Lingkar Studi Pendidikan PGSD FKIP UNS Kampus Kebumen
Harta Tersembunyi
Karya: Tanti Kusuma
We Meet Again
Karya : Shiva Ayusa K.R
Sebuah rumah yang megah pasti dalamnya juga megah dan
rapi. Namun tidak dengan rumah megah ini, dalam rumah ini sangat berantakan,
lukisan dinding dengan posisi miring dan sobek, pecahan kaca dimana-mana, dan
juga terdapat bercak darah dimana-mana. Keadaan yang sangat kacau ini terjadi
karena suatu kejadian. Seorang gadis kecil 7 tahun dan seorang lelaki 10 tahun
melihat langsung kedua orang tuanya tewas terbunuh dengan kondisi yang
mengenaskan tepat di depan matanya. Mereka hanya bisa menangis, bingung harus
berbuat apa. Penjahat-penjahat yang membunuh orang tua mereka segera pergi
ketika mendengar suara sirine mobil polisi yang menuju rumah mereka.
Seorang polisi
menghampiri dua orang anak yang menangis sesenggukan yang terduduk di dekat dua
jenazah, yang dipastikan adalah orang tua kedua anak tersebut. Polisi itu
mengajak kedua anak itu ke kantornya, tetapi si anak perempuan tidak mau ikut
dengannya dan menangis denagn keras. Dengan terpaksa polisi itu menggendong anak
perempuan itu dan menggandeng anak laki-laki dan menuju kantornya dengan mobil
yang dibawanya
Dua anak itu duduk di bangku panjang yang ada di kantor
polisi dengan posisi saling berpelukan dan masih menangis. Polisi yang membawa
mereka datang dengan dua gelas coklat hangat di kedua tangannya, dua anak tadi
berhenti menangis lalu memandang polisi tadi dan menangguk. Lalu polisi tadi
memberikan coklat hangat tersebut kepada mereka. Setelah dua anak tadi sudah
tidak menangis lagi dan mulai tenang, polisi tadi mengajak bicara dua anak
tersebut. “emm,,kenalkan nama saya Ervin Grady Harison, panggil saja saya emm??
Om Ervin??” kata polisi yang bernama Ervin itu dengan ragu. “Om Ervin ini
seorang polisi?” kata lelaki kecil. “Yahh saya ini seorang polisi” jawab Ervin.
“jadi om Ervin bisa nangkep para penjahat yang membunuh mamah dan papah kan?”
sambung gadis kecil. “Yaa kita para polisi mengusahakan agar para penjahat yang
membunuh kedua orang tua kalian ditangkap dan di hukum seberat-beratnya” jawab
Ervin. “semogaa saja itu menjadi kenyataan” gumam dua anak itu. “Oya, saya
belum tahu nama kalian siapa?” kata Ervin. “nama aku Leon Weda Wesley, panggil
aja Leon. Dan ini adik aku” jawab lelaki kecil yang bernama Leon itu. “iya aku
ini adik kak Leon, nama aku Caressa Giona Hezel, panggil aja Eca” ucap gadis
kecil yang bernama Eca. “oww jadi nama kalian Leon dan Eca?” kata Ervin. “yaaa”
ucap mereka dengan serentak. Karena hari sudah mulai larut, Ervin segera
mengajak Leon dan Eca ke suatu tempat dengan menaiki mobil Ervin. Sesampainya,
“Ayo Leon dan Eca turun yaa” kata Ervin. Mereka turun dari mobil dan menuