Kamis, 17 Agustus 2023

  • Jurnal Karya 2023 "Makalah" #24

     



    MAKALAH INDIVIDU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    MORAL, ETIKA, DAN AKHLAQ

    Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Dosen Pengampu: Drs. Imam Suyanto, M.Pd.



     


     

    Disusun Oleh:

    Nama        : Husni Marhaini Nim         : K7122147

    Kelas          : 2H No.absen          : 15

     

     

     

     

     

     

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KEBUMEN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN AKADEMIK 2022/2023

     

     

     

    i


    2

     

     

     

     

     

     

     

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah individu ini. Sholawat serta salam kita haturkan kepada teladan kita semua Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam yang telah memberitahu kepada kita jalan yang benar berupa ajaran agama yang sempurna serta menjadi rahmat bagi seluruh alam. Makalah individu ini dengan judul pembahasan Moral, Etika, dan Akhlaq. Usaha dan doa penulis panjatkan kepada Allah SWT semoga pengetahuan yang penulis miliki dapat digunakan dalam proses pembuatan makalah yang penulis buat agar bermanfaat bagi masyarakat umum dan mahasiswa.

    Dalam penyelesaian makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

    1.  Drs. Suhartono, M.Pd., selaku Kepala Prodi PGSD Kebumen FKIP UNS

    2.  Drs. Imam Suyanto, M.Pd., selaku dosen pengampu Pendidikan Agama Islam

    3.  Orang tua penulis yang selalu mendukung dari segi moril dan juga materil

    4.  Teman-teman PGSD Kebumen

    Ucapan terima kasih telah memberikan bimbingan serta materi-materi terkait dengan makalah individu yang penulis buat sehingga dapat memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyusun makalah individu ini. Doa dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah individu ini dengan lancar. Dalam pembuatan makalah individu ini, penulis menyadari banyak kekurangan di dalam makalah individu yang dibuat.

    Untuk itu kritik dan saran penulis terima dengan besar hati jika ada kesalahan dan kekurangan pada makalah individu ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah individu ini. Semoga makalah individu ini dapat bermanfaat bagi masyarakat umum dan mahasiswa.

     

     

     

     

     

     

     

    ii


    iii

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    DAFTAR ISI

     

     

     

    HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

    KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

    DAFTAR ISI..................................................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

    A.     Latar Belakang................................................................................... 1

    B.     Rumusan Masalah.............................................................................. 3

    C.     Tujuan Penelitian............................................................................... 3

    BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 4

    A.     Etika................................................................................................... 4

    B.     Moral.................................................................................................. 8

    C.     Akhlaq............................................................................................. 12

    BAB III PENUTUP......................................................................................... 19

    A.     Simpulan................................................................................................ 19

    B.     Saran...................................................................................................... 19

    DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 20

     

     

     

     

     

     

     

    iii


     

     

     

    BAB I PENDAHULUAN

     

    A.     Latar Belakang Masalah

    Masalah etika, moral dan akhlak adalah hal sangat penting yang menjadi perhatian khusus seluruh bangsa di dunia. Hancurnya bangsa-bangsa besar hampir secara umum dilatar belakangi karena mengalami krisis moral dan nilai-nilai luhur budayanya. Moral atau etika sudah tidak lagi menjadi prioritas bangsa, sehingga hal ini mengakibatkan akan semakin terpuruk dan dipandang rendah oleh bangsa lain. Sehingga adanya moral masyarakat yang semakin remuk dan tak terkendali tersebut salah satunya dapat memunculkan adanya pelanggaran-pelanggaran hukum yang semakin marak. oleh karena itu pentingnya konsep moral dan etika dalam pendidikan islam.

    Dengan berakhlaq mulia, seseorang dapat menyelamatkan orang lain dari dirinya. pengaruh ini selanjutnya akan menyebar dan menyelamatkan kehidupan manusia secara umum, baik di dunia maupun akhirat. Ibnu Rusyd, seorang filosof muslim yang ternama, berkata dalam syairnya: setiap bangsa hanya akan tegak selama masih terdapat akhlaq. Jika akhlaq telah hilang, maka hancur.

