Senin, 04 Januari 2021

  • Aksara Bersuara #36

     

    We Meet Again

    Karya : Shiva Ayusa K.R

     

    Sebuah rumah yang megah pasti dalamnya juga megah dan rapi. Namun tidak dengan rumah megah ini, dalam rumah ini sangat berantakan, lukisan dinding dengan posisi miring dan sobek, pecahan kaca dimana-mana, dan juga terdapat bercak darah dimana-mana. Keadaan yang sangat kacau ini terjadi karena suatu kejadian. Seorang gadis kecil 7 tahun dan seorang lelaki 10 tahun melihat langsung kedua orang tuanya tewas terbunuh dengan kondisi yang mengenaskan tepat di depan matanya. Mereka hanya bisa menangis, bingung harus berbuat apa. Penjahat-penjahat yang membunuh orang tua mereka segera pergi ketika mendengar suara sirine mobil polisi yang menuju rumah mereka.

                Seorang polisi menghampiri dua orang anak yang menangis sesenggukan yang terduduk di dekat dua jenazah, yang dipastikan adalah orang tua kedua anak tersebut. Polisi itu mengajak kedua anak itu ke kantornya, tetapi si anak perempuan tidak mau ikut dengannya dan menangis denagn keras. Dengan terpaksa polisi itu menggendong anak perempuan itu dan menggandeng anak laki-laki dan menuju kantornya dengan mobil yang dibawanya      

    Dua anak itu duduk di bangku panjang yang ada di kantor polisi dengan posisi saling berpelukan dan masih menangis. Polisi yang membawa mereka datang dengan dua gelas coklat hangat di kedua tangannya, dua anak tadi berhenti menangis lalu memandang polisi tadi dan menangguk. Lalu polisi tadi memberikan coklat hangat tersebut kepada mereka. Setelah dua anak tadi sudah tidak menangis lagi dan mulai tenang, polisi tadi mengajak bicara dua anak tersebut. “emm,,kenalkan nama saya Ervin Grady Harison, panggil saja saya emm?? Om Ervin??” kata polisi yang bernama Ervin itu dengan ragu. “Om Ervin ini seorang polisi?” kata lelaki kecil. “Yahh saya ini seorang polisi” jawab Ervin. “jadi om Ervin bisa nangkep para penjahat yang membunuh mamah dan papah kan?” sambung gadis kecil. “Yaa kita para polisi mengusahakan agar para penjahat yang membunuh kedua orang tua kalian ditangkap dan di hukum seberat-beratnya” jawab Ervin. “semogaa saja itu menjadi kenyataan” gumam dua anak itu. “Oya, saya belum tahu nama kalian siapa?” kata Ervin. “nama aku Leon Weda Wesley, panggil aja Leon. Dan ini adik aku” jawab lelaki kecil yang bernama Leon itu. “iya aku ini adik kak Leon, nama aku Caressa Giona Hezel, panggil aja Eca” ucap gadis kecil yang bernama Eca. “oww jadi nama kalian Leon dan Eca?” kata Ervin. “yaaa” ucap mereka dengan serentak. Karena hari sudah mulai larut, Ervin segera mengajak Leon dan Eca ke suatu tempat dengan menaiki mobil Ervin. Sesampainya, “Ayo Leon dan Eca turun yaa” kata Ervin. Mereka turun dari mobil dan menuju sebuah rumah yang terdapat halaman bermain yang cukup luas. Lalu Ervin menemui pemilik rumah tersebut dan berbicara kepada Leon dan Eca. “Leon, Eca,, sekarang kalian tinggal di panti asuhan sini yah” ucap Ervin. “GAK MAUU,,maunya sama Om Ervin ajaa...Eca gak mau, Eca takut” ucap Eca keras. “Eca kamu harus tinggal di sini, karena kamu dan kakakmu lebih aman tinggal disini” ujar Ervin menyakinkan mereka. Setelah itu, Ervin meninggalkan mereka di panti asuhan ini. Leon dan Eca sebenarnya berat hati tinggal disini karena belum ada orang yang mereka kenal.

