Senin, 07 Agustus 2023

  • Jurnal Karya 2023 "Makalah" #15

    MAKALAH 

    UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR  SISWA SEKOLAH DASAR 

    Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 

    DOSEN PENGAMPU 

    Dr. Suhartono, M.Pd. 

    Disusun Oleh : 

    Amir Muzani  

    K7122028/1G 

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KEBUMEN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET 

    TAHUN AJARAN 2022/2023

    ii 

    DAFTAR ISI 

    DAFTAR ISI........................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1 A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3 C. Tujuan....................................................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4 A. Peran dan Fungsi Guru ............................................................................. 4 B. Kesulitan Belajar ...................................................................................... 5 C. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar.......................................................... 7 D. Jenis-Jenis Kesulitan Belajar.................................................................... 9 E. Usaha Guru Mengatasi Kesulitan Belajar .............................................. 10 BAB III PENUTUP .............................................................................................. 13 A. Kesimpulan............................................................................................. 13 B. Saran....................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

    BAB I 

    PENDAHULUAN 

    A. Latar Belakang 

    Belajar merupakan aktivitas berpikir, memahami, meringkas,  mencermati, belajar, membandingkan, membedakan antara praktek dan  praktek. Belajar adalah aspek yang memegang peranan serta pengaruh  penting dalam pembentukan individu dan sikap individu. Sebagian besar  pengembangan individu dicapai melalui aktivitas belajar. Belajar bisa  berlangsung di sekolah, di rumah, kapan saja, dimana saja. Menurut Wiji  Suwarno, guru merupakan tenaga profesional yang bertanggung jawab  untuk merancang serta melakukan proses pembelajaran, mengevaluasi  hasil pembelajaran, melaksanakan pendampingan serta pelatihan, dan  melaksanakan riset, dedikasi kepada masyarakat, membantu  pengembangan serta pengelolaan program sekolah, dan meningkatkan  profesionalisme. Hal ini disebabkan guru berhadapan langsung dengan  siswa untuk mentransfer ilmu sekaligus mendidik dengan nilai- nilai  positif melalui pendampingan serta keteladanan (Yusriani et al, 2020). 

    Di lembaga pendidikan, siswa sering mengalami permasalahan  dalam proses pembelajaran, serta kesulitan belajar adalah salah satunya.  Tiap siswa mempunyai keahlian yang berbeda dan oleh sebab itu tiap  siswa mengalami permasalahan ataupun kesulitan yang berbeda. Salah  satu cara kita dapat menguasai kesulitan belajar siswa yakni dengan  melihat hasil belajar siswa pada mata pelajaran tersebut. 

    Peran sekolah dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan melalui  proses belajar mengajar di sekolah sangat diharapkan, memang untuk  mewujudkannya tidaklah mudah, banyak sekali hambatan-hambatan yang  dihadapi di lapangan, seperti persoalan kurikulum yang tidak kunjung  mendapatkan titik terang, dorongan belajar dari orang tua yang sangat  kritis, belum lagi kompetensi pedagogik guru yang masih dipertanyakan 

    dan berbagai masalah yang dihadapi oleh pendidik berkenaan dengan  keadaan siswa itu sendiri.  

    Kenyataannya, masih ditemukan beberapa masalah pada siswa,  yang mengalami hambatan belajar. Siswa sulit meraih prestasi belajar di  sekolah, padahal sudah mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh.  Ada juga masalah siswa terkesan lamban dalam mengerjakan tugas, yang  berhubungan dengan kegiatan belajar. Atas kenyataan itu semua,  semestinya sekolah dan terkhusus pendidik turut dituntut berperan aktif  dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa.  