    Secara etimologis, menurut Endang Syaifuddin Anshari, etika berarti perbuatan, dan berkaitan dengan kata-kata Khuliq( pencipta) dan Makhluq (yang diciptakan). Akan tetapi, ditemukan juga pengertian etika berasal dari kata jamak dalam bahasa Arab “Akhlaq”. Kata Mufradnya adalah khulqu, yang berarti: sajiyyah : perangai, mur’iiah : budi, thab’in : tabiat, dan adab: adab (kesopanan). Etika pada umumnya diidentikkan dengan moral

     

    1


     

    (moralitas). Meskipun terkait dengan baik-buruk tindakan manusia, etika dan moral memiliki perbedaan pengertian. Secara singkat, jika moral lebih cenderung pada pengertian “nilai   baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia, etika mempelajari tentang baik dan buruk”. Jadi,bisa dikatakan etika berfungsi sebagai teori dan perbuatan baik dan buruk( ethics atau ilm al-akhlaq)   dan moral (akklaq) adalah praktiknya. Sering pula yang dimaksud dengan etika adalah semua perbuatan yang lahir atas dorongan jiwa berupa perbuatan baik maupun buruk. Etika adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari tentang tingkah laku manusia, perkataan etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti adat kebiasaan. Etika adalah sebuah pranata perilaku seseorang atau kelompok orang yang tersusun dari sistem nilai atau norma.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     



     

     

     

    B.     Rumusan Masalah

    1.      Apakah pengertian dari Etika, Moral, dan Akhlaq?

    2.      Bagaimana perbedaan dari Etika, Moral, dan Akhlaq?

     

     

    C.     Tujuan Pembahasan

    1.      Mengidentifikasi pengertian dari Etika, Moral, dan Akhlaq

    2.      Menganalisis perbedaan dari Etika, Moral, dan Akhlaq

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     



    BAB II

    PEMBAHASAN

     

     

    A.     Pengertian dari Etika, Moral, dan Akhlaq

     

     

    1.      Etika

    Etika adalah perilaku tentang apa yang baik dan buruk. Dalam Bahasa Arab etika disebut juga dengan ilmu Akhlak, karena Akhlak juga dipakai untuk menilai perbuatan manusia. Akhlak secara bahasa berasal dari kata khalaqa yang kata asalnya khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.


    ن يو َم القيام  ِة خلُق


    ن المؤ ِم


    ضع في ميزا


    ل ما و


    إن أثقَ


    ش البذيء


    ض الفاح


    هللاَ يُب ِغ ن


    ن وإ


    حسَ


     

    Artinya: “Sesungguhnya perkara yang lebih berat di timbangan amal bagi seorang mu’min adalah akhlak yang baik. Dan Allah tidak menyukai orang yang berbicara keji dan kotor.” (HR At-Tirmidzi)

     

    Etika atau Akhlak memberikan petunjuk kepada manusia bagaimana cara berbuat kebaikan dan menghindari keburukan dengan unsur usaha memaksa diri. Etika dan moral berkaitan dengan jiwa yang memberikan dorongan kepada manusia untuk melakukan suatu perbuatan. Perbuatan yang bernilai karena lahir dari ikhtiar (freewill). Jika perbuatan didasari karena keterpaksaan (majbur) itu tidak memiliki nilai. Perbuatan yang bernilai, yang didasari ikhtiar, dikatakan bernilai karena lahir dari kehendak yang baik, yakni rasa tanggung jawab (taklifi). Taklifi merupakan sebuah perintah yang muncul dari dalam diri tanpa syarat, yang memerintahkan perbuatan.

    Ketika kita temukan dalam diri manusia adanya sesuatu

     

    4


     

    yang bertentangan dengan perbuatan fisik dan bagian-bagian tubuh, baik detail maupun karakteristiknya, sementara sesuatu tersebut mempunyai perbuatannya (sendiri) yang bertentangan dengan perbuatan tubuh dan karakteristiknya, sehingga dalam satu dan lain hal tidak bisa berada bersama-sama dengannya, serta kita temukan bahwa sesuatu tersebut sangat berbeda dengan bentuk-bentuk (`aradh), dan seterusnya berbeda pula dengan tubuh dan bentuk, lantaran yang disebut tubuh itu adalah tubuh dan bentuk itu adalah bentuk, maka kita simpulkan bahwa sesuatu tersebut bukan tubuh, bukan pula bagian dari tubuh, dan bukan pula bentuk. Sebab, sesuatu tersebut tidak bisa berganti- ganti dan tidak pula bisa berubah-ubah. Ia mengetahui segala sesuatu dalam derajat yang sama, tidak pernah menyusut, tidak pernah melemah, dan tidak pernah berkurang.

    Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah perbuatan, sikap, atau tindakan manusia. Pengertian etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan suatu individu dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan dan prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar.

    Pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Penerapan norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di dalam bermasyarakat.


    Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya serta kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial maupun moral, pada setiap individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Atau bisa dikatakan juga bahwa etika


     

    mencakup nilai yang berhubungan dengan akhlak individu terkait benar dan salahnya.

    Etika mempunyai sifat mutlak atau absolut berarti sebuah etika berlaku untuk siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Etika sebagai prinsip yang tidak dapat dinegosiasikan dan tidak pula tergantung dengan dasar moral yang berubah-ubah. Umumnya, etika tetap berlaku meskipun tidak disaksikan oleh siapapun. Hal itu karena etika berkaitan dengan hati nurani dan prinsip hidup manusia yang baik. Pada hakikat, setiap manusia tentu diajarkan berbagai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Maka lambat laun manusia akan mengetahui perkara yang baik dan buruk sehingga akan terbentuk dan tertanam di hatinya. Etika sangat erat kaitannya dengan perilaku, perbuatan, dan tingkah laku suatu individu. Dengan begitu, umumnya, etika akan terbentuk secara alami akibat adanya perilaku, perbuatan, dan tingkah laku dari individu tersebut. Etika bukan hanya diperlukan di lingkungan bermasyarakat saja, melainkan juga di lingkungan profesi. Setiap profesi pasti erat kaitannya dengan etika terkait nilai, norma, dan kewajiban moral. Maka dari itu, setiap anggota suatu profesi harus sadar bahwa pekerjaannya memiliki keterlibatan moral tertentu.


    Jika ditelusuri menurut jenisnya, terdapat dua macam etika yaitu deskriptif dan normatif. Berikut adalah penjelasan informasinya secara singkat. Normatif merupakan jenis yang berusaha untuk menetapkan dan menentukan berbagai macam perbuatan, perilaku, dan sikap ideal yang seharusnya dimiliki oleh setiap pribadi dalam hidup ini. Deskriptif merupakan jenis yang berusaha untuk memandang sebuah sikap dan perilaku individu, serta apa yang seseorang kejar dalam hidup atas perkara yang mempunyai nilai. Dari penjelasan pengertiannya menurut para ahli, bisa disimpulkan bahwa perilaku beretika


     

    adalah dilihat dari sisi baik dan buruknya. Terdapat dua jenis yang dikaji berdasarkan lingkungannya, antara lain individual dan sosial. Berikut adalah informasi lengkapnya. Individual merupakan sebuah etika yang mempunyai kaitan dengan kewajiban dan sikap dari seseorang atas dirinya sendiri. Sosial merupakan jenis yang mempunyai kaitan mengenai sikap dan kewajiban, serta perilaku seseorang sebagai umat manusia. Berdasarkan cakupannya, terdapat dua jenis etika yaitu khusus dan umum. Berikut adalah penjabarannya yang bisa dipahami. Umum, memiliki kaitan dengan situasi maupun kondisi dasar tentang perilaku dan tindakan individu secara etis. Khusus, menjadi suatu implementasi dari asas moral atau prinsip di dalam kehidupan individu secara istimewa. Pendekatan etika adalah pendekatan moralitas yang menonjolkan unsur dan norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Selain adanya pengertian tersebut, ada pula beberapa fungsinya yang perlu Sedulur ketahui. Ini dia daftarnya. Membantu sebuah konsistensi. Sebagai pembeda antara mana yang tidak boleh diubah dan boleh diubah. Untuk menyelidiki dan menganalisis suatu permasalahan dan konflik sampai ke akar-akarnya. Sebagai tempat untuk memperoleh suatu pandangan atau perspektif kritis yang berhadapan langsung dengan banyak moral yang tentunya membingungkan. Berfungsi untuk menyelesaikan permasalahan, baik secara moral maupun secara sosial. Bentuk gagasan yang diperoleh terukur secara sistematis dan kritis. Berguna sebagai orientasi etis serta pandangan yang perlu adanya mengambil suatu sikap yang wajar dalam menghadapi kondisi dan situasi masyarakat yang majemuk. Untuk memperlihatkan dan menunjukkan keterampilan untuk berpikir jernih, yakni suatu kebolehan berpendapat secara rasional dan kritis.


