Terhambatnya Pembelajaran Daring di Daerah 3T
(Terdepan,Terluar dan Tertinggal)
Melita Khusnul Amalia
Berbagai negara di dunia sedang menghadapai permasalahan yang sama mengenai pandemi COVID-19. Negara yang terkena dampak COVID-19 salah satuya Indonesia. Sejak meyebarnya pandemi yang disebabkan oleh virus Corona di Indonesia, berbagai cara telah dilakukan untuk mencegah penyebarannya. Salah satu cara yang dilakukan di bidang Pendidikan adalah dikeluarkannya surat edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tentang pencegahan penyebaran Covid-19 dilembaga Pendidikan. Surat edaran tersebut berisi intruksi dari pihak Kemendikbud kepada Lembaga Pendidikan untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh serta menyarankan peserta didik untuk belajar dari rumah masing-masing.
Pandemi Covid-19 telah membuat sistem Pendidikan melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) . Peristiwa ini berpotensi menyebabkan kehilangan hak belajar bagi peserta didik di daerah 3T (Terdepan,Terluar, dan Tertinggal) karena Daerah 3T merupakan daerah tertinggal,terdepan, dan terluar di Indonesia. Letak daerah yang berada jauh dari ibu kota provinsi menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi dikarenakan pembangunan infrastruktur yang belum merata.
Pembelajaran daring dinilai sebagai pilihan yang tepat untuk tetap terlaksananya kegiatan belajar mengajar di masa pandemi covid-19. Namun, pembelajaran daring masih banyak permasalahan yang dihadapi terutama pembelajaran daring yang dilaksanakan di daerah 3T (Terdepan,Terluar, dan Tertinggal). Adapun sember berita yang diambil Minim Akses, Pelajar Indonesia yang Tinggal di Kawasan 3T Kesulitan Belajar Daring - Kronologi.id Berdasarkan sumber tersebut, tak dapat dipungkiri, ketimpangan fasilitas yang dialami peserta didik di daerah 3T yang sulit memiliki akses dalam Pendidikan Jarak Jauh membuat mereka tidak berdaya di masa pandemi sehingga membuat pembelajaran daring pun sulit diberlakukan.
Dampak yang disebabkan karena terhambatnya pembelajaran daring terhadap daerah 3T (Terdepan,Terluar, dan Tertinggal) yaitu peserta didik tidak mendapatkan pelajaran yang maksimal seperti biasanya sehingga menyebabkan tidak berkembangnya kemampuan kognitif siswa. Adapun sumber berita yang diambail https://www.msn.com/id
id/berita/other/dampak-pembelajaran-daring-di-era-pandemi/ar-AAQwf1J. Dari sumber tersebut menurut Nahdiana (2013:38), kegiatan belajar tatap muka di kelas menghasilkan pencapaian akademik lebih baik dari pada
pembelajaran jarak jauh yang dapat mengancam putus sekolah. Terbiasa dengan pembelajaran jarak jauh dan terbiasa dengan waktu yang tidak tetap dalam mengerjakan tugas menjadikan anak malas bangun pagi dan tidak disiplin, Banyak siswa yang tidak bisa menyerap mata pembelajaran dengan baik karena belum terbiasa mengikuti pembelajaran daring menggunakan aplikasi Zoom atau aplikasi pendukung lainnya.
Adapun penyebab terhambatnya pembelajaran daring di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal). Pertama, tidak semua orang tua peserta didik dari latar belakang yang berpendidikan tinggi sehingga sulit dalam membantu anaknya dalam pembelajaran jarak jauh. Kedua, kurangnya wawasan peserta didik mengenai penggunaan teknologi. Ketiga, pada saat pembelajaran daring guru masih memberikan banyak tugas padahal belum tentu semua peserta didik mampu memahami materi yang diberikan. Keempat, ketimpangan fasilitas yang dialami peserta didik di daerah 3T sehingga sulit memiliki akses dalam Pembelajaran Jarak Jauh.
Berdasarkan permasalahan tersebut terdapat solusi yang dapat dilakukan. Pertama, sekolah dapat melakukan sosialisasi kepada orang tua dan peserta didik tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring serta peran dan tugasnya. Kedua, guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran yang menarik serta memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materi dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan sehingga peserta didik lebih mudah untuk memahami materi. Ketiga, orang tua mengawasi serta memotivasi anaknya dalam pembelajaran daring sehingga lebih semangat dalam belajarnya. Keempat, pemerintah daerah meyalurkan bantuan berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada saat pembelajaran daring. Kelima, pemerintah pusat dapat lebih aktif dalam bertindak untuk menjamin ketersediaan kualitas signal internet yang kuat terutama di daerah-daerah terpencil, serta memperhatikan aliran listrik PLN di daerah-daerah.
Pembelajaran daring memang manjadi pilihan yang tepat di bidang Pendidikan dalam masa pandemi covid-19. Walaupun demikian, pembelajaran daring masih memiliki beberapa permasalahan di dalamnya terutama di daerah 3T (Terdepan,Terluar, dan Tertinggal) yang sulit mendapatkan akses dalam pembelajaran daring serta terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dari semua pihak baik dari siswa,orang tua, guru, dan pemerintah untuk menciptakan pembelajaran daring yang lebih efektif.
0 comments:
Posting Komentar