    Kesulitan belajar terjadi sebab minimnya keterampilan menyimak,  membaca, menulis, berdialog, dan menalar. Kebiasaan serta kemampuan  belajar siswa berbeda- beda untuk tiap siswa di kelas tertentu. Kesulitan  belajar ini akan mempengaruhi tingkatan pencapaian dimana siswa  mencapai pembelajaran penuh. Tingkat prestasi belajar siswa bergantung  pada pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang diberikan serta  apakah mereka bisa menuntaskan dengan baik tugas- tugas yang diberikan  oleh guru setelah melalui proses pembelajaran tertentu (Nasution dkk  dalam Azijah, 2022).  

    Guru juga berperan membantu memecahkan masalah yang  dihadapi siswa, peran guru sangat diperlukan oleh peserta didik, maka  diagnosis bertujuan untuk mengetahui dimana letak kesulitan belajar yang  di hadapi oleh siswa serta untuk mencari pemecahannya. Pada  kenyataannya, para siswa sering kali tidak mampu mencapai tujuan  belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagaimana  yang diharapkan, demikian ini dapat menunjukkan bahwa siswa  mengalami kesulitan belajar dan merupakan hambatan dalam mencapai  hasil belajar. 

    Sikap guru dalam proses mendidik siswa memiliki pengaruh  terhadap perkembangan jiwa peserta didik, sehingga guru harus mampu  memiliki sikap yang tepat yang sesuai dengan tuntutan tugas  profesionalnya. Slameto (2003:1) dalam (Dhian K, 2016) menegaskan 

    bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung  kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak  didik. 

    Setiap peserta didik pada prinsipnya tentu berhak memperoleh  peluang untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun dari  kenyataan sehari hari terlihat jelas bahwa peserta didik memiliki  perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar  belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang  sangat mencolok antara peserta didik yang satu dengan peserta didik  lainnya. Perbedaan tersebut mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik. 

    B. Rumusan Masalah 

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang dirumuskan  dalam makalah ini adalah :  

    1. Bagaimana peran dan fungsi guru?  

    2. Apa yang dimaksud kesulitan belajar?  

    3. Apa saja faktor penyebab kesulitan belajar?  

    4. Apa saja jenis-jenis kesulitan belajar?  

    5. Bagaimana upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar?  C. Tujuan 

    Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui peran dan fungsi guru. 

    2. Mengetahui kesulitan belajar. 

    3. Mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar. 

    4. Mengetahui jenis-jenis kesulitan belajar. 

    5. Mengetahui upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar.

    BAB II 

    PEMBAHASAN 

    A. Peran dan Fungsi Guru 

    Guru merupakan peran yang sangat penting dalam  pendidikan di sekolah, masa didik anak didik banyak tergantung  kepada bagaimana guru mengajar. Di dalam undang-undang No.  14 tahun 2005 dalam (Zulfiati, 2014). Guru adalah pendidik  profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,  mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik  pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan  dasar, dan pendidikan menengah. Guru harus memposisikan diri  secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga  profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang tengah  berkembang serta tuntunan ilmu pengetahuan dan teknologi yang  mendunia. Guru memiliki tanggung jawab untuk membawa peserta  didik mencapai cita-cita yang diinginkan. 

    Peran guru sangatlah penting dalam mengajar dan mendidik  siswanya. Seperti guru yang lain, guru SD juga adalah tenaga  pendidik. Secara sederhana, peran guru sebagai pendidik adalah  membimbing, mengajar, dan melatih (Wardani,  2007.www.gurukelas.com) dalam (Zulfiati, 2014).  

    1. Peran sebagai pembimbing 

    Guru dalam arti tradisi jawa merupakan akronim dari  „digugu lan ditiru‟. Untuk menjadi sosok pembimbing, seorang  guru harus bisa memberikan teladan yang baik menjadi panutan  yang dapat digugu dan ditiru oleh siswanya. Bukan hanya  bertanggung jawab mengajar mata pelajaran tetapi juga mendidik  moral, etika, dan karakter siswa. Sebagai sosok pembimbing, guru 

    dituntut memiliki kemampuan profesional dalam menguasai dan  melaksanakan teknik-teknik bimbingan. 

