  sangat ramah untuk dibuat pada setiap rumah dikarenakan pembuatan biopori yang  mudah dan tidak membutuhkan tempat yang luas. Dengan penjelasan tentang  Biopori ini lah yang mendasari penulis untuk menggunakan Biopori dalam  mengatasi masalah banjir pada desa Adikarso Kecamatan Kebumen Kabupaten  Kebumen. 

    TUJUAN 

    Dengan menerapkan Biopori ini diharapkan dapat mengatasi masalah tentang banjir  pada desa Adikarso Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen. Alasan memakai  teknologi Biopori ini sesuai yang telah dijelaskan karena Biopori ini sangat ramah 

    bagi rumah tangga buat. Alat dan bahan yang mudah didapatkan sampai lahan yang  dibutuhkan juga kecil. 

    KAJIAN PUSTAKA 

    Banjir merupakan peristiwa dimana daratan yang biasanya kering (bukan daerah  rawa) menjadi tergenang oleh air, hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi  dan kondisi topografi wilayah berupa dataran rendah hingga cekung. Selain itu  terjadinya banjir juga dapat disebabkan oleh limpasan air permukaan (runoff) yang  meluap dan volumenya melebihi kapasitas pengaliran sistem drainase atau sistem  aliran sungai. Terjadinya bencana banjir juga disebabkan oleh rendahnya  kemampuan infiltrasi tanah, sehingga menyebabkan tanah tidak mampu lagi  menyerap air. Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah  hujan yang diatas normal, perubahan suhu, tanggul/bendungan yang bobol,  pencairan salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain (Ligal, 2008).  Menurut Pusat Pritis Kesehatan Kemenkes RI (2018) banjir dibedakan menjadi 5  tipe yaitu Banjir Bandang, Banjir Air, Banjir Lumpur, Banjir Rob, Banjir  Cileunang. Menurut Kodoatie dan Sugiyanto (2002), faktor penyebab terjadinya  banjir dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu banjir alami dan banjir oleh  tindakan manusia. Banjir akibat alami dipengaruhi oleh curah hujan, fisiografi,  erosi dan sedimentasi, kapasitas sungai, kapasitas drainase dan pengaruh air pasang.  Sedangkan banjir akibat aktivitas manusia disebabkan karena ulah manusia yang  menyebabkan perubahan-perubahan lingkungan seperti : perubahan kondisi Daerah  Aliran Sungai (DAS), kawasan pemukiman di sekitar bantaran, rusaknya drainase  lahan, kerusakan bangunan pengendali banjir, rusaknya hutan (vegetasi alami), dan  perencanaan sistim pengendali banjir yang tidak tepat. 

    Biopori adalah lubang terjadi karena adanya aktivitas organisme yang hidup  didalam tanah. Namun karena berkurangnya lahan terbuka dan organisme yang  hidup didalam tanah berkurang maka semakin berkurang juga jumlah biopori alami.  Hal ini menyebabkan jumlah air hujan yang langsung masuk kedalam tanah  semakin berkurang juga. Biopori buatan ini dibuat untuk menambah jumlah air  yang terserap dalam tanah. Teknologi biopori telah dilakukan oleh beberapa 

    peneliti, Kuruniastuti melakukan pengkajian tentang biopori yang mengadopsi  teknologi biopori alam yang berada dikawasan lahan sempit dengan lubang resapan  bekisar 10-30 cm dengan kedalaman 100 cm dan tidak melebihi permukaan tanah  .(Karuniastuti, 2014). Biopori merupakan teknologi sederhana tepat guna multi  fungsi. Bisa untuk resapan air, bisa untuk mengurangi genangan air, bisa untuk  wadah pengomposan, dan tentunya menyuburkan tanah. Selain itu juga teknologi  ini sangat aplikatif karena mudah dan murah lebih sederhana daripada sumur  resapan Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang  resapan air, setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang. Dengan adanya aktivitas  fauna tanah pada lubang resapan maka biopori akan terbentuk dan senantiasa  terpelihara keberadaannya (Suleman et al., 2018). 

    METODE PENELITIAN 

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan partisipatori.  Pendekatan partisipatori yaitu masyarakat dan tim pelaksana bersama-sama  berperan aktif dalam kegiatan ini (Elsie et al., 2017). Hal ini bertujuan untuk  meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan meningkatkan kesejahteraan  masyarakat dalam pemecahan masalah yang di hadapi oleh mitra Masyarakat. 

    Dalam pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu perancangan,  sosialisasi, pembuatan, implementasi, dan evaluasi. 

    HASIL DAN PEMBAHASAN 

    Adapun hasil yang dicapai pada pelaksanaan kegiatan ini dengan metode  pelaksanaan sebagai berikut: 

    1. Identifikasi Masalah 

    Identifikasi masalah dilakukan dengan metode survei. Survei dilakukan di desa  Adikarso dengan seluruh anggota tim penulis. Indentifikasi masalah dilakukan di  lingkungan Masyarakat dikarenakan untuk mengumpulkan data tentang masalah  yang dialami.

