Pemahaman Geopark Bukan Hanya Untuk Ahli Geologi: Geopark Untuk Semua
Oleh: Agustina Puspa Mentari
Geopark Karangsambung-Karangbolong Youth Forum (GKKYF)
Geopark merupakan singkatan dari Geological park atau dalam bahasa Indonesia disebut juga sebagai Taman Bumi atau Taman Geologi. Melansir dari UNESCO, Geopark adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi terkemuka (outstanding) termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya yang ada di dalamnya di mana masyarakat setempat diajak berperan serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam. Lantas apakah Geopark hanya berpusat pada nilai geologi atau batuan saja?
Jawabannya tidak. Seperti dijelaskan oleh UNESCO, Geopark memiliki unsur-unsur warisan alam dan budaya. Contohnya saja Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong (GNKK) yang diresmikan pada 29 November 2018 oleh Komite Nasional Geopark Indonesia. GNKK memiliki unsur geosite, biosite, serta culturesite. Geosite sendiri menurut National Geographic adalah tempat yang memiliki jejak rekaman penting tentang sejarah bumi, biasanya berupa batu cadas dan pasir yang bisa menjelaskan perkembangan kebumian (geologi), alam, makhluk hidup, serta budaya dari zaman purba hingga sekarang (kompasiana.com). Singkatnya geosite merupakan situs geologi atau bebatuan di kawasan taman bumi.
Selanjutnya, Biosite merupakan situs yang memiliki kekayaan akan flora dan fauna yang memiliki hubungan erat dengan proses Geologi yang ada. Sementara itu, Culture Site adalah situs yang terbentuk oleh peradaban manusia baik benda maupun tak benda yang memiliki hubungan erat dengan keragaman biologi dan geologi yang ada. GNKK memiliki dua kawasan wilayah yakni, Kawasan Geoheritage Karangsambung di bagian Utara dan Kawasan Geoheritage Bentang Alam Karst di bagian Selatan.
Penyebutan Karangsambung, menandakan bahwa kawasan ini terdapat karang/batuan yang menyambung, sesuai dengan kondisi geologinya yang
merupakan tempat penyambungan/pertemuan antara lempeng samudera Hindia Australia dengan lempeng benua Eurasia. Lain hal nya dengan daerah Karangbolong, disebut demikian karena menggambarkan adanya karang/batuan yang berlubang (“bolong”). Batuan yang banyak membentuk lubang adalah kelompok batu gamping akibat proses karstifikasi sehingga membentuk lubang
lubang kecil di permukaan batuan hingga membentuk lubang-lubang bawah tanah dalam bentuk gua dan sungai.
Geopark Karangsambung-Karangbolong mendapatkan julukan The Best Evidence of Plate Tectonic Theory and Conical Karst Landscape (Bukti Terbaik Teori Tektonik Lempeng dan Lanskap Karst Kerucut). Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong menggambarkan akan komplitnya bukti-bukti dan kebenaran teori Tektonik Lempeng yang dapat dilihat secara langsung di bagian utara kawasan serta adanya bentang alam karst di bagian selatan. Maka tak heran dengan kelengkapan bukti teori tektonik lempeng pada kawasan ini menjadikan tempat ini dipilih sebagai tempat pendidikan lapangan (kawah Candradimuka) bagi calon-calon ahli ilmu kebumian di Indonesia sejak tahun 1964. Geopark Karangsambung – Karangbolong secara administrasi berada di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Geopark Karangsambung-Karangbolong meliputi kawasan seluas 543.599 Km2 yang mencakup 12 Kecamatan dengan 117 Desa mempunyai morfologi (roman atau bentuk muka bumi) yang bervariasi mulai dari perbukitan, lembah, pedataran sampai pantai (badan pusat statistik)
Keberadaan GNKK ini mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat pada khususnya, dan pemerintah pada umumnya. Hal terbesar yang dirasakan masyarakat yakni, keberadaan GNKK menjadi objek wisata yang cukup digemari bukan hanya oleh masyarakat Kebumen tetapi juga masyarakat luas. Salah satunya yakni Pantai Menganti.