    2. Peran sebagai pengajar 

    Peran dan fungsi guru berpengaruh terhadap pelaksanaan  pendidikan di sekolah. Di antara peran dan fungsi guru tersebut  adalah sebagai berikut: 1) Sebagian pendidik dan pengajar, 2)  Sebagai anggota masyarakat; 3) Sebagai pemimpin; 4) Sebagai  administrator; 5) Sebagai pengelola pembelajaran; (Mulyasa,E,  Standar kompetensi Sertifikasi Guru, 2009) dalam (Cruz, 2013) 

    3. Peran sebagai pelatih 

    Dilakukan oleh guru dan siswa yang telah dewasa. Siswa  SD banyak memerlukan bimbingan dan pengajaran dari guru. 

    B. Kesulitan Belajar 

    Dalam kamus bahasa Indonesia, “Kesulitan adalah sulit  atau suatu yang sulit”. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi siswa  dimana dalam proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan  dalam mencapai hasil belajar, jadi kondisi dimana siswa tidak  dapat belajar sebagaimana mestinya. Hambatan ini bisa berasal dari  dalam maupun dari luas siswa. Kesulitan belajar merupakan suatu  masalah yang akan dihadapi oleh guru dan merupakan tanggung  jawab seorang guru untuk mengatasinya. Kesulitan belajar adalah  keadaan dimana siswa kurang mampu menghadapi tuntutan tuntutan yang harus dilakukan dalam proses belajar sehingga  proses dan hasilnya kurang memuaskan. 

    Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi yang dialami  siswa yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu  yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan belajar (Darminto,  2006). Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak  jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya.  Disamping itu, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan 

    munculnya kelainan prilaku (misbehavior) siswa, seperti berteriak teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak  masuk sekolah, dan sering minggat atau membolos sekolah.  

    Kesulitan belajar ini disebabkan oleh beberapa faktor,  diantaranya: (1) Eksternal (luar), dalam hal ini yang meliputi faktor  lingkungan baik sosial atau pun alami serta faktor Instrumental  yang meliputi kurikulum, program, sarana dan prasarana, dan guru.  (2) Internal (dalam), yang termasuk aspek ini meliputi fisiologis  seperti kondisi fisiologis dan panca indera. Serta psikologis yang  meliputi minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan  kognitif. Hal ini sesuai dengan Suryabrata (1986) yang menyatakan  bahwa factor yang mempengaruhi belajar bisa berasal dari luar diri  siswa (ekstrinsik) dan dari dalam diri siswa (intrinsik). Kedua  faktor tersebut berinteraksi baik secara langsung maupun tidak  langsung dalam mempengaruhi prestasi yang dicapai siswa. Pada  dasarnya setiap orang itu memiliki perbedaan dalam hal intelektual,  kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan atau  pendekatan dalam belajar yang dapat mempengaruhi kemampuan  mereka dalam menerima pelajaran. Ada orang yang merasa bahwa  belajar adalah hal yang mudah, ada yang biasa saja bahkan ada  yang merasa sulit. Hal itu dapat kita lihat dari nilai atau prestasi  yang mereka peroleh. Siswa yang mengalami kesulitan dalam  belajar akan memperoleh nilai yang kurang memuaskan  dibandingkan dengan siswa lainnya (Syah, 2005). 

    Menurut Surya dalam Hallen, ada beberapa ciri tingkah  laku yang merupakan manifestasi dari gejala kesulitan belajar,  antaralain: 

    a. Menunjukan hasil belajar yang rendah. 

    b. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.  c. Lambat dalam melakukan tugas yang diberikan guru, ia selalu  tertinggal dari kawan-kawannya dalam menyelesaikan tugas.

    d. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak  acuh, menentang, berpura-pura, dan dusta..  

    e. Menunjukan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos,  dating terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, menggangu  di dalam dan di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran,  mengasingkan diri, tersisih, dan tidak mau bekerja sama. 

    f. Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar, seperti  pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang  gembira dalam menghadapi situasi tertentu. 

    Jadi, kesulitan belajar pada siswa merupakan ketidakmampuan  siswa karena suatu hal yang menunjukkan kesulitan dalam proses  belajarnya. Sehingga siswa yang mengalami kesulitan belajar  membutuhkan perhatian dan pelayanan khusus untuk mendapatkan  hasil yang baik dalam belajar. 

    C. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar 

    Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Kesulitan belajar yang  terjadi pada seorang siswa pada umumnya disebabkan oleh factor  faktor tertentu . Menurut Slameto ( 2010 ; 54 72 ) faktor - faktor  yang mempengaruhi belajar kesulitan belajar digolongkan menjadi  dua , yaitu faktor internal dan faktor eksternal . Faktor internal  adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar ,  sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu .  

    Adapun faktor - faktor yang menyebabkan kesulitan belajar  siswa adalah sebagai berikut :  

    a . Faktor Internal Siswa  

    1. Faktor Fisiologis  

    Kondisi fisik pada umumnya sangat berpengaruh  

    terhadap belajar . Anak dalam keadaan jasmaninya  

    segar akan berbeda belajarnya dengan anak yang  

    kelelahan . Anak yang kekurangan gizi ternyata 

    kemampuan belajarnya di bawah anak - anak yang  tidak kekurangan gizi . Mereka cepat lelah , mudah  mengantuk , dan tidak mudah menerima pelajaran .  2. Faktor Psikologi  

    Dari faktor psikologi siswa seperti ; a ) cacat  mental , sangat mempengaruhi kemampuan belajar  sehingga , secara otomatis mengakibatkan ketidak  mampuan belajar , b ) bakat , apabila kurang  memiliki bakat khusus dalam suatu bidang tertentu  maka besar kemungkinan siswa akan mengalami  kesulitan belajar dibandingkan dengan siswa yang  memiliki bakat khusus , c ) motivasi , dari  penemuan - penemuan penelitian menunjukkan  bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat , jika  motivasi untuk belajar bertambah , d ) ego , karena  merasa sudah pintar , sehingga tidak mau  melakukan tolong menolon dalam proses  pembelajaran , e ) inteligensi ( IQ ) , kecerdasan  baik yang memiliki IQ antara 110-130 , kecerdasan  biasa yang memiliki IQ antara 90-110 , kecerdasan  kurang yang memiliki IQ antara 70-90 , kecerdasan  kurang yang memiliki IQ kurang dari 70 .  

    b . Faktor Eksternal Siswa  

    1. Faktor Keluarga  

    Faktor keluarga mempunyai peran yang dapat  mempengaruhi proses belajar pada siswa . Orang tua yang  kurang memperhatikan perannya , kesehatan yang kurang  baik , kebiasaan keluarga yang tidak menunjang ,  kedudukan anak dalam keluarga yang menyedihkan , waktu  belajar yang kurang memadai dapat mengakibatkan  kesulitan belajar bagi siswa . 

    2. Faktor Lingkungan Sekolah  

    Faktor lingkungan sekolah mempunyai pengaruh  

    sangat besar terhadap kesulitan siswa dalam mencapai  keberhasilan . Faktor yang datang dari sekolah seperti  kegaduhan , bau busuk dan sebagainya . Sekolah juga  mempunyai peranan khusus dalam menangani kesulitan  belajar yang dialami siswa .  

    3. Faktor Lingkungan Tempat Tinggal  

    Faktor ini juga dapat mengakibatkan timbulnya  

    kesulitan belajar , sebab faktor ini merupakan faktor yang  sangat erat kaitannya dengan hubungan sosial sehingga  dapat mengakibatkan siswa kurang memperhatikan belajar . 

    D. Jenis-Jenis Kesulitan Belajar 

    a . Disleksia ( Kesulitan Membaca )  

    Menurut Ansori Muhammad mengemukakan bahwa  kesulitan membaca ( disleksia ) adalah gangguan belajar membacal  yang ditunjukkan dengan kemampuan membacanya di bawah  kemampuan sesungguhnya yang dimiliki " . ( Ansori Muhammad ,  Psikologi pembelajaran ; 2008. 236 ) .  

