MAKALAH INDIVIDU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MORAL, ETIKA, DAN AKHLAQ
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Dosen Pengampu: Drs. Imam Suyanto, M.Pd.
Disusun Oleh:
Nama : Husni Marhaini Nim : K7122147
Kelas : 2H No.absen : 15
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KEBUMEN FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN AKADEMIK 2022/2023
i
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur
kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah individu ini. Sholawat serta salam kita
haturkan kepada teladan kita semua Nabi Muhammad
Shallallahu `alaihi Wa Sallam yang telah memberitahu kepada kita jalan yang benar berupa ajaran agama yang
sempurna serta menjadi rahmat bagi seluruh
alam. Makalah individu ini dengan judul pembahasan Moral, Etika, dan Akhlaq.
Usaha dan doa penulis panjatkan
kepada Allah SWT semoga pengetahuan yang penulis miliki dapat digunakan
dalam proses pembuatan
makalah yang penulis
buat agar bermanfaat bagi masyarakat umum dan mahasiswa.
Dalam
penyelesaian makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Drs. Suhartono, M.Pd., selaku Kepala Prodi PGSD Kebumen FKIP UNS
2. Drs. Imam Suyanto,
M.Pd., selaku dosen pengampu
Pendidikan Agama Islam
3. Orang tua penulis yang selalu mendukung dari segi
moril dan juga materil
4. Teman-teman PGSD Kebumen
Ucapan
terima kasih telah memberikan bimbingan
serta materi-materi terkait dengan makalah individu yang
penulis buat sehingga dapat memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyusun makalah
individu ini. Doa dan dukungan
yang telah diberikan
kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan makalah
individu ini dengan lancar. Dalam pembuatan makalah
individu ini, penulis
menyadari banyak kekurangan di dalam makalah
individu yang dibuat.
Untuk
itu kritik dan saran penulis
terima dengan besar hati jika ada kesalahan dan kekurangan pada makalah
individu ini. Akhir kata penulis ucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah individu
ini. Semoga makalah
individu ini dapat bermanfaat bagi masyarakat umum
dan mahasiswa.
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.............................................................................. 3
C.
Tujuan Penelitian............................................................................... 3
A. Etika................................................................................................... 4
B. Moral.................................................................................................. 8
C. Akhlaq............................................................................................. 12
A.
Simpulan................................................................................................ 19
B.
Saran...................................................................................................... 19
iii
BAB I PENDAHULUAN
Masalah etika, moral dan akhlak adalah
hal sangat penting yang menjadi
perhatian khusus seluruh bangsa di dunia. Hancurnya bangsa-bangsa besar hampir secara umum dilatar belakangi
karena mengalami krisis moral dan
nilai-nilai luhur budayanya. Moral atau etika
sudah tidak lagi menjadi prioritas bangsa, sehingga hal ini mengakibatkan akan semakin terpuruk dan
dipandang rendah oleh bangsa lain. Sehingga adanya moral masyarakat yang semakin remuk dan tak terkendali tersebut
salah satunya dapat memunculkan adanya pelanggaran-pelanggaran hukum yang semakin marak. oleh karena itu pentingnya
konsep moral dan etika dalam pendidikan islam.
Dengan
berakhlaq mulia, seseorang
dapat menyelamatkan orang
lain dari dirinya.
pengaruh ini selanjutnya akan menyebar dan menyelamatkan kehidupan
manusia secara umum, baik di dunia
maupun akhirat. Ibnu Rusyd, seorang filosof muslim yang ternama, berkata dalam syairnya: setiap bangsa hanya akan tegak selama masih terdapat
akhlaq. Jika akhlaq telah hilang,
maka hancur.