Pantai Menganti ini berlokasi di Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Pantai ini berjarak kurang lebih 35 km dari kota Gombong dan 42 km dari pusat kota Kebumen. Ketika sampai di pantai ini, mata pengunjung akan dimanjakan dengan indahnya panorama yang ada. Pantai
ini menyimpan pengetahuan geologi yang cukup menarik, khususnya di sekitar tanjung Karangboto dijumpai tubuh batuan beku menyerupai tatanan paving blok, merupakan bekas aliran lava darat yang mengalami gaya kontraksi dan membentuk retakan tiang (Columnar Joint) pada saat pembekuannya. Retakan berbentuk poligonal segi lima jika dilihat pada permukannya. Pasir putih yang terhampar merupakan sedimen hasil rombakan batugamping di utaranya yang terbawa aliran sungai dan disebarkan oleh ombak sehingga menambah keindahan pantai Menganti.
Adapun dari sisi potensi wilayah nya, pantai Menganti memiliki keanekaragaman terumbu karangnya yang tumbuh subur. Mengutip dari kebumenexpres menurut Sukamsi yang merupakan pembina dari Komunitas Peduli Lingkungan Pantai Selatan (KPL Pansela) mengatakan bahwa penetapan zona kawasan konservasi dengan kawasan pantai Menganti di dalamnya. Pemberlakuan kawasan ini bertujuan untuk melindungi biota laut dari kepunahan serta diharapkan akan adanya cadangan produksi laut untuk masa yang akan datang. Selain potensi terumbu karangnya yang menawan, pantai Menganti juga menjadi pantai diminati oleh para peselancar. Pada tahun 2011 saja, pantai Menganti menjadi tempat diadakannya Lomba Selancar Nasional. Tipe ombak di pantai Menganti tidak seganas ombak pantai selatan pada umumnya, hal ini dikarenakan lokasi pantai yang dikelilingi gunung karang dan kapur (inikebumen.net).
Tak hanya kaya akan pengetahuan geologi dan keanekaragaman hayati nya saja, pantai yang mendapatkan julukan New Zealand nya Indonesia ini, juga memiliki sisi budaya yang tidak kalah menarik. Berdasarkan cerita rakyat yang berkembang di masyarakat, penamaan Pantai Menganti ini berkaitan dengan kisah asmara yang menyedihkan. Disebutkan bahwa konon, pantai Menganti pernah menjadi tempat melarikan diri oleh seorang panglima perang kerajaan Majapahit karena hubungan dengan kekasihnya tidak direstui oleh orang orang tuanya. Pasangan itu kemudian berjanji untuk bertemu di tepi samudera berpasir putih. Meskipun sepanjang hari sang panglima menunggu kekasihnya di atas bukit kapur, sang kekasih tidak kunjung datang. Oleh karenanya, pantai tersebut kini
dinamakan Menganti yang berasal dari kata "menanti/ penantian". Tak hanya itu, terdapat mitos warga sekitar yang mengatakan pengunjung tidak diperkenankan memakai baju berwarna hijau gadung (hijau muda yang warnanya seperti daun gadung). karena hal ini kental kaitanya dengan Nyi Roro Kidul. Konon, warna hijau ini disenangi oleh Nyai Roro Kidul yang merupakan penguasa Pantai Selatan. Menurut cerita, bagi yang melanggar aturan bisa terkena kesialan. Harus dipahami bahwa sebuah tempat atau daerah memang lazim memiliki adat istiadat dan aturan turun-temurun yang harus dihormati.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemahaman geopark bukan hanya untuk ahli geologi saja. Geopark atau taman bumi tidak hanya tentang situs geologi saja, tetapi terdapat situs biosite yang secara umum dapat diartikan sebagai kekayaan flora dan fauna (biologi) di kawasan taman bumi. Cerita rakyat, mitos, hingga legenda juga merupakan wujud dari culturesite tak benda. Kawasan Geopark Karangsambung-Karangbolong dengan julukan The Best Evidence of Plate Tectonic Theory and Conical Karst Landscape (Bukti Terbaik Teori Tektonik Lempeng dan Lanskap Karst Kerucut) menyimpan berbagai keindahan dan kekayaan alam yang sungguh menakjubkan. Salah satunya dapat dijumpai pada kawasan Pantai Menganti. Pantai yang mendapat julukan New Zealand nya Indonesia ini merupakan tempat yang komplek dengan situs geosite, biosite, maupun culturesite nya.
DATA DIRI
Nama: Agustina Puspa Mentari
Universitas: Universitas Sebelas Maret
Prodi: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kebumen
Instansi: Geopark Karangsambung-Karangbolong Youth Forum Alamat: Desa Surorejan RT 04/02, Puring, Kebumen
0 comments:
Posting Komentar