    Gambar 1. Dokumentasi Masalah 

    2. Perancangan 

    Biopori adalah lubang terjadi karena adanya aktivitas organisme yang hidup  didalam tanah. Namun karena berkurangnya lahan terbuka dan organisme yang  hidup didalam tanah berkurang maka semakin berkurang juga jumlah biopori alami.  Hal ini menyebabkan jumlah air hujan yang langsung masuk kedalam tanah  semakin berkurang juga. Biopori buatan ini dibuat untuk menambah jumlah air  yang terserap dalam tanah. Teknologi biopori telah dilakukan oleh beberapa  peneliti, Kuruniastuti melakukan pengkajian tentang biopori yang mengadopsi  teknologi biopori alam yang berada dikawasan lahan sempit dengan lubang resapan  bekisar 10-30 cm dengan kedalaman 100 cm dan tidak melebihi permukaan tanah  .(Karuniastuti, 2014) 

    Perancangan teknologi Biopori dapat dilihat pada gambar berikut yang merupakan  bentuk implementasi dari indentifikasi masalah yang didapatkan.

    Gambar 2. Konsep lubang resapan biopori (Karuniastuti, 2014) Link Video Perancangan dan Implementasi :  

    https://youtu.be/ln65_SX8_1U?si=kUuqIxixTb_WwFci 

    3. Monitoring dan Evaluasi 

    Pelaksanaan kegiatan penerapan teknologi biopori dapat dikatakan berjalan dengan  baik dan lancar dengan adanya peran dari Masyarakat yang telah memberikan  banyak bantuan. Antusiasme dan sambutan hangat dari Masyarakat tentang  kegiatan ini sangat baik. Masyarakat juga terlibat dan kooperatif dalam pelaksanaan  kegiatan ini. Proses hasil dari kegiatan ini seharusnya berjalan baik sebagaimana  mestinya yaitu sebagai media penyerap air. Namun dikarenakan dengan waktu  pelaksanaan yang terbatas hasil pengamatan yang didapatkan masih belum banyak  yang diperoleh tim penulis.  

    KESIMPULAN 

    Penerapan Teknologi Biopori pada Desa Adikarso Kecamatan Kebumen  Kabupaten Kebumen telah berhasil dilaksanakan. Hal itu tercantum pada  dokumentasi pembuatan yang tertera. Penerapan Teknologi Biopori merupakan  salah satu solusi yang dapat memecahkan masalah banjir. Teknologi Biopori  sebagai media resapan air dan peningkatan tanah sebagaimana fungsinya sebagai  lubang resapan air sehingga air banjir dapat berkurang. Disamping itu lubang  biopori dapat digunakan sebagai pembuat kompos alami yang berbahan dari  sampah organic dan dapat digunakan untuk hal lain yang membutuhkan. Namun  hasil pengamatan yang diperoleh tidak banyak dikarenakan waktu pelaksanaan  program yang terbatas sehingga tidak dapat menarik kesimpulan tentang manfaat  dari Biopori secara maksimal. 

    UCAPAN TERIMA KASIH 

    Penulis beri ucapkan terhadap semua pihak yang terkait dari Masyarakat Desa  Adikarso yang telah menerima dan mendukung kegiatan tim penulis yang akan  dilaksanakan pada desa tersebut, Tim Penulis yang dapat melaksanakan kegiatan  ini sampai akhir dengan baik, Dosen Mata Kuliah yang memberikan kebebasan 

    dalam pelaksanaan kegiatan yang ingin dilakukan oleh masing masing tim, dan  Rekan-rekan penulis yang mendukung kegiatan ini. 

    DAFTAR PUSTAKA 

    Arifim, Z., dkk. (2020). “Penerapan Teknologi Biopori Untuk Meningkatkan  Ketersedian Air Tanah Serta Mengurangi Sampah Organik Di Desa Puron  Sukoharjo”. Jurnal SEMAR, Vol. 9, No. 2, hal 53-63. 

    Elsie, E., Harahap, I., Herlina, N., Badrun, Y. and Gesriantuti, N. (2017)  ‘Pembuatan Lubang Resapan Biopori Sebagai Alternatif Penanggulangan  Banjir Di Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru’.  Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI, Vol. 1, No. 2, pp. 93–97. 

    Karuniastuti, N. (2014) ‘Teknologi Biopori Untuk Mengurangi Banjir Dan  Tumpukan Sampah Organik’. Jurnal Forum Teknologi, Vol. 04, No. 2, p.  64. 

    Kodoatie, Robert J. dan Sugiyanto, 2002. “Banjir, Beberapa penyebab dan metode  pengendaliannya dalam perspektif Lingkungan”, Pustaka Pelajar,  Yogyakarta. 

    Sebastian, Ligal. 2008. Pendekatan Pencegahan dan PenanggulanganBanjir.  Jurnal Dinamika Teknik Sipil, Volume 8 No.2. Palembang: Fakultas  Teknik, Universitas Sriwidjaja Palembang 

    Suleman, A. R., Bustan, B., Erdiansa, A., Jurusan, D., Sipil, T., Negeri, P. and  Pandang, U. (2018) ‘Pembuatan Lubang Resapan Biopori Sebagai Resapan  Banjir Pada Daerah Genangan Di Kelurahan Buntusu Kota Makassar’.  Prosiding Seminar Hasil Pengabdian (SNP2M), Vol. 2018, No. 2016, pp.  169–174. 

    Yohana, C., Griandini, D. and Muzambeq, S. (2017) ‘Penerapan Pembuatan Teknik  Lubang Biopori Resapan Sebagai Upaya Pengendalian Banjir’. Jurnal  Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM), Vol. 1, No. 2, pp. 296–308.


  • 0 comments:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2018 LSP FKIP UNS Kampus VI Kebumen.