     

     

     

    2.      Moral

    Moral berasal dari Bahasa Latin mores kata jamak dari mos yang berarti adat istiadat. Dalam bahasa Indonesia, moral diterjemahkan dengan arti susila. Yang dimaksud dengan moral ialah sesuai dengan ide-ide umum yang diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan wajar. Jadi sesuai dengan ukuran-ukuran tindakan yang oleh umum diterima dalam lingkungan tertentu dan sudah terlembagakan dalam suatu masyarakat.

    Moral adalah keseluruhan norma yang mengatur tingkah laku manusia di masyarakat untuk melaksanakan perbuatan yang baik dan benar. Objek moral adalah tingkah laku manusia, perbuatan manusia, tindakan manusia, baik secara individual maupun secara kelompok.

    Moral merupakan suatu sikap atau tindakan yang dimiliki tiap individu yang memiliki nilai positif seperti bersopan santun sesuai dengan norma yang ada di suatu masyarakat. Dengan memiliki moral manusia bisa menjalin hubungan yag baik dengan individu yang lain. Secara umum moral merupakan sesuatu yang berhubungan dengan prinsip-prinsip tingkah laku; akhlak, budi pekerti, dan mental, yang membentuk karakter dalam diri seseorang sehingga dapat menilai dengan benar apa yang baik dan buruk.


    ب م ك


    ت و َمن تَا


    َما أُ ِم ْر ك


    ستَ ِق ْم


    فَا


    “Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu & (juga) orang yang bertobat bersamamu.” (QS.Huud:112).

    Menurut Wantah moral merupakan sesuatu yang harus dilakukan atau tidak ada hubungannya dengan kemampuan



     

    untuk menentukan siapa yang benar dan perilaku yang baik dan buruk. Menurut Zainuddin moral merupakan suatu tradisi spiritual untuk melakukan serangkaian standar yang mengatur perilaku orang dan masyarakat. Menurut Sonny moral merupakan suatu patokan yang digunakan oleh masyarakat sebagai penentu tindakan yang baik dan buruk atau masyarakat manusia sebagai manusia. Menurut Maria moral merupakan suatu aturan aturan (rule) mengenai sikap (attitude) dan perilaku manusia (human behavior) sebagai manusia. Menurut Elizabeth moral merupakan suatu kebiasaan, tata cara, dan adat dari suatu peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dalam masyarkat. Menurut Elizabeth moral merupakan suatu kebiasaan, tata cara, dan adat dari suatu peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dalam masyarkat. Menurut Imam moral merupakan karakter yang dicirikan sebagai sesuatu yang baik dalam masyarakat melalui nilai-nilai yang diterapkan bersama. Menurut hurlock merupakan suatu sikap sopan santun, kebiasaan, adat istiadat dan aturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.

    فَا ْذك ُرو ِني أَ ْذك ْرك ْم واشك ُرواْ لي و   تَ ْكفُ ُرون

    “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan Ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada- Ku.” (QS.al-Baqarah:152).

     


    Fungsi moral antara lain: Sebagai upaya menjamin terwujudnya harkat dan martabat pribadi seseorang dan kemanusiaan. Untuk memotivasi manusia agar bersikap dan bertindak dengan penuh kebaikan dan kebajikan yang didasari atas kesadaran kewajiban yang dilandasi moral. Agar dapat menjaga keharmonisan hubungan sosial antar manusia, karena


     

    moral menjadi landasan rasa percaya terhadap sesama. Membuat manusia lebih bahagia secara rohani dan jasmani karena menunaikan fungsi moral sehingga tidak ada rasa menyesal, konflik batin, dan perasaan berdosa atau kecewa. Moral dapat memberikan wawasan masa depan kepada manusia, baik sanksi sosial maupun konsekuensi dalam kehidupan sehingga manusia akan penuh pertimbangan sebelum bertindak. Moral dalam diri manusia juga dapat memberikan landasan kesabaran dalam bertahan dalam setiap dorongan naluri dan keingingan/ nafsu yang mengancam harkat dan martabat pribadi.

