Sabtu, 03 Juni 2023

  • Jurnal Karya 2022 "Esai" #18

                                 Terhambatnya Pembelajaran Daring di Daerah 3T 

                                 (Terdepan,Terluar dan Tertinggal) 

                                           Melita Khusnul Amalia

    Berbagai negara di dunia sedang menghadapai permasalahan yang  sama mengenai pandemi COVID-19. Negara yang terkena dampak  COVID-19 salah satuya Indonesia. Sejak meyebarnya pandemi yang  disebabkan oleh virus Corona di Indonesia, berbagai cara telah dilakukan  untuk mencegah penyebarannya. Salah satu cara yang dilakukan di bidang  Pendidikan adalah dikeluarkannya surat edaran Kementrian Pendidikan dan  Kebudayaan (Kemendikbud) tentang pencegahan penyebaran Covid-19  dilembaga Pendidikan. Surat edaran tersebut berisi intruksi dari pihak  Kemendikbud kepada Lembaga Pendidikan untuk menyelenggarakan  pembelajaran jarak jauh serta menyarankan peserta didik untuk belajar dari  rumah masing-masing. 

    Pandemi Covid-19 telah membuat sistem Pendidikan melakukan  pembelajaran jarak jauh (PJJ) . Peristiwa ini berpotensi menyebabkan  kehilangan hak belajar bagi peserta didik di daerah 3T (Terdepan,Terluar,  dan Tertinggal) karena Daerah 3T merupakan daerah tertinggal,terdepan,  dan terluar di Indonesia. Letak daerah yang berada jauh dari ibu kota  provinsi menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi dikarenakan  pembangunan infrastruktur yang belum merata. 

    Pembelajaran daring dinilai sebagai pilihan yang tepat untuk tetap  terlaksananya kegiatan belajar mengajar di masa pandemi covid-19.  Namun, pembelajaran daring masih banyak permasalahan yang dihadapi  terutama pembelajaran daring yang dilaksanakan di daerah 3T  (Terdepan,Terluar, dan Tertinggal). Adapun sember berita yang diambil  Minim Akses, Pelajar Indonesia yang Tinggal di Kawasan 3T Kesulitan  Belajar Daring - Kronologi.id Berdasarkan sumber tersebut, tak dapat  dipungkiri, ketimpangan fasilitas yang dialami peserta didik di daerah 3T  yang sulit memiliki akses dalam Pendidikan Jarak Jauh membuat mereka  tidak berdaya di masa pandemi sehingga membuat pembelajaran daring pun  sulit diberlakukan. 

    Dampak yang disebabkan karena terhambatnya pembelajaran daring  terhadap daerah 3T (Terdepan,Terluar, dan Tertinggal) yaitu peserta didik  tidak mendapatkan pelajaran yang maksimal seperti biasanya sehingga  menyebabkan tidak berkembangnya kemampuan kognitif siswa. Adapun  sumber berita yang diambail https://www.msn.com/id 

    id/berita/other/dampak-pembelajaran-daring-di-era-pandemi/ar-AAQwf1J.  Dari sumber tersebut menurut Nahdiana (2013:38), kegiatan belajar tatap  muka di kelas menghasilkan pencapaian akademik lebih baik dari pada 

    pembelajaran jarak jauh yang dapat mengancam putus sekolah. Terbiasa  dengan pembelajaran jarak jauh dan terbiasa dengan waktu yang tidak tetap  dalam mengerjakan tugas menjadikan anak malas bangun pagi dan tidak  disiplin, Banyak siswa yang tidak bisa menyerap mata pembelajaran dengan  baik karena belum terbiasa mengikuti pembelajaran daring menggunakan  aplikasi Zoom atau aplikasi pendukung lainnya. 

    Adapun penyebab terhambatnya pembelajaran daring di daerah 3T  (Terdepan, Terluar dan Tertinggal). Pertama, tidak semua orang tua peserta  didik dari latar belakang yang berpendidikan tinggi sehingga sulit dalam membantu anaknya dalam pembelajaran jarak jauh. Kedua, kurangnya  wawasan peserta didik mengenai penggunaan teknologi. Ketiga, pada saat  pembelajaran daring guru masih memberikan banyak tugas padahal belum  tentu semua peserta didik mampu memahami materi yang diberikan.  Keempat, ketimpangan fasilitas yang dialami peserta didik di daerah 3T  sehingga sulit memiliki akses dalam Pembelajaran Jarak Jauh. 

    Berdasarkan permasalahan tersebut terdapat solusi yang dapat  dilakukan. Pertama, sekolah dapat melakukan sosialisasi kepada orang tua  dan peserta didik tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring serta  peran dan tugasnya. Kedua, guru dituntut mampu merancang dan mendesain  pembelajaran yang menarik serta memilih dan membatasi sejauh mana  cakupan materi dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar  yang digunakan sehingga peserta didik lebih mudah untuk memahami  materi. Ketiga, orang tua mengawasi serta memotivasi anaknya dalam  pembelajaran daring sehingga lebih semangat dalam belajarnya. Keempat, pemerintah daerah meyalurkan bantuan berupa sarana dan prasarana yang  dibutuhkan pada saat pembelajaran daring. Kelima, pemerintah pusat dapat  lebih aktif dalam bertindak untuk menjamin ketersediaan kualitas signal  internet yang kuat terutama di daerah-daerah terpencil, serta memperhatikan  aliran listrik PLN di daerah-daerah. 

    Pembelajaran daring memang manjadi pilihan yang tepat di bidang  Pendidikan dalam masa pandemi covid-19. Walaupun demikian,  pembelajaran daring masih memiliki beberapa permasalahan di dalamnya  terutama di daerah 3T (Terdepan,Terluar, dan Tertinggal) yang sulit  mendapatkan akses dalam pembelajaran daring serta terbatasnya sarana dan  prasarana yang dimiliki. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dari semua  pihak baik dari siswa,orang tua, guru, dan pemerintah untuk menciptakan  pembelajaran daring yang lebih efektif. 

  • 0 comments:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2018 LSP FKIP UNS Kampus VI Kebumen.