Secara
etimologis, menurut Endang Syaifuddin Anshari,
etika berarti perbuatan, dan berkaitan dengan kata-kata
Khuliq( pencipta) dan Makhluq (yang diciptakan). Akan tetapi, ditemukan juga pengertian etika berasal dari kata jamak
dalam bahasa Arab “Akhlaq”. Kata Mufradnya adalah khulqu,
yang berarti: sajiyyah : perangai, mur’iiah
: budi, thab’in : tabiat,
dan adab: adab (kesopanan). Etika
pada umumnya diidentikkan dengan moral
1
(moralitas). Meskipun terkait
dengan baik-buruk tindakan
manusia, etika dan moral memiliki
perbedaan pengertian. Secara singkat,
jika moral lebih cenderung pada
pengertian “nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia,
etika mempelajari tentang baik dan
buruk”. Jadi,bisa dikatakan etika berfungsi sebagai
teori dan perbuatan baik dan buruk( ethics atau ilm
al-akhlaq) dan moral (akklaq) adalah praktiknya. Sering pula yang dimaksud dengan
etika adalah semua perbuatan
yang lahir atas dorongan jiwa berupa perbuatan baik maupun buruk. Etika adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari tentang
tingkah laku manusia, perkataan etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos
yang berarti adat kebiasaan.
Etika adalah sebuah pranata perilaku seseorang
atau kelompok orang yang tersusun dari sistem nilai atau norma.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian dari Etika, Moral, dan Akhlaq?
2.
Bagaimana perbedaan
dari Etika, Moral, dan Akhlaq?
C. Tujuan Pembahasan
1.
Mengidentifikasi pengertian dari Etika, Moral, dan Akhlaq
2.
Menganalisis perbedaan dari Etika, Moral,
dan Akhlaq
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dari Etika,
Moral, dan Akhlaq
1.
Etika
Etika
adalah perilaku tentang
apa yang baik dan buruk.
Dalam Bahasa Arab etika disebut
juga dengan ilmu Akhlak, karena Akhlak juga dipakai untuk menilai
perbuatan manusia. Akhlak secara bahasa berasal
dari kata khalaqa
yang kata asalnya khuluqun yang berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.
ن يو َم القيام ِة خلُق
ن المؤ ِم
ضع في ميزا
ل ما و
إن أثقَ
ش البذيء
ض الفاح
هللاَ يُب ِغ ن
ن وإ
حسَ
Artinya: “Sesungguhnya perkara yang lebih berat
di timbangan amal bagi seorang
mu’min adalah akhlak yang baik. Dan Allah tidak menyukai
orang yang berbicara
keji dan kotor.” (HR At-Tirmidzi)
Etika atau Akhlak memberikan petunjuk
kepada manusia bagaimana cara berbuat
kebaikan dan menghindari keburukan dengan
unsur usaha memaksa diri. Etika dan moral berkaitan dengan jiwa yang memberikan dorongan kepada manusia untuk melakukan suatu perbuatan. Perbuatan yang
bernilai karena lahir dari ikhtiar
(freewill). Jika perbuatan
didasari karena keterpaksaan (majbur) itu tidak memiliki
nilai. Perbuatan yang bernilai, yang didasari ikhtiar, dikatakan bernilai karena lahir dari kehendak yang baik, yakni rasa tanggung jawab (taklifi). Taklifi merupakan sebuah perintah yang
muncul dari dalam diri tanpa syarat, yang memerintahkan perbuatan.
Ketika kita temukan dalam diri manusia
adanya sesuatu
4
yang bertentangan dengan perbuatan fisik dan bagian-bagian tubuh, baik detail maupun karakteristiknya, sementara sesuatu tersebut mempunyai perbuatannya (sendiri)
yang bertentangan dengan perbuatan
tubuh dan karakteristiknya, sehingga dalam satu
dan lain hal tidak bisa berada bersama-sama dengannya, serta kita temukan
bahwa sesuatu tersebut
sangat berbeda dengan bentuk-bentuk (`aradh),
dan seterusnya berbeda
pula dengan tubuh dan bentuk,
lantaran yang disebut tubuh itu adalah tubuh
dan bentuk itu adalah bentuk, maka kita simpulkan bahwa sesuatu tersebut bukan tubuh, bukan pula bagian dari tubuh, dan bukan pula bentuk. Sebab, sesuatu tersebut
tidak bisa berganti- ganti dan tidak
pula bisa berubah-ubah. Ia mengetahui segala
sesuatu dalam derajat yang sama, tidak pernah menyusut, tidak pernah
melemah, dan tidak pernah berkurang.
Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari
bahasa Yunani ethos yang artinya
tampak dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya
adalah perbuatan, sikap, atau tindakan manusia. Pengertian etika secara
khusus adalah ilmu tentang sikap dan
kesusilaan suatu individu dalam lingkungan pergaulannya
yang kental akan aturan dan prinsip terkait tingkah laku yang dianggap
benar.
Pengertian etika secara umum adalah aturan,
norma, kaidah, ataupun
tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau
asas suatu individu dalam melakukan perbuatan
dan tingkah laku. Penerapan
norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya
individu di dalam bermasyarakat.
Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya serta kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial maupun moral, pada setiap individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Atau bisa dikatakan juga bahwa etika
mencakup nilai yang berhubungan dengan akhlak individu
terkait benar dan salahnya.
Etika mempunyai sifat mutlak atau
absolut berarti sebuah etika berlaku
untuk siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Etika sebagai prinsip yang tidak dapat dinegosiasikan dan tidak pula tergantung dengan dasar moral yang berubah-ubah. Umumnya, etika tetap berlaku meskipun tidak disaksikan oleh siapapun. Hal itu karena etika berkaitan
dengan hati nurani dan prinsip hidup
manusia yang baik. Pada hakikat, setiap manusia tentu diajarkan berbagai
hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Maka lambat laun manusia akan
mengetahui perkara yang baik dan
buruk sehingga akan terbentuk dan tertanam di
hatinya. Etika sangat erat kaitannya dengan perilaku, perbuatan, dan tingkah laku suatu individu. Dengan
begitu, umumnya, etika akan
terbentuk secara alami akibat adanya perilaku, perbuatan, dan tingkah laku dari individu
tersebut. Etika bukan hanya diperlukan di lingkungan bermasyarakat
saja, melainkan juga di lingkungan
profesi. Setiap profesi pasti erat kaitannya dengan etika terkait nilai, norma, dan kewajiban moral. Maka dari itu, setiap anggota suatu profesi harus sadar bahwa pekerjaannya memiliki
keterlibatan moral tertentu.
Jika ditelusuri menurut jenisnya, terdapat dua macam etika yaitu deskriptif dan normatif. Berikut adalah penjelasan informasinya secara singkat. Normatif merupakan jenis yang berusaha untuk menetapkan dan menentukan berbagai macam perbuatan, perilaku, dan sikap ideal yang seharusnya dimiliki oleh setiap pribadi dalam hidup ini. Deskriptif merupakan jenis yang berusaha untuk memandang sebuah sikap dan perilaku individu, serta apa yang seseorang kejar dalam hidup atas perkara yang mempunyai nilai. Dari penjelasan pengertiannya menurut para ahli, bisa disimpulkan bahwa perilaku beretika
adalah
dilihat dari sisi baik dan buruknya. Terdapat dua jenis yang dikaji berdasarkan lingkungannya, antara lain individual dan sosial. Berikut
adalah informasi lengkapnya. Individual merupakan sebuah etika yang mempunyai kaitan dengan kewajiban dan sikap dari seseorang atas
dirinya sendiri. Sosial merupakan
jenis yang mempunyai kaitan mengenai sikap dan
kewajiban, serta perilaku
seseorang sebagai umat manusia. Berdasarkan cakupannya, terdapat dua jenis
etika yaitu khusus dan umum. Berikut
adalah penjabarannya yang bisa dipahami. Umum,
memiliki kaitan dengan situasi maupun kondisi dasar tentang perilaku dan tindakan individu
secara etis. Khusus,
menjadi suatu implementasi dari asas moral atau prinsip
di dalam kehidupan
individu secara istimewa.
Pendekatan etika adalah
pendekatan moralitas yang menonjolkan unsur dan norma yang berlaku
dalam kehidupan bermasyarakat. Selain adanya
pengertian tersebut, ada pula beberapa fungsinya yang perlu Sedulur ketahui.