     

    قُو َال  هُ   ْو   لَّ ِيناً لَّ َّعَلهُ   َتذَ َّك ُر أَ ْو  َيخشى

    “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan kata-² yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.” (QS.Thaha:44)

     

    Adapun beberapa jenis moral antara lain sebagai berikut: Moral Ketuhanan merupakan semua hal yang berhubungan dengan keagamaan/ religius berdasarkan ajaran agama tertentu dan pengaruhnya terhadap diri seseorang. Wujud moral ketuhanan, misalnya melaksanakan ajaran agama yang dianut dengan sebaik-baiknya. Contohnya: menghargai sesama manusia, menghargai agama lain, dan hidup rukun dengan yang berbeda agama. Moral ideologi dan filsafat merupakan semua hal yang berhubungan dengan semangat kebangsaan, loyalitas kepada cita-cita bangsa dan negara. Wujud moral ideologi dan filsafat, misalnya menjunjung tinggi dasar negara Indonesia yaitu Pancasila. Contohnya: menolak ideologi asing yang ingin mengubah dasar negara Indonesia. Moral Etika dan Kesusilaan merupakan semua hal yang berkaitan dengan etika dan kesusilaan yang dijunjung oleh suatu masyarakat, bangsa, dan negara secara budaya dan tradisi. Wujud moral etika dan


     

    kesusilaan, misalnya menghargai orang lain yang berbeda pendapat, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Contohnya: mengucapkan salam kepada orang lain ketika bertemu atau berpapasan. Moral Disiplin dan Hukum merupakan segala hal yang berhubungan dengan kode etika profesional dan hukum yang berlaku di masyarakat dan negara. Wujud moral disiplin dan hukum, misalnya melakukan suatu aktivitas sesuai dengan aturan yang berlaku. Contohnya: selalu menggunakan perlengkapan yang diharuskan dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas ketika berkendara di jalan raya.

     

    ن ّللاَ  أْ ُم ُرك ْم  َأن ت   ُُّؤدو ْا األَ َمانَات  ِإلَى أَه ِل َها

    “Sungguh, Allah Menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.” (QS.an-Nisa’:58).

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     



     

    Adapun beberapa contoh moral dimasyarakat yakni: Sopan santun merupakan bagian dari perilaku diri yang terekspresi dari kualitas moral sopan santun juga berupa sikap/sifat menghargai sesama manusia terutama yang lebih tua/dituakan seperti menghargai perbedaan pendapat sopan terhadap guru dan orang tua santun kepada teman saling mengasihi. Religius merupakan suatu sikap maupun perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, terbentuknya sikap toleran terhadap keberadaan agama yang berlainan, serta hidup berdampingan dengan rukun antar umat agama yang berbeda keyakinan. beribadah sesuai agama masing masing, bersedekah, membantu orang lain tanpa membeda bedakan agamanya, menyebarkan kebaikan, menjaga ucapan ataupun perbuatan. berkata yang baik dan sopan. Jujur merupakan contoh moral yang didasarkan pada upaya menjadikan pribadi pada diri seseorang sebagai orang yang selalu dapat dipercaya, baik dalam aspek perkataan, lisann maupun tindakan. Toleransi merupakan suatu sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman, yaitu adanya perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, perilaku maupun gagasan orang lain yang berbeda dari dirinya.

    ا أَ ُّي َها الَّ ِذين آ َم ُنواْ اص ِب ُرواْ وصا ِب ُرواْ

    “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu.” (QS.Ali Imran:200).

    3.      Akhlaq

    Akhlaq, berasal dari bahasa Arab jama‟ dari khuluqun yang menurut lughat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi keterkaitan dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta, dan makhluq yang berarti diciptakan. Perumusan pengertian akhlaq



     

    timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khalik dengan makhluk dan makhluk dengan makhluk.

    Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath- Thusi asy-Syafi'i (Imam Ghazali), seorang filsuf dan teologi muslim asal Persia dalam kitab Ihya Ulumuddin (1100an Masehi), menjelaskan bahwa akhlak adalah suatu perangai yang menetap kuat dalam jiwa seseorang, dan merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya, secara mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan maupun direncanakan sebelumnya.

    Perkataan akhlak, berasal dari bahasa Arab jama‟ dari khuluqun yang menurut lughat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi keterkaitan dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta, dan makhluq yang berarti diciptakan. Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khalik dengan makhluk dan makhluk dengan makhluk.

    فَاعف ع ْن ُه ْم واصفَح  ِإن ّللاَ يُ ِحب ا ْل ُمحس ِنين

    “Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka. Sungguh, Allah Menyukai orang- orang yang berbuat baik.” (QS.al-Ma’idah:13).

     


    Menurut istilahnya, akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan. Dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan. Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.


