MAKALAH
UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
DOSEN PENGAMPU
Dr. Suhartono, M.Pd.
Disusun Oleh :
Amir Muzani
K7122028/1G
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KEBUMEN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
TAHUN AJARAN 2022/2023
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1 A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3 C. Tujuan....................................................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4 A. Peran dan Fungsi Guru ............................................................................. 4 B. Kesulitan Belajar ...................................................................................... 5 C. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar.......................................................... 7 D. Jenis-Jenis Kesulitan Belajar.................................................................... 9 E. Usaha Guru Mengatasi Kesulitan Belajar .............................................. 10 BAB III PENUTUP .............................................................................................. 13 A. Kesimpulan............................................................................................. 13 B. Saran....................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan aktivitas berpikir, memahami, meringkas, mencermati, belajar, membandingkan, membedakan antara praktek dan praktek. Belajar adalah aspek yang memegang peranan serta pengaruh penting dalam pembentukan individu dan sikap individu. Sebagian besar pengembangan individu dicapai melalui aktivitas belajar. Belajar bisa berlangsung di sekolah, di rumah, kapan saja, dimana saja. Menurut Wiji Suwarno, guru merupakan tenaga profesional yang bertanggung jawab untuk merancang serta melakukan proses pembelajaran, mengevaluasi hasil pembelajaran, melaksanakan pendampingan serta pelatihan, dan melaksanakan riset, dedikasi kepada masyarakat, membantu pengembangan serta pengelolaan program sekolah, dan meningkatkan profesionalisme. Hal ini disebabkan guru berhadapan langsung dengan siswa untuk mentransfer ilmu sekaligus mendidik dengan nilai- nilai positif melalui pendampingan serta keteladanan (Yusriani et al, 2020).
Di lembaga pendidikan, siswa sering mengalami permasalahan dalam proses pembelajaran, serta kesulitan belajar adalah salah satunya. Tiap siswa mempunyai keahlian yang berbeda dan oleh sebab itu tiap siswa mengalami permasalahan ataupun kesulitan yang berbeda. Salah satu cara kita dapat menguasai kesulitan belajar siswa yakni dengan melihat hasil belajar siswa pada mata pelajaran tersebut.
Peran sekolah dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah sangat diharapkan, memang untuk mewujudkannya tidaklah mudah, banyak sekali hambatan-hambatan yang dihadapi di lapangan, seperti persoalan kurikulum yang tidak kunjung mendapatkan titik terang, dorongan belajar dari orang tua yang sangat kritis, belum lagi kompetensi pedagogik guru yang masih dipertanyakan
1
dan berbagai masalah yang dihadapi oleh pendidik berkenaan dengan keadaan siswa itu sendiri.
Kenyataannya, masih ditemukan beberapa masalah pada siswa, yang mengalami hambatan belajar. Siswa sulit meraih prestasi belajar di sekolah, padahal sudah mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh. Ada juga masalah siswa terkesan lamban dalam mengerjakan tugas, yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Atas kenyataan itu semua, semestinya sekolah dan terkhusus pendidik turut dituntut berperan aktif dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa.
Kesulitan belajar terjadi sebab minimnya keterampilan menyimak, membaca, menulis, berdialog, dan menalar. Kebiasaan serta kemampuan belajar siswa berbeda- beda untuk tiap siswa di kelas tertentu. Kesulitan belajar ini akan mempengaruhi tingkatan pencapaian dimana siswa mencapai pembelajaran penuh. Tingkat prestasi belajar siswa bergantung pada pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang diberikan serta apakah mereka bisa menuntaskan dengan baik tugas- tugas yang diberikan oleh guru setelah melalui proses pembelajaran tertentu (Nasution dkk dalam Azijah, 2022).
Guru juga berperan membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa, peran guru sangat diperlukan oleh peserta didik, maka diagnosis bertujuan untuk mengetahui dimana letak kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa serta untuk mencari pemecahannya. Pada kenyataannya, para siswa sering kali tidak mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagaimana yang diharapkan, demikian ini dapat menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dan merupakan hambatan dalam mencapai hasil belajar.