Ini dia daftarnya. Membantu sebuah konsistensi. Sebagai
pembeda antara mana yang tidak boleh diubah dan boleh diubah. Untuk menyelidiki
dan menganalisis suatu permasalahan dan konflik sampai ke akar-akarnya. Sebagai tempat untuk memperoleh suatu pandangan atau perspektif kritis yang berhadapan langsung dengan banyak moral yang tentunya membingungkan. Berfungsi untuk menyelesaikan permasalahan, baik secara
moral maupun secara sosial. Bentuk
gagasan yang diperoleh terukur secara sistematis dan kritis. Berguna sebagai orientasi etis serta pandangan yang perlu adanya mengambil
suatu sikap yang wajar dalam menghadapi kondisi
dan situasi masyarakat yang majemuk. Untuk memperlihatkan dan menunjukkan keterampilan untuk berpikir jernih,
yakni suatu kebolehan
berpendapat secara rasional
dan kritis.
2. Moral
Moral
berasal dari Bahasa Latin mores kata jamak dari mos yang berarti
adat istiadat. Dalam bahasa Indonesia, moral diterjemahkan dengan arti susila. Yang dimaksud dengan moral ialah sesuai dengan
ide-ide umum yang diterima tentang
tindakan manusia, mana yang baik dan wajar. Jadi sesuai dengan ukuran-ukuran tindakan yang oleh umum
diterima dalam lingkungan tertentu dan sudah
terlembagakan dalam suatu masyarakat.
Moral
adalah keseluruhan norma yang mengatur tingkah laku manusia di masyarakat untuk melaksanakan perbuatan yang baik dan benar. Objek moral adalah tingkah
laku manusia, perbuatan
manusia, tindakan manusia,
baik secara individual maupun secara kelompok.
Moral merupakan suatu sikap atau
tindakan yang dimiliki tiap individu
yang memiliki nilai positif seperti bersopan santun sesuai dengan norma yang ada di suatu masyarakat. Dengan
memiliki moral manusia
bisa menjalin hubungan
yag baik dengan individu yang lain. Secara umum
moral merupakan sesuatu yang berhubungan dengan
prinsip-prinsip tingkah laku; akhlak, budi pekerti, dan mental, yang membentuk karakter
dalam diri seseorang sehingga dapat menilai dengan benar apa yang baik
dan buruk.
ب م ك
ت و َمن تَا
َما أُ ِم ْر ك
ستَ ِق ْم
فَا
“Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu
& (juga) orang yang bertobat bersamamu.” (QS.Huud:112).
Menurut
Wantah moral merupakan
sesuatu yang harus dilakukan atau tidak ada hubungannya dengan
kemampuan
untuk menentukan siapa
yang benar dan perilaku yang baik dan buruk. Menurut
Zainuddin moral merupakan
suatu tradisi spiritual untuk melakukan serangkaian
standar yang mengatur perilaku orang dan masyarakat. Menurut Sonny moral merupakan suatu patokan yang digunakan oleh masyarakat sebagai penentu tindakan yang baik dan
buruk atau masyarakat manusia sebagai
manusia. Menurut Maria moral merupakan
suatu aturan aturan (rule) mengenai sikap (attitude) dan perilaku manusia (human behavior) sebagai manusia.
Menurut Elizabeth moral merupakan
suatu kebiasaan, tata cara, dan adat dari suatu peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dalam masyarkat. Menurut
Elizabeth moral merupakan suatu kebiasaan, tata cara, dan adat dari suatu peraturan perilaku yang telah menjadi
kebiasaan bagi anggota suatu budaya dalam masyarkat. Menurut Imam moral
merupakan karakter yang dicirikan sebagai sesuatu yang baik dalam masyarakat melalui nilai-nilai yang
diterapkan bersama. Menurut hurlock
merupakan suatu sikap sopan santun,
kebiasaan, adat istiadat dan aturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan
bagi anggota suatu budaya.
فَا ْذك ُرو ِني أَ ْذك ْرك ْم واشك ُرواْ لي و تَ ْكفُ ُرون
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan Ingat kepadamu.
Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada- Ku.” (QS.al-Baqarah:152).