    Beberapa hari kemudian, mereka sudah mempunyai banyak teman dan mereka sudah tidak ingat lagi tentang kejadian orang tua mereka. Mereka hanya mengingat serpihan-serpihan kejadian itu, namun tidak jelas, seperti bayangan. Suatu hari ada dua orang yang ingin mengadopsi anak di panti asuhan yang Leon dan Eca berada. Dua orang itu memilih Leon dan Eca untuk di adopsi. Ternyata kedua orang tersebut merupakan seorang Agent dari markas yang sama namun di tempat tugaskan yang berbeda. Akhirnya Leon dan Eca berpisah. Para Agent mengadopsi Leon dan Eca karena mereka diberi tugas untuk melindungi Leon dan Eca yang sebenarnya kedua orang tua mereka yang tewas dulu merupakan ilmuwan terkenal. Tewasnya kedua orang tua Leon dan Eca itu ada hubungannya dengan para mafia yang ingin mencuri hasil temuan mereka yang sangat membantu para Agent maupun mafia dalam menemukan suatu hal yang berharga. Karena itulah kedua orang tua Leon dan Eca di bunuh.

    ---BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN---

                Agent yang sangat profesional merupakan gelar untuk seorang anggota tim Astonish yang masih muda belia untuk ukuran Agent profesional yaitu berumur 17 tahun, Agent Gi sebutannya. Dia merupakan seorang remaja wanita yang bergabung dengan tim Agent yaitu tim Astonish  ketika umur 7 tahunan. Pada umur 7 tahun, Agent Gi dilatih cara menembak dengan ketepatan yang sempurna dan ternyata dia cepat memahami tekniknya, cara membuat strategi, dan masih banyak lainnya. Agent Gi diperbolehkan mengikuti misi pada umur 12 tahun, dan ternyata dia sangat ahli, dia juga tidak pernah terluka dalam menjalankan misi. Agent Gi merupakan nama samarannya, nama aslinya adalah Caressa Giona Hezel, dipanggil Eca. Kehidupan sebenarnya, dia sudah lupa, namun masih ada serpihan-serpihan kecil yang di ingatnya yaitu kakak lelakinya. Dia berpisah dengan kakaknya, tetapi dia tidak ingat nama, wajah, dan berpisahnya mereka karena apa. Dia ingin mencari kakaknya pada saat menjalankan misi maupun pada saat waktu luang.

                “Agent Gi, hati-hati, dari arah jam 11 ada satu musuh yang mengintaimu” terdengar suara panggilan dari earphone yang dipakai saat ini oleh Agent Gi dalam melaksanakan misinya. Suara itu adalah suara Jovian Addison Baker , Jo panggilanya. Dia merupakan salah satu anggota yang kalem dan pakar IT di tim Astonish. “shoot” suara tembakan diluncurkan oleh Agent Gi yang mengenai dada musuh.  “Agent Gi melaporkan, satu musuh telahku lumpuhkan, selanjutnya aku akan pergi ke atas membantu Olin” ucap Agent Gi. Olin juga anggota tim Astonish. Gladien Maroline nama lengkapnya. “Olin melaporkan, aku sudah mulai kewalahan dalam mengatasi musuh yang kuhadapi ini, musuhku lumayan banyak jika kuhadapi semua” ucap Olin. “tenang lin, Agent Gi segera membantumu di sana” kata Jo. “shoot, shoot, shoot” suara yang keluar dari kedua tembakan Olin yang ada di kedua tangannya. “huftt” helaan nafas Agent Gi setelah sampai atas dan membantu Olin melumpuhkan musuh-musuh yang ada di hadapannya. Setelah itu, muncul Rico untuk membantu Agent Gi dan Olin. Rico  merupakan ketua dari tim ini, nama lengkapnya Ricolas Jevon. Anggota tim Astonish lainnya adalah Nuella Wilda Aldis, gadis yang dipanggil Nuel ini sangat dekat dengan Agent Gi, mereka ini dikira kakak beradik. Lalu ada Alden Rovalno Devian yang di panggil Alno dan Orzie Keana Aldis dipanggil Zie. Mereka berdua ini merupakan Agent yang paling usil, jail, cerewet di tim Astonish ini. Walaupun Alno itu laki-laki, tapi kalau udah sekali diajak bicara, cerewetnya ngalahin perempuan. Ya itulah anggota tim Astonish yang mempunyai karakter berbeda-beda namun tetap bersatu dalam menjalankan misi maupun dikehidupan sehari-harinya. Nuel, Zie dan Alno bertugas untuk membebaskan para sandra yang disandra oleh mafia gadungan ini. Yaa mereka menyebut mafia yang menjadi musuh mereka ini dengan mafia gadungan karena terlalu mudah di lumpuhkan walaupun banyak jumlahnya. Setelah para sandra bebas para anggota tim Astonish menghela nafas lega dan mission complete.