Sikap guru dalam proses mendidik siswa memiliki pengaruh terhadap perkembangan jiwa peserta didik, sehingga guru harus mampu memiliki sikap yang tepat yang sesuai dengan tuntutan tugas profesionalnya. Slameto (2003:1) dalam (Dhian K, 2016) menegaskan
2
bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Setiap peserta didik pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari hari terlihat jelas bahwa peserta didik memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara peserta didik yang satu dengan peserta didik lainnya. Perbedaan tersebut mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang dirumuskan dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana peran dan fungsi guru?
2. Apa yang dimaksud kesulitan belajar?
3. Apa saja faktor penyebab kesulitan belajar?
4. Apa saja jenis-jenis kesulitan belajar?
5. Bagaimana upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar? C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui peran dan fungsi guru.
2. Mengetahui kesulitan belajar.
3. Mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar.
4. Mengetahui jenis-jenis kesulitan belajar.
5. Mengetahui upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran dan Fungsi Guru
Guru merupakan peran yang sangat penting dalam pendidikan di sekolah, masa didik anak didik banyak tergantung kepada bagaimana guru mengajar. Di dalam undang-undang No. 14 tahun 2005 dalam (Zulfiati, 2014). Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru harus memposisikan diri secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang tengah berkembang serta tuntunan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendunia. Guru memiliki tanggung jawab untuk membawa peserta didik mencapai cita-cita yang diinginkan.
Peran guru sangatlah penting dalam mengajar dan mendidik siswanya. Seperti guru yang lain, guru SD juga adalah tenaga pendidik. Secara sederhana, peran guru sebagai pendidik adalah membimbing, mengajar, dan melatih (Wardani, 2007.www.gurukelas.com) dalam (Zulfiati, 2014).
1. Peran sebagai pembimbing
Guru dalam arti tradisi jawa merupakan akronim dari „digugu lan ditiru‟. Untuk menjadi sosok pembimbing, seorang guru harus bisa memberikan teladan yang baik menjadi panutan yang dapat digugu dan ditiru oleh siswanya. Bukan hanya bertanggung jawab mengajar mata pelajaran tetapi juga mendidik moral, etika, dan karakter siswa. Sebagai sosok pembimbing, guru
4
dituntut memiliki kemampuan profesional dalam menguasai dan melaksanakan teknik-teknik bimbingan.
2. Peran sebagai pengajar
Peran dan fungsi guru berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Di antara peran dan fungsi guru tersebut adalah sebagai berikut: 1) Sebagian pendidik dan pengajar, 2) Sebagai anggota masyarakat; 3) Sebagai pemimpin; 4) Sebagai administrator; 5) Sebagai pengelola pembelajaran; (Mulyasa,E, Standar kompetensi Sertifikasi Guru, 2009) dalam (Cruz, 2013)
3. Peran sebagai pelatih
Dilakukan oleh guru dan siswa yang telah dewasa. Siswa SD banyak memerlukan bimbingan dan pengajaran dari guru.
B. Kesulitan Belajar
Dalam kamus bahasa Indonesia, “Kesulitan adalah sulit atau suatu yang sulit”. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi siswa dimana dalam proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan dalam mencapai hasil belajar, jadi kondisi dimana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Hambatan ini bisa berasal dari dalam maupun dari luas siswa. Kesulitan belajar merupakan suatu masalah yang akan dihadapi oleh guru dan merupakan tanggung jawab seorang guru untuk mengatasinya. Kesulitan belajar adalah keadaan dimana siswa kurang mampu menghadapi tuntutan tuntutan yang harus dilakukan dalam proses belajar sehingga proses dan hasilnya kurang memuaskan.
Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi yang dialami siswa yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan belajar (Darminto, 2006). Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Disamping itu, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan
5
munculnya kelainan prilaku (misbehavior) siswa, seperti berteriak teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering minggat atau membolos sekolah.
Kesulitan belajar ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: (1) Eksternal (luar), dalam hal ini yang meliputi faktor lingkungan baik sosial atau pun alami serta faktor Instrumental yang meliputi kurikulum, program, sarana dan prasarana, dan guru. (2) Internal (dalam), yang termasuk aspek ini meliputi fisiologis seperti kondisi fisiologis dan panca indera. Serta psikologis yang meliputi minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif. Hal ini sesuai dengan Suryabrata (1986) yang menyatakan bahwa factor yang mempengaruhi belajar bisa berasal dari luar diri siswa (ekstrinsik) dan dari dalam diri siswa (intrinsik). Kedua faktor tersebut berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam mempengaruhi prestasi yang dicapai siswa. Pada dasarnya setiap orang itu memiliki perbedaan dalam hal intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan atau pendekatan dalam belajar yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam menerima pelajaran. Ada orang yang merasa bahwa belajar adalah hal yang mudah, ada yang biasa saja bahkan ada yang merasa sulit. Hal itu dapat kita lihat dari nilai atau prestasi yang mereka peroleh. Siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar akan memperoleh nilai yang kurang memuaskan dibandingkan dengan siswa lainnya (Syah, 2005).
Menurut Surya dalam Hallen, ada beberapa ciri tingkah laku yang merupakan manifestasi dari gejala kesulitan belajar, antaralain:
a. Menunjukan hasil belajar yang rendah.
b. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. c. Lambat dalam melakukan tugas yang diberikan guru, ia selalu tertinggal dari kawan-kawannya dalam menyelesaikan tugas.
6
d. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dan dusta..
e. Menunjukan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, dating terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, menggangu di dalam dan di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, mengasingkan diri, tersisih, dan tidak mau bekerja sama.
f. Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu.
Jadi, kesulitan belajar pada siswa merupakan ketidakmampuan siswa karena suatu hal yang menunjukkan kesulitan dalam proses belajarnya. Sehingga siswa yang mengalami kesulitan belajar membutuhkan perhatian dan pelayanan khusus untuk mendapatkan hasil yang baik dalam belajar.
C. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Kesulitan belajar yang terjadi pada seorang siswa pada umumnya disebabkan oleh factor faktor tertentu . Menurut Slameto ( 2010 ; 54 72 ) faktor - faktor yang mempengaruhi belajar kesulitan belajar digolongkan menjadi dua , yaitu faktor internal dan faktor eksternal . Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar , sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu .
Adapun faktor - faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa adalah sebagai berikut :
a . Faktor Internal Siswa
1. Faktor Fisiologis
Kondisi fisik pada umumnya sangat berpengaruh
terhadap belajar . Anak dalam keadaan jasmaninya
segar akan berbeda belajarnya dengan anak yang
kelelahan . Anak yang kekurangan gizi ternyata
7
kemampuan belajarnya di bawah anak - anak yang tidak kekurangan gizi . Mereka cepat lelah , mudah mengantuk , dan tidak mudah menerima pelajaran . 2. Faktor Psikologi
Dari faktor psikologi siswa seperti ; a ) cacat mental , sangat mempengaruhi kemampuan belajar sehingga , secara otomatis mengakibatkan ketidak mampuan belajar , b ) bakat , apabila kurang memiliki bakat khusus dalam suatu bidang tertentu maka besar kemungkinan siswa akan mengalami kesulitan belajar dibandingkan dengan siswa yang memiliki bakat khusus , c ) motivasi , dari penemuan - penemuan penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat , jika motivasi untuk belajar bertambah , d ) ego , karena merasa sudah pintar , sehingga tidak mau melakukan tolong menolon dalam proses pembelajaran , e ) inteligensi ( IQ ) , kecerdasan baik yang memiliki IQ antara 110-130 , kecerdasan biasa yang memiliki IQ antara 90-110 , kecerdasan kurang yang memiliki IQ antara 70-90 , kecerdasan kurang yang memiliki IQ kurang dari 70 .
b . Faktor Eksternal Siswa
1. Faktor Keluarga
Faktor keluarga mempunyai peran yang dapat mempengaruhi proses belajar pada siswa . Orang tua yang kurang memperhatikan perannya , kesehatan yang kurang baik , kebiasaan keluarga yang tidak menunjang , kedudukan anak dalam keluarga yang menyedihkan , waktu belajar yang kurang memadai dapat mengakibatkan kesulitan belajar bagi siswa .
8
2. Faktor Lingkungan Sekolah
Faktor lingkungan sekolah mempunyai pengaruh
sangat besar terhadap kesulitan siswa dalam mencapai keberhasilan . Faktor yang datang dari sekolah seperti kegaduhan , bau busuk dan sebagainya . Sekolah juga mempunyai peranan khusus dalam menangani kesulitan belajar yang dialami siswa .
3. Faktor Lingkungan Tempat Tinggal
Faktor ini juga dapat mengakibatkan timbulnya
kesulitan belajar , sebab faktor ini merupakan faktor yang sangat erat kaitannya dengan hubungan sosial sehingga dapat mengakibatkan siswa kurang memperhatikan belajar .
D. Jenis-Jenis Kesulitan Belajar
a . Disleksia ( Kesulitan Membaca )
Menurut Ansori Muhammad mengemukakan bahwa kesulitan membaca ( disleksia ) adalah gangguan belajar membacal yang ditunjukkan dengan kemampuan membacanya di bawah kemampuan sesungguhnya yang dimiliki " . ( Ansori Muhammad , Psikologi pembelajaran ; 2008. 236 ) .
Gejala dari kesulitan belajar ini adalah kemampuan belajar anak berada di bawah kemampuan yang seharusnya dengan mempertimbangkan tingkat intelegensi , usia dan pendidikannya . Dislekisa ini mengarah pada bagaimana otak mengolah dan memproses informasi yang sedang dibaca anak tersebut . Kesulitan ini biasanya baru terdeteksi setelah anak memasuki dunia sekolah untuk beberapa waktu .
Cara mengatasi disleksia ( Kesulitan Membaca )
1. Tehnik bermain tiba - tiba
2. Lomba menamai benda
3. Bernyanyi
9
4. Menonton TV
5. Permainan drama
b . Gangguan Disgrafia ( Kesulitan belajar Menulis )
Kesulitan ini berasal dari kelainan saraf yang menghambat kemampuan menulis yang meliputi hambatan fisik , seperti tidak dapat memegang pensil atau pun tulisan tangannya buruk . Anak dengan gangguan disgrafia mengalami kesulitan dalam mengharmonisasikan ingatan dengan penguasaan gerak ototnya secara otomatis saat menulis huruf dan angka .
c. Diskalkulia ( Kesulitan belajar Matematika )
Diskalkulia adalah gangguan pada kemampuan kalkulasi secara matematis . Terbagi menjadi bentuk kesulitan menghitung dan kesulitan kalkulasi anak tersebut akan menunjukkan kesulitan dalam memahami proses - proses matematis biasa ditandai dengan kesulitan belajar dan mengerjakan tugas yang melibatkan angka atau simbol otomatis . Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesulitan belajar matematika :
1. Membuat materi yang berorientasi pada dunia sekitar siswa
2. Memberikan siswa kebebasan bergerak , dan bepikir
3. Belajar sambil bermain
4. Melakukan harmonisasi guru dan siswa .
E. Usaha Guru Mengatasi Kesulitan Belajar
Dengan demikian kompleksnya kesulitan belajar yang mungkin dihadapi seorang tenaga pengajar , maka seorang tenaga pengajar mutlak memperkaya kompetensinya dengan pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif terhadap berbagai jenis kesulitan belajar yang mungkin ada di lapangan . Usaha guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa anatar lain :
10
a . Identifikasi
Identifikasi adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk menemuka siswa yang mengalami kesulitan belajar , yaitu mencari informasi tentang siswa dengan melakukan kegiatan berikut : 1. Data dokumen hasil belajar