Fungsi moral antara lain: Sebagai upaya menjamin terwujudnya harkat dan martabat pribadi seseorang dan kemanusiaan. Untuk memotivasi manusia agar bersikap dan bertindak dengan penuh kebaikan dan kebajikan yang didasari atas kesadaran kewajiban yang dilandasi moral. Agar dapat menjaga keharmonisan hubungan sosial antar manusia, karena
moral menjadi landasan rasa percaya terhadap sesama.
Membuat manusia lebih bahagia secara rohani dan jasmani karena
menunaikan fungsi moral sehingga tidak ada rasa menyesal, konflik batin, dan perasaan berdosa atau
kecewa. Moral dapat memberikan
wawasan masa depan kepada manusia, baik sanksi
sosial maupun konsekuensi dalam kehidupan sehingga manusia akan penuh pertimbangan sebelum bertindak.
Moral dalam diri manusia juga dapat memberikan landasan kesabaran dalam bertahan
dalam setiap dorongan naluri dan keingingan/ nafsu yang mengancam harkat
dan martabat pribadi.
قُو َال هُ ْو لَّ ِ’يناً لَّ َّعَلهُ َتذَ َّك ُر أَ ْو َيخشى
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan kata-² yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.” (QS.Thaha:44)
Adapun beberapa jenis moral antara lain sebagai berikut: Moral Ketuhanan merupakan
semua hal yang berhubungan dengan keagamaan/ religius berdasarkan
ajaran agama tertentu dan pengaruhnya terhadap diri seseorang. Wujud moral ketuhanan,
misalnya melaksanakan ajaran agama yang dianut
dengan sebaik-baiknya. Contohnya: menghargai sesama manusia, menghargai agama lain, dan hidup
rukun dengan yang berbeda agama. Moral
ideologi dan filsafat merupakan semua hal
yang berhubungan dengan semangat kebangsaan, loyalitas kepada cita-cita bangsa dan negara. Wujud moral ideologi dan filsafat,
misalnya menjunjung tinggi dasar negara Indonesia yaitu Pancasila. Contohnya: menolak
ideologi asing yang ingin mengubah
dasar negara Indonesia. Moral Etika dan Kesusilaan merupakan semua hal yang berkaitan
dengan etika dan kesusilaan
yang dijunjung oleh suatu masyarakat, bangsa, dan negara secara budaya
dan tradisi. Wujud moral etika
dan
kesusilaan, misalnya menghargai orang lain yang berbeda pendapat, baik dalam perkataan maupun
perbuatan. Contohnya: mengucapkan salam kepada orang lain ketika bertemu atau berpapasan.
Moral Disiplin dan Hukum merupakan segala hal
yang berhubungan dengan kode etika profesional dan hukum yang berlaku di masyarakat dan negara.
Wujud moral disiplin dan hukum,
misalnya melakukan suatu aktivitas sesuai dengan aturan yang berlaku.
Contohnya: selalu menggunakan perlengkapan yang diharuskan dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas
ketika berkendara di jalan
raya.
ن ّللاَ أْ ُم ُرك ْم َأن ت ُُّؤدو ْا األَ َمانَات ِإلَى أَه ِل
َها
“Sungguh, Allah
Menyuruhmu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya.” (QS.an-Nisa’:58).
Adapun beberapa contoh moral dimasyarakat yakni: Sopan santun merupakan bagian dari perilaku diri
yang terekspresi dari kualitas moral
sopan santun juga berupa sikap/sifat menghargai sesama manusia terutama
yang lebih tua/dituakan seperti menghargai
perbedaan pendapat sopan terhadap guru dan orang tua santun kepada teman saling mengasihi. Religius merupakan suatu sikap maupun perilaku patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, terbentuknya sikap toleran terhadap
keberadaan agama yang berlainan, serta hidup berdampingan dengan rukun antar umat agama yang berbeda
keyakinan. beribadah sesuai
agama masing masing, bersedekah, membantu orang lain tanpa membeda
bedakan agamanya, menyebarkan kebaikan, menjaga ucapan ataupun perbuatan. berkata yang baik dan sopan. Jujur merupakan contoh moral
yang didasarkan pada upaya menjadikan pribadi pada diri seseorang sebagai
orang yang selalu dapat
dipercaya, baik dalam aspek perkataan, lisann
maupun tindakan. Toleransi merupakan suatu sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman, yaitu
adanya perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, perilaku maupun gagasan orang lain yang berbeda dari dirinya.