    Gejala dari kesulitan belajar ini adalah kemampuan belajar  anak berada di bawah kemampuan yang seharusnya dengan  mempertimbangkan tingkat intelegensi , usia dan pendidikannya .  Dislekisa ini mengarah pada bagaimana otak mengolah dan  memproses informasi yang sedang dibaca anak tersebut . Kesulitan  ini biasanya baru terdeteksi setelah anak memasuki dunia sekolah  untuk beberapa waktu .  

    Cara mengatasi disleksia ( Kesulitan Membaca ) 

    1. Tehnik bermain tiba - tiba  

    2. Lomba menamai benda  

    3. Bernyanyi

    4. Menonton TV  

    5. Permainan drama  

    b . Gangguan Disgrafia ( Kesulitan belajar Menulis ) 

    Kesulitan ini berasal dari kelainan saraf yang menghambat  kemampuan menulis yang meliputi hambatan fisik , seperti tidak  dapat memegang pensil atau pun tulisan tangannya buruk . Anak  dengan gangguan disgrafia mengalami kesulitan dalam  mengharmonisasikan ingatan dengan penguasaan gerak ototnya  secara otomatis saat menulis huruf dan angka .  

    c. Diskalkulia ( Kesulitan belajar Matematika )  

    Diskalkulia adalah gangguan pada kemampuan kalkulasi  secara matematis . Terbagi menjadi bentuk kesulitan menghitung  dan kesulitan kalkulasi anak tersebut akan menunjukkan kesulitan  dalam memahami proses - proses matematis biasa ditandai dengan  kesulitan belajar dan mengerjakan tugas yang melibatkan angka  atau simbol otomatis . Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk  mengurangi kesulitan belajar matematika :  

    1. Membuat materi yang berorientasi pada dunia sekitar  siswa  

    2. Memberikan siswa kebebasan bergerak , dan bepikir  

    3. Belajar sambil bermain  

    4. Melakukan harmonisasi guru dan siswa .  

    E. Usaha Guru Mengatasi Kesulitan Belajar  

    Dengan demikian kompleksnya kesulitan belajar yang  mungkin dihadapi seorang tenaga pengajar , maka seorang tenaga  pengajar mutlak memperkaya kompetensinya dengan pengetahuan  dan pemahaman yang komprehensif terhadap berbagai jenis  kesulitan belajar yang mungkin ada di lapangan . Usaha guru  dalam mengatasi kesulitan belajar siswa anatar lain : 

    10 

    a . Identifikasi  

    Identifikasi adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk  menemuka siswa yang mengalami kesulitan belajar , yaitu mencari  informasi tentang siswa dengan melakukan kegiatan berikut :  1. Data dokumen hasil belajar  

    2. Menganalisis absensi siswa di dalam kelas  

    3. Mengadakan wawancara dengan siswa  

    4. Menyebar angket untuk memperoleh data tentang  permasalahan belajar .  

    5. Tes untuk mengetahui data tentang kesulitan belajar atau  masalah yang dihadapi .  

    b . Diagnosis  

    Diagnosis adalah penentuan mengenai hasil dari  pengolahan data tentang siswa yang mengalami kesulitan belajar  dan jenis kesulitan belajar yang dialami siswa . Kegiatan diagnosis  dapat dilakukan dengan cara :  

    1. Membandingkan nilai prestasi individu untuk setiap mata  pelajaran dengan rata - rata nilai seluruh individu .  

    2. Membandingkan prestasi dengan potensi yang dimiliki  oleh siswa . tersebut 

    3. Membandingkan nilai yang diperoleh dengan batas  minimal yang diperoleh .  

    c . Prognosis  

    Prognosis adalah merujuk pada aktivitas penyusunan  rencana atau program yang diharapkan dapat membantu mengatasi  masalah kesulitan belajar siswa . Prognosis dapat berupa :  1. Bentuk treatmen yang dilakukan  