                Di markas, anggota tim Astonish bermalas-malasan karena sudah seminggu ini mereka full melaksanakan misi dan hari ini adalah hari libur mereka. Hari ini mereka mengahabiskan hari libur mereka dengan berjalan-jalan di mall dan juga bermain di game zone. Setelah menghabiskan waktu seharian di mall, mereka kembali ke markas. Tidak lama kemudian, ada panggilan dari kapten Agent pusat untuk Agent Gi. “Agent Gi dimana kau sekrang?” kata kapten. “sekarang aku ada di markas, ada apa?” jawab Agent Gi. “berkemaslah sekarang dan berangkat ke bandara pukul 7.00 malam, nanti akan aku jelaskan” sambung kapten. “hahh..kenapa mendadak sekali!!!” kesal Agent Gi. “ada apa Gi?” tanya Rico. “dia menyuruhku segera berkeemas dan berangkat menuju bandara pukul 7.00 malam” jawab Agent Gi. “ada urusan apa?” timpal Nuel. “entahlah, dia tidak memberitahuku ada urusan apa” jawabnya. “mungkin Gi akan diajak pergi keluar negeri dan berkencan dengan kapten haahaha” ujar Alno menggoda Agent Gi. “yaa kau bilang apa? Mau aku tembak dengan pistolku hahh!!!” jawab Agent Gi dengan kesal. “walaupun Kapten memang masih muda, dia bukan tipeku tahuu!!” sambungnya. “yayaya, di mulut sih berkata seperti itu, tadi dalam hati ya beda kan??hahaha” timpal Zie menggoda Agent Gi juga. “YAAKKK, kalian iniii!!” kesal Agent Gi, lalu pergi menuju kamarnya untuk segera berkemas. “HAHAHAAHAAH” mereka semua tertawa karena sikap Agent Gi. 

                Pukul 7.00 tepat Agent Gi sudah sampai di bandara lengkap dengan kopernya yang isinya senjata. Dia berpikir bahwa kapten menyuruh dia datang ke bandara dan berkemas ada tujuannya yaitu misi pribadi, misi yang khusus dan sulit diberikan oleh Agent Gi, karena Agent pusat percaya bahwa Agent Gi yang bisa menyelesaikannya. “ayo, pesawat segera take off” kata kapten tiba-tiba muncul dan mengagetkan Agent Gi. “yaa kau ini mengagetkan ku tahu” ujar Agent Gi. “oke oke, maafkan aku karena telah mengagetkan kau, ayo cepat” ucap kapten. Kapten dan Agent Gi menuju pesawat yang akan segera take off. Tujuan pesawat mereka adalah Las Vegas.

                Kapten dan Agent Gi sampai Las Vegas pukul 1.00 dini hari. Mereka menuju apartemen. Sesampainya di apartemen, kapten memberitahu tujuan mereka datang ke sini, yaitu untuk memberantas bandar narkoba yang ada di sekolah menengah atas. Sekolah yang di curigai oleh para Agent adalah Sevit Senior High School. Sekolah tersebut termasuk sekolah favorit di Las Vegas. Namun, tak disangka ternyata didalam sekolah tersebut terdapat bandar narkoba ilegal dan rahasia. Agent lainnya yang telah menangani kasus ini belum ada yang berhasil. Misi ini diberikan kepada Agent Gi karena Gi bisa dengan mudah keluar masuk sekolah tersebut sebagai siswa.

                Hari ini Agent Gi mulai menjalankan tugasnya dengan menyamar sebagai siswi pindahan yang ceria dan mudah bergaul, tujuannya agar tidak terlalu menonjol, tidak mudah di curigai dan tidak mudah terungkap identitasnya. Disana dia mengawasi orang-orang yang menurutnya mencurigakan lalu dia mencari tahu identitas orang-orang tersebut dan melaporkannya kepada kapten. Tidak hanya sampai disitu, dia juga menelusuri setiap ruangan guna mencari bukti maupun petunjuk dimana tempat bandar narkoba tersebut, karena semua siswa, guru, staff maupun pesuruh tidak ada yang tahu tempat bandar narkoba itu.