ا أَ ُّي َها الَّ ِذين آ َم ُنواْ اص ِب ُرواْ وصا ِب ُرواْ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu.” (QS.Ali Imran:200).
3. Akhlaq
Akhlaq,
berasal dari bahasa Arab jama‟ dari khuluqun
yang menurut lughat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat.
Kata tersebut mengandung segi-segi keterkaitan dengan perkataan khalqun yang berarti
kejadian, serta erat
hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta, dan makhluq yang berarti diciptakan. Perumusan
pengertian akhlaq
timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khalik dengan makhluk
dan makhluk dengan makhluk.
Abu Hamid Muhammad
bin Muhammad al Ghazali ath- Thusi asy-Syafi'i (Imam Ghazali), seorang
filsuf dan teologi
muslim asal Persia dalam kitab Ihya Ulumuddin
(1100an Masehi), menjelaskan
bahwa akhlak adalah suatu perangai yang menetap kuat dalam jiwa seseorang, dan merupakan sumber
timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu
dari dirinya, secara mudah
dan ringan, tanpa perlu dipikirkan maupun direncanakan sebelumnya.
Perkataan akhlak, berasal dari bahasa
Arab jama‟ dari khuluqun yang menurut
lughat diartikan budi pekerti, perangai,
tingkah laku dan tabiat.
Kata tersebut mengandung segi-segi keterkaitan dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian,
serta erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta, dan makhluq
yang berarti diciptakan. Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan
adanya hubungan baik antara khalik dengan makhluk
dan makhluk dengan
makhluk.
فَاعف ع ْن ُه ْم واصفَح ِإن ّللاَ يُ ِحب ا ْل ُمحس ِنين
“Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka. Sungguh,
Allah Menyukai orang-
orang yang berbuat
baik.” (QS.al-Ma’idah:13).
Menurut istilahnya, akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan. Dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan. Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
ا أَ ُّي
َها الَّ ِذين آ
َم ُنوا اتَّقُوا ّللاَ ُوقولُوا ْوالً س ِديداً
“Wahai orang-² yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah
& ucapkanlah perkataan yang benar.” (QS.al-Ahzab:70)
Akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai,
tingkah laku, atau tabiat. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak
adalah perangai yang melekat
pada diri seseorang
yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran
terlebih dahulu.
Kata akhlak diartikan
sebagai suatu tingkah
laku, tetapi tingkah
laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan
perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu
saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika
timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai
keterpaksaan untuk berbuat.
Apabila
perbuatan tersebut dilakukan
dengan terpaksa bukanlah
pencerminan dari akhlak.Dalam Encyclopedia Brittanica
akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari
pengertian nilai baik, buruk,
seharusnya benar, salah dan sebaginya tentang
prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafat moral.
َيا أَ ُّي َها الَّ ِذين آ َم ُنواْ اتَّقُواْ ّللاَ وكونُواْ مع الصا ِد ِقين
“Wahai
orang-² yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, & bersamalah kamu dengan orang-² yang benar.” (QS.at-
Taubah:119).
Akhlak secara terminologi berarti
tingkah laku seseorang yang didorong
oleh suatu keinginan
secara sadar untuk melakukan
suatu perbuatan yang baik. Akhlak adalah
bentuk jamak dari kata khuluk,
berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai,
tingkah laku, atau tabiat. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang
melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan
baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.Kata akhlak diartikan
sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan
perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.
Akhlak
bertujuan untuk menjadikan manusia sebagai makhluk yang lebih tinggi dan sempurna,
dan membedakannya dari
makhluk-makhluk yang lainnya. Menjadi suatu hal yang harus dimiliki oleh manusia agar lebih baik dalam berhubungan baik sesama manusia
apalagi kepada Allah sebagai pencipta.Sedangkan pelajaran akhlak atau
ilmu akhlak bertujuan mengetahui
perbedaan-perbedaan perangai manusia yang baik
dan buruk, agar manusia dapat memegang dengan perangai- perangai yang baik dan menjauhkan diri
dari perangai-perangai yang jahat, sehingga terciptalah tata tertib dalam pergaulan masyarakat.