2. Menganalisis absensi siswa di dalam kelas
3. Mengadakan wawancara dengan siswa
4. Menyebar angket untuk memperoleh data tentang permasalahan belajar .
5. Tes untuk mengetahui data tentang kesulitan belajar atau masalah yang dihadapi .
b . Diagnosis
Diagnosis adalah penentuan mengenai hasil dari pengolahan data tentang siswa yang mengalami kesulitan belajar dan jenis kesulitan belajar yang dialami siswa . Kegiatan diagnosis dapat dilakukan dengan cara :
1. Membandingkan nilai prestasi individu untuk setiap mata pelajaran dengan rata - rata nilai seluruh individu .
2. Membandingkan prestasi dengan potensi yang dimiliki oleh siswa . tersebut
3. Membandingkan nilai yang diperoleh dengan batas minimal yang diperoleh .
c . Prognosis
Prognosis adalah merujuk pada aktivitas penyusunan rencana atau program yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar siswa . Prognosis dapat berupa : 1. Bentuk treatmen yang dilakukan
2 Bahan atau materi yang diperlukan.
3. Metode yang akan digunakan
4. Alat bantu belajar mengajar yang di perlukan
11
5. Waktu kegiatan pelaksanaan
d . Memberikan bantuan atau Terapi
Terapi yang dimaksud disini adalah memberikan bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program yang disusun pada tahap prognosis . Bentuk terapi yang dapat diberikan antara lain sebagai berikut :
1. Bimbingan belajar kelompok
2. Bimbingan belajar individual
3. Pengajaran remedial
4. Pemberian bimbingan pribadi
5. Alih tangan kasus .
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesulitan belajar ialah suatu keadaan dimana siswa tidak dapat menyerap pelajaran dengan sebagaimana mestinya . Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal . Faktor internal yang berasal dari dalam diri peserta didik , sedangkan di faktor eksternal berasal dari luar peserta didik . Jenis kesulitan belajar diantaranya disleksia yaitu kesulitan membaca , disgrafia , kesulitan menulis dan diskalkulasi kesulitan berhitung .
Anak yang mengalami kesulitan belajar perlu mendapat bimbingan dan penanganan khusus . Mereka bukanlah tidak bisa belajar , hanya membutuhkan perhatian lebih serta bimbingan untuk mengatasi kesulitan belajar yang mereka alami . Oleh sebab , maka dibutuhkan seorang guru yang memiliki kreatifitas serta ilmu pengetahuan di dalam melaksanakan kewajibannya sebagai seorang pengajar , pembimbing , pelatih dan sebagainya .
B. Saran
1. Bagi Sekolah
Sekolah seharusnya menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung untuk kegiatan belajar mengajar, terutama menyediakan media pembelajaran supaya siswa lebih tertarik dengan pelajaran.
2. Bagi Guru.
Guru sebaiknya menggunakan metode yang lebih bervariasi dalam mengajar agar siswa tidak merasa bosan. Guru juga perlu menggunakan media untuk menarik perhatian dan membuat siswa aktif. Tambahan waktu pembelajaran setelah pulang sekolah juga perlu dilaksanakan.
13
3. Bagi Orang tua
Orangtua perlu memberikan perhatian lebih pada kegiatan belajar anaknya, supaya orangtua tahu hal yang membuat anaknya kesulitan belajar sehingga orangtua dapat meminimalisir.
14
DAFTAR PUSTAKA
Alang, S. (2015). URGENSI DIAGNOSIS DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR. Bimbingan Penyuluhan Islam Volume 2, 1-2.
Fatmasari, L., & Bahrodin, A. (2022). UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA. PSIKOWIPA, 7-8.
Ismail. (2016). DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIF DI SEKOLAH. EDUKASI, 30-32.
Ristiyani, E., & Bahriah, E. S. (2016). ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA DI SMAN X KOTA TANGERANG SELATAN. Penelitian dan Pembelajaran IPA, 23-24.
Utami, F. N. (2020). PERANAN GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA SD. EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 96- 100.
15
0 comments:
Posting Komentar