                Hari demi hari berlalu, Agent Gi dan kapten belum juga menemukan petunjuk, namun ada salah satu siswa Sevit yang sangat mencurigakan menurut Agent Gi. Agent Gi berusaha mencari informasi sebanyak banyaknya tentang siswa tersebut. Ternyata siswa tersebut adalah Nathaniel Marvin Stanley biasa dipanggil Nathan, dia anak yang cukup rajin dan terbilang pintar. Sebenarnya Nathan termasuk siswa yang biasa, tetapi Agent Gi mencurigainnya karena terdapat bekas titik-titik kecil seperti bekas suntikan di sekitar lengan sikunya, Agent Gi menduga bahwa dia menggunakan narkoba yang dipakai dengan cara disuntikkan. Agent Gi juga pernah melihatnya meminum sebuah pil dan sebuah inhalen (alat yang digunakan oleh orang beriwayat sakit asma) di kelasnya saat jam istirahat dan tidak ada seorangpun disana, selain Nathan. Setelah melihat itu Agent Gi mendekati Nathan dan bertanya, “Haii.. kau minum obat? Apakah kau sedang sakit?” tanya Agent Gi kepada Nathan. “Ahh yaa, aku merasa tidak enak badan hari ini jadi aku minum obat” jawab Nathan, “obat apa yang kau minum?” tanya Agent Gi lagi. “i-i-ini obat sakit kepala” jawab Nathan agak tergagap. “Ahh kau ini siswi kelas sebelah yang pindahan yahh?” tanya Nathan kepada Agent Gi, dia sengaja bertanya hal itu untuk mengganti topik pembicaraan agar dia tidak terpojokkan. “yaa aku siswi pindahan kelas sebelah” jawab Agent Gi, “oh yaa apa kau punya riwayat sakit parah?” tanya Agent Gi. “aku mempunyai riwayat sakit asma, dan aku juga sering membawa inhalen kemanapun” jawab Nathan. “ahh yayaya, oke kalau gitu aku pergi dulu yaa, get well son, byee” ucap Agent Gi. “thank’s, and bye” jawab Nathan. Hal itu bisa menjadikannya bukti bahwa Nathan menggunakan narkoba, namun belum tentu juga karena apakah obat tersebut memang narkoba.

                Suatu hari sepulang sekolah, Agent Gi menyamar dengan menggunakan pakaian serba hitam dan topi hitam tidak lupa menggunakan masker hitam. Lalu dia mengikuti Nathan secara diam-diam. Dijalan yang sepi Agent Gi menepuk pundak Nathan dan membiusnya, lalu Agent Gi mencari obat yang ada di dalam tas Nathan dan membawanya beberapa pil. Setelah itu Nathan dibawanya menuju mobil yang didalamnya sudah ada kapten yang menunggu mereka dan menuju suatu tempat yaitu laboratorium khusus Agent yang ada di Las Vegas. Mereka membawa Nathan untuk mengecek apakah benar nathan positif menggunakan narkoba atau tidak. Hasil tes Nathan pun keluar, ternyata Nathan positif menggunakan narkoba. Agent Gi dan kepten tidak terlihat kaget karena mereka sudah mendugannya. Beberapa menit kemudian, Nathan sadar dan kaget dia ada dimana. Kapten menjelaskannya bahwa dia ada di laboratorium, lalu kapten bertanya apakah Nathan tahu siapa ketua dan tempat persembunyian bandar narkoba yang ada di Sevit. Nathan tutup mulut tidak mau menjawabnya, lalu kapten menghipnotisnya supaya Nathan buka mulut. Setelah kapten dan Agent Gi tahu siapa ketuanya dan tempat persembunyiannya, mereka langsung menuju tempat tersebut dan membawa Natha yang sudah dibius lagi. Di dalam perjalan Agent Gi dan kapten membuat rencana penyerangan. Penyerangan ini dilakukan dengan hati-hati karena saat ini hanya Agent Gi yang akan melakukan penyerangan. Setelah sampai Sevit Senior High Scool, didalam mobil kapten segera meng-hack kamera tersembunyi yang ada di sekolah itu, setelah itu Agent Gi langsung menuju perpustakaan sekolah dan mencari rak yang terdapat pintu rahasiaanya. Agent Gi menemukannya lalu masuk kedalam suatu ruangan yang luas. Agent Gi bertemu dua orang penjaga lalu dengan cepat Gi menembak mereka dengan soundproof gun.

    Dilain sisi, kapten memerintah bawahannya untuk mengirimkan beberapa Agent untuk segera menuju tempat itu dan ternyata tim Astonish telah datang ke Las Vegas untuk membantu misi Agent Gi. Tim Astonish langsung menuju tempat itu.