    2 Bahan atau materi yang diperlukan.  

    3. Metode yang akan digunakan  

    4. Alat bantu belajar mengajar yang di perlukan 

    11 

    5. Waktu kegiatan pelaksanaan  

    d . Memberikan bantuan atau Terapi  

    Terapi yang dimaksud disini adalah memberikan bantuan  kepada anak yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan  program yang disusun pada tahap prognosis . Bentuk terapi yang  dapat diberikan antara lain sebagai berikut :  

    1. Bimbingan belajar kelompok  

    2. Bimbingan belajar individual  

    3. Pengajaran remedial  

    4. Pemberian bimbingan pribadi  

    5. Alih tangan kasus .

    12 

    BAB III 

    PENUTUP 

    A. Kesimpulan 

    Kesulitan belajar ialah suatu keadaan dimana siswa tidak dapat  menyerap pelajaran dengan sebagaimana mestinya . Faktor yang  mempengaruhi kesulitan belajar terdiri dari faktor internal dan faktor  eksternal . Faktor internal yang berasal dari dalam diri peserta didik ,  sedangkan di faktor eksternal berasal dari luar peserta didik . Jenis  kesulitan belajar diantaranya disleksia yaitu kesulitan membaca , disgrafia ,  kesulitan menulis dan diskalkulasi kesulitan berhitung .  

    Anak yang mengalami kesulitan belajar perlu mendapat bimbingan  dan penanganan khusus . Mereka bukanlah tidak bisa belajar , hanya  membutuhkan perhatian lebih serta bimbingan untuk mengatasi kesulitan  belajar yang mereka alami . Oleh sebab , maka dibutuhkan seorang guru  yang memiliki kreatifitas serta ilmu pengetahuan di dalam melaksanakan  kewajibannya sebagai seorang pengajar , pembimbing , pelatih dan  sebagainya . 

    B. Saran 

    1. Bagi Sekolah  

    Sekolah seharusnya menyediakan fasilitas-fasilitas  pendukung untuk kegiatan belajar mengajar, terutama  menyediakan media pembelajaran supaya siswa lebih tertarik  dengan pelajaran. 

    2. Bagi Guru.  

    Guru sebaiknya menggunakan metode yang lebih bervariasi  dalam mengajar agar siswa tidak merasa bosan. Guru juga perlu  menggunakan media untuk menarik perhatian dan membuat siswa  aktif. Tambahan waktu pembelajaran setelah pulang sekolah juga  perlu dilaksanakan.

    13 

    3. Bagi Orang tua 

    Orangtua perlu memberikan perhatian lebih pada kegiatan  belajar anaknya, supaya orangtua tahu hal yang membuat anaknya  kesulitan belajar sehingga orangtua dapat meminimalisir.

    14 

    DAFTAR PUSTAKA 

    Alang, S. (2015). URGENSI DIAGNOSIS DALAM MENGATASI KESULITAN  BELAJAR. Bimbingan Penyuluhan Islam Volume 2, 1-2. 

    Fatmasari, L., & Bahrodin, A. (2022). UPAYA GURU DALAM MENGATASI  KESULITAN BELAJAR SISWA. PSIKOWIPA, 7-8. 

    Ismail. (2016). DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM  PEMBELAJARAN AKTIF DI SEKOLAH. EDUKASI, 30-32. 

    Ristiyani, E., & Bahriah, E. S. (2016). ANALISIS KESULITAN BELAJAR  KIMIA SISWA DI SMAN X KOTA TANGERANG SELATAN.  Penelitian dan Pembelajaran IPA, 23-24. 

    Utami, F. N. (2020). PERANAN GURU DALAM MENGATASI KESULITAN  BELAJAR SISWA SD. EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 96- 100.

    15 

  • 0 comments:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2018 LSP FKIP UNS Kampus VI Kebumen.