     

     

    ا أَ ُّي َها الَّ ِذين آ َم ُنوا اتَّقُوا ّللاَ    ُوقولُوا   ْوالً س ِديداً

    Wahai orang-² yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah & ucapkanlah perkataan yang benar.” (QS.al-Ahzab:70)

     

    Akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.

    Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat.

    Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.Dalam Encyclopedia Brittanica akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk, seharusnya benar, salah dan sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafat moral.

    َيا أَ ُّي َها الَّ ِذين آ َم ُنواْ اتَّقُواْ ّللاَ وكونُواْ مع الصا ِد ِقين

    “Wahai orang-² yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, & bersamalah kamu dengan orang-² yang benar.” (QS.at- Taubah:119).


     

     

    Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.

    Akhlak bertujuan untuk menjadikan manusia sebagai makhluk yang lebih tinggi dan sempurna, dan membedakannya dari makhluk-makhluk yang lainnya. Menjadi suatu hal yang harus dimiliki oleh manusia agar lebih baik dalam berhubungan baik sesama manusia apalagi kepada Allah sebagai pencipta.Sedangkan pelajaran akhlak atau ilmu akhlak bertujuan mengetahui perbedaan-perbedaan perangai manusia yang baik dan buruk, agar manusia dapat memegang dengan perangai- perangai yang baik dan menjauhkan diri dari perangai-perangai yang jahat, sehingga terciptalah tata tertib dalam pergaulan masyarakat.

    واخ ِفض ج َناحك ل َمن اتَّ َب  َعك من ا ْل ُم ْؤ ِم ِنين

    “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-² yang beriman yg mengikutimu.” (QS.asy-Syuara’:215).

     

    B.     Perbedaan dari Etika, Moral, dan Akhlaq

     

     

    Etika merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani



     

    ethos yang berarti: adat istiadat. Sebagai cabang dari filsafat, maka etika berangkat dari kesimpulan logis dan rasio guna untuk menetapkan ukuran yang sama dan disepakati mengenai sesuatu perbuatan, apakah perbuatan itu baik atau buruk, benar atau salah dan pantas atau tidak pantas untuk dikerjakan.

    Sebagian orang berpendapat bahwa etika sama dengan akhlak. Persamaan itu memang ada, karena keduanya membahas masalah baik buruknya tingkah laku manusia. Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh manusia di setiap waktu dan tempat dengan ukuran tingkah laku yang baik dan buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal fikiran. Akan tetapi dalam usaha mencapai tujuan itu, etika mengalami kesulitan, karena pandangan masing-masing golongan di dunia ini tentang baik dan buruk mempunyai ukuran atau kriteria yang berlainan.

    Setiap golongan mempunyai konsepsi sendiri-sendiri. Adapun perkataan akhlak, berasal dari   bahasa Arab jama‟ dari khuluqun yang menurut lughat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi keterkaitan dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta, dan makhluq yang berarti diciptakan. Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khalik dengan makhluk dan makhluk dengan makhluk. Sementara perkataan moral berasal dari Bahasa Latin mores kata jamak dari mos yang berarti adat istiadat. Dalam bahasa Indonesia, moral diterjemahkan dengan arti susila. Yang dimaksud dengan moral ialah sesuai dengan ide-ide umum yang diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan wajar. Jadi sesuai dengan ukuran- ukuran tindakan yang  oleh  umum diterima dalam  lingkungan

    16


     

    tertentu dan sudah terlembagakan dalam suatu masyarakat.

    Ketiga istilah di atas merupakan istilah-istilah yang banyak dipakai untuk mengungkapkan makna yang serupa atau hampir sama. Para peneliti etika secara sadar banyak menyebutkan etika sebagai moral atau juga akhlaq. Filsafat moral disebut juga filsafat akhlak dan sebagainya. Istilah-istilah di atas yang maknanya disamaratakan pada dasarnya tetap memiliki perbedaan, karena dalam segi semantik dapat diketahui bahwa setiap kata pada dasarnya memiliki karakteristik arti atau makna tersendiri yang membedakannya dengan kata lainnya. Karena apabila ada dua kata atau lebih, memiliki makna sama maka akan ada pemubaziran dalam berbahasa. Untuk dapat membedakannya maka dapat diketahui bahwa etika menetapkan ukuran sesuatu bertitik tolak dari akal fikiran, tidak dari agama. Di sini letak perbedaannya dengan akhlak dalam pandangan Islam. Dalam pandangan Islam, ilmu akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk berdasarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Ajaran etika Islam   sesuai   dengan   fitrah   akal dan fikiran yang lurus.