    Agent Gi menemukan sebuah ruangan dan ternyata disana ternyata tempat markasnya dan terdapat banyak orang serta penjagannya yang banyak. Mereka langsung menyerang Agent Gi, saat ini Agent Gi masih bisa bertahan, namun karena orangnya terlalu banyak untuk dia hadapi, di kewalahan dan tertembak bahu depan kirinya. Dia masih bertahan. Dia terus menyerang dengan rasa kesakitan sampai pinggul dia tergores dengan pisau musuhnya. Darah terus mengalir dari bahunya dan pinggulnya, dia sudah tidak tahan lagi dan dia juga terkena tembakan dari musuh di kakinya. Dia jatuh berlutut dan kesakitan. Tim Astonish datang tepat waktu, Agent Gi yang melihat para anggota tim Astonish datang membantunya tersenyum dan setelah itu dia tidak sadarkan diri. Nuel langsung menghampiri Agent Gi dengan perasaan khawatir dan membawanya ke mobil dan langsung menuju Rumah Sakit khusus Agent. Para anggota tim Astonish menyerang orang-orang yang terlibat dalam bandar narkoba itu. beberapa menit kemudian, orang-orang tersebut sudah di lumpuhkan oleh para anggota tim Astonish  dan mereka dibawa ke markas Agent untuk ditangani lebih lanjut. Dan misi ini terselesaikan.

    Di Rumah Sakit, Nuel dan kapten khawatir dengan kondisi Agent Gi. Dokter yang menangani Agent Gi adalah Dokter Leon, Leon Weda Wesley lengkapnya. Dia merupakan seorang dokter profesional muda yang menangani para Agent jika para Agent terluka parah. Setelah Dokter Leon menangani Agent Gi, dia mengingat adik perempuan kecilnya yang dulu terpisah, karena wajah Agent Gi sangat mirip dengan adiknya. Dokter Leon tidak tahu keberadaan adiknya saat ini, dia selalu berdoa semoga dia bertemu kembali dengan adiknya. Setelah itu Dokter Leon keluar dari ruangan Agent Gi dan memberitahu keadaan Agent Gi kepada Nuul dan kapten bahwa keadaan Agent Gi baik dan dia akan sadar mungkin beberapa jam setelah ini. Nuel dan kapten bernafas lega. Tidak lama kemudian para anggota tim Astonish lainnya datang ke Rumah Sakit dimana Agent Gi dirawat.

    Beberapa jam kemudian, Agent Gi mengingau memanggil nama kakaknya yaitu Leon. Dia teringat nama kakaknya didalam mimpinya selama dia tidak sadarkan diri. Para anggota tim Astonish dan kapten yang mendengar suara Agent Gi langsung memanggil dokter, mereka juga bingung kenapa Agent Gi memanggil nama Leon yang sama dengan nama dokter Leon. Setelah Dokter Leon datang dan memeriksa keadaan Agent Gi, Dokter Leon berbicara berdua dengan Agent Gi tentang keadaan Agent Gi. Ternyata ada seseorang yang memperhatikan keduannya yaitu Rico, dia mengamati gerak gerik, cara berbicara, dan juga wajah mereka berdua. Rico sedikit terkejut karena wajah mereka lumayan mirip seperti adik kakak, lalu dia bertanya kepada Leon apakan dia mempunyai adik perempuan atau tidak dan ternyata Dokter Leon mempunyai adik perempuan. Rico juga bertanya kepada Agent Gi apakah dia mempunyai kakak laki-laki dan Agent Gi pun menjawab iya. Anggota tim Astonish lain yang paham dengan maksud pertanyaan Rico kepada Dokter Leon dan Agent Gi langsung kaget. “JADI DOKTER LEON DAN GI KAKAK ADIK???” kata anggota astonish dan kapten serentak. “yaa mungkin, kita bisa tes DNA sekarang gimana?” kata Rico. Agent Gi dan Dokter Leon bingung dan saling menatap. “Apakah kamu Eca adikku?” ucap Dokter Leon kepada Agent Gi. “seingatku dule kecil aku memang di panggil Eca oleh keluargaku dan apakah kamu Leon kakakku?” ucap Agent Gi dengan raut wajah bingung. “ayolah kita lakukan saja tes DNA sekarang, agar tahu kalian itu memang kakak adik atau bukan” ujar Alno. “mari kita ke ruangan tes DNA” ucap Dokter Leon. Mereka pun menuju ruangan tes DNA dan mereka diperiksa oleh dokter lain. Setelah itu mereka menunggu hasil tes tersebut. Leon dan Gi tidak sabar dengan hasilnya, karena mereka berdua sangat rindu dengan saudara mereka yaitu kakak maupun adik. Beberapa jam kemudian, hasil tes DNA keluar dan hasilnya adalah...mereka benar bersaudaran. Leon dan Gi saling berpelukan melepas rindu mereka dan menangis terharu karena telah bertahun-tahun tidak bertemu kini akhirnya mereka bertemu kembali.  Setelah hari itu, Leon dan Gi atau Eca panggilan lamanya hidup bersama sebagai kakak dan adik yang bahagia.

  • 0 comments:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2018 LSP FKIP UNS Kampus VI Kebumen.