واخ ِفض ج َناحك ل َمن اتَّ َب َعك من ا ْل ُم ْؤ ِم ِنين
“Dan rendahkanlah dirimu
terhadap orang-² yang beriman yg mengikutimu.” (QS.asy-Syuara’:215).
B. Perbedaan dari Etika, Moral,
dan Akhlaq
Etika merupakan istilah yang berasal
dari bahasa Yunani
ethos yang berarti:
adat istiadat. Sebagai cabang dari filsafat, maka etika berangkat dari kesimpulan logis dan
rasio guna untuk menetapkan ukuran yang sama dan
disepakati mengenai sesuatu
perbuatan, apakah perbuatan itu baik atau buruk, benar atau salah
dan pantas atau tidak pantas untuk dikerjakan.
Sebagian orang berpendapat bahwa etika
sama dengan akhlak. Persamaan itu
memang ada, karena keduanya membahas masalah baik buruknya tingkah laku manusia. Tujuan etika dalam
pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh manusia di setiap waktu dan tempat dengan ukuran tingkah
laku yang baik dan buruk sejauh
yang dapat diketahui oleh akal fikiran. Akan tetapi dalam usaha mencapai tujuan
itu, etika mengalami
kesulitan, karena pandangan
masing-masing golongan di dunia ini tentang baik dan buruk mempunyai
ukuran atau kriteria yang berlainan.
Setiap
golongan mempunyai konsepsi
sendiri-sendiri. Adapun perkataan akhlak, berasal dari
bahasa Arab jama‟ dari
khuluqun yang menurut lughat
diartikan budi pekerti, perangai,
tingkah laku dan tabiat. Kata tersebut
mengandung segi-segi
keterkaitan dengan perkataan khalqun
yang berarti kejadian,
serta erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta, dan makhluq yang berarti diciptakan. Perumusan pengertian
akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khalik dengan makhluk
dan makhluk dengan makhluk. Sementara perkataan moral berasal dari Bahasa Latin mores kata jamak dari mos yang berarti adat istiadat. Dalam bahasa Indonesia, moral diterjemahkan dengan arti susila. Yang dimaksud dengan
moral ialah sesuai dengan ide-ide
umum yang diterima tentang tindakan manusia,
mana yang baik dan wajar. Jadi sesuai dengan ukuran- ukuran
tindakan yang oleh
umum diterima dalam
lingkungan
16
tertentu dan sudah terlembagakan dalam
suatu masyarakat.
Ketiga
istilah di atas merupakan istilah-istilah yang banyak dipakai
untuk mengungkapkan makna
yang serupa atau hampir sama. Para peneliti
etika secara sadar banyak menyebutkan etika sebagai moral atau juga akhlaq. Filsafat moral disebut
juga filsafat akhlak dan sebagainya. Istilah-istilah di atas yang maknanya disamaratakan pada dasarnya tetap memiliki
perbedaan, karena dalam segi semantik dapat diketahui bahwa setiap kata pada dasarnya memiliki karakteristik arti
atau makna tersendiri yang membedakannya dengan kata lainnya. Karena
apabila ada dua kata atau lebih,
memiliki makna sama maka akan ada pemubaziran dalam berbahasa. Untuk dapat membedakannya maka dapat diketahui
bahwa etika menetapkan ukuran sesuatu bertitik tolak
dari akal fikiran, tidak dari agama.
Di sini letak perbedaannya dengan akhlak dalam pandangan
Islam. Dalam pandangan Islam, ilmu akhlak
adalah suatu ilmu pengetahuan
yang mengajarkan mana yang baik dan
mana yang buruk berdasarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Ajaran etika
Islam sesuai dengan
fitrah akal dan fikiran yang lurus.
Sementara perbedaannya antara moral dan etika, yakni etika
lebih banyak bersifat teori,
sedangkan moral lebih banyak
bersifat praktis. Jika kita boleh menarik
garis batas antara moraldan etika, maka moral adalah aturan-aturan normative (dalam bahasa agama Islam disebut akhlak)
yang berlaku dalam suatu masyarakat tertentu yang terbatas
oleh ruang dan waktu.
Penerapan tata moral dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat tertentu
menjadi bidang kajian antropologi, sedang etika adalah bidang kajian filsafat. Realitas moral dalam kehidupan masyarakat yang terjernihkan lewat studi kritis
(criticalstudies) adalah wilayah
yang
dibidangi oleh etika.
Jadistudi kritis terhadap
moralitas menjadi wilayah
etika, sehingga moral tidak lain
adalah objek material
daripada etika.Berbeda dari etika
(filsafat moral), maka akhlak
lebih dimaksudkan sebagai suatu
“paket” atau “produkjadi” yang
bersifat normatif-mengikat, yang
harus diterapkan dan direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim, tanpa perlu mempertanyakan dan menyelidiki secara kritis
terlebih dahulu.
Akhlak
atau moralitas adalah
merupakan seperangkat tata
nilai yang “sudah jadi” dan “siap pakai” tanpa
dibarengi, bahkan menghindari studi kritis.
Sedangkan etika justru sebaliknya,
bertugas untuk mempertanyakan secara kritis rumusan-rumusan masa lalu yang sudah menggumpal dan mengkristal
dalamlapisan masyarakat. Dalam bahasa Indonesia, selain menyerap istilah etika, moral dan akhlak, juga digunakan beberapa
perkataan yang makna dan
tujuannya sama atau
hampir sama, yaitu
tata susila,kesusilaan, budi
pekerti, sopan santun, adab, perangai
dan tingkah laku atau kelakuan.
Sebagai cabang dari filsafat, maka etika berangkat
dari kesimpulan logis dan rasio guna untuk
menetapkan ukuran yang sama
dan disepakati mengenai sesuatu perbuatan, apakah perbuatan itu baik
atau buruk, benar atau salah dan pantas atau tidak
pantas untuk dikerjakan.
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan
1. Etika
adalah perilaku tentang apa yang baik dan buruk. Dalam Bahasa Arab etika disebut juga dengan ilmu Akhlak, karena Akhlak juga dipakai untuk menilai
perbuatan manusia. Moral adalah keseluruhan norma yang mengatur
tingkah laku manusia di masyarakat untuk melaksanakan perbuatan yang baik dan benar. akhlaq timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik
antara
khalik
dengan makhluk dan makhluk dengan makhluk.
2. Pada
dasarnya tetap memiliki perbedaan, karena dalam segi semantik dapat diketahui
bahwa setiap kata pada dasarnya
memiliki karakteristik arti atau makna tersendiri yang membedakannya dengan kata lainnya. Karena apabila ada dua kata atau lebih, memiliki makna sama maka akan ada pemubaziran dalam berbahasa. Untuk dapat
membedakannya maka dapat diketahui
bahwa etika menetapkan ukuran sesuatu bertitik
tolak dari akal fikiran, tidak dari agama. Di
sini letak perbedaannya dengan akhlak dalam pandangan Islam. Perbedaannya antara moral dan etika, yakni
etika lebih banyak bersifat
teori, sedangkan moral lebih
banyak
bersifat praktis.
B.
Saran
1. Diperlukan kajian lebih lanjut dalam pemahaman
mengenai Etika, Moral, dan Akhlaq.
2. Diperlukan evaluasi terhadap pembahasan mengenai Etika, Moral,
dan Akhlaq.
19
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, F. (2020). Konsepsi Ibnu Miskawih Tentang
Moral, Etika, dan Akhlak serta Relevansinya bagi pendidikan islam. Journal of Research
and Thought of Islamic Education.
Bahri, S. (2022). Pendidikan Akhlak Anak dalam
Perspektif Imam Al-Ghazali. At- Tadzkir: Islamic Education
Journal, 23-41.
Wahyuningsih, S. (2022). Konsep Etika Dalam Islam. JURNAL AN-NUR: Kajian Ilmu-Ilmu Pendidikan
dan Keislaman, 8.
21
0 comments:
Posting Komentar