    Sementara perbedaannya antara moral dan etika, yakni etika lebih banyak bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis. Jika kita boleh menarik garis batas antara moraldan etika, maka moral adalah aturan-aturan normative (dalam bahasa agama Islam disebut akhlak) yang berlaku dalam suatu masyarakat tertentu yang terbatas oleh ruang dan waktu. Penerapan tata moral dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat tertentu menjadi bidang kajian antropologi, sedang etika adalah bidang kajian filsafat. Realitas moral dalam kehidupan masyarakat yang terjernihkan lewat studi kritis (criticalstudies) adalah wilayah yang


     

    dibidangi oleh etika. Jadistudi kritis terhadap moralitas menjadi wilayah etika, sehingga moral tidak lain   adalah objek material daripada etika.Berbeda dari etika (filsafat moral), maka akhlak lebih dimaksudkan sebagai suatu “paket” atau “produkjadi” yang bersifat normatif-mengikat, yang harus diterapkan dan direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim, tanpa perlu mempertanyakan dan menyelidiki secara kritis terlebih dahulu.

    Akhlak atau moralitas adalah   merupakan seperangkat tata nilai yang “sudah jadi” dan “siap pakai” tanpa dibarengi, bahkan menghindari studi kritis. Sedangkan etika justru sebaliknya, bertugas untuk mempertanyakan secara kritis rumusan-rumusan masa lalu yang sudah menggumpal dan mengkristal dalamlapisan masyarakat. Dalam bahasa Indonesia, selain menyerap istilah etika, moral dan akhlak, juga digunakan beberapa perkataan yang makna dan tujuannya sama atau hampir sama, yaitu tata susila,kesusilaan,   budi   pekerti, sopan santun, adab, perangai dan tingkah laku atau kelakuan. Sebagai cabang dari filsafat, maka etika berangkat dari kesimpulan logis dan rasio guna untuk menetapkan ukuran yang sama dan disepakati mengenai sesuatu perbuatan, apakah perbuatan itu baik atau buruk, benar atau salah dan pantas atau tidak  pantas untuk dikerjakan.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     



    BAB III PENUTUP

     

     

    A.     Simpulan

     

     

    1.      Etika adalah perilaku tentang apa yang baik dan buruk. Dalam Bahasa Arab etika disebut juga dengan ilmu Akhlak, karena Akhlak juga dipakai untuk menilai perbuatan manusia. Moral adalah keseluruhan norma yang mengatur tingkah laku manusia di masyarakat untuk melaksanakan perbuatan yang baik dan benar. akhlaq timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik   antara   khalik dengan  makhluk dan makhluk dengan makhluk.

    2.      Pada dasarnya tetap memiliki perbedaan, karena dalam segi semantik dapat diketahui bahwa setiap kata pada dasarnya memiliki karakteristik arti atau makna tersendiri yang membedakannya dengan kata lainnya. Karena apabila ada dua kata atau lebih, memiliki makna sama maka akan ada pemubaziran dalam berbahasa. Untuk dapat membedakannya maka dapat diketahui bahwa etika menetapkan ukuran sesuatu bertitik tolak dari akal fikiran, tidak dari agama. Di sini letak perbedaannya dengan akhlak dalam pandangan Islam. Perbedaannya antara moral dan etika, yakni etika lebih banyak bersifat teori, sedangkan moral   lebih   banyak bersifat praktis.

    B.   Saran

     

     

    1.   Diperlukan kajian lebih lanjut dalam pemahaman mengenai Etika, Moral, dan Akhlaq.

    2.   Diperlukan evaluasi terhadap pembahasan mengenai Etika, Moral, dan Akhlaq.

    19


     

    DAFTAR PUSTAKA

     

     

    Abdullah, F. (2020). Konsepsi Ibnu Miskawih Tentang Moral, Etika, dan Akhlak serta Relevansinya bagi pendidikan islam. Journal of Research and Thought of Islamic Education.

    Bahri, S. (2022). Pendidikan Akhlak Anak dalam Perspektif Imam Al-Ghazali. At- Tadzkir: Islamic Education Journal, 23-41.

    Wahyuningsih, S. (2022). Konsep Etika Dalam Islam. JURNAL AN-NUR: Kajian Ilmu-Ilmu Pendidikan dan Keislaman, 8.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     



     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    21

  • 0 comments:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2018 LSP FKIP UNS Kampus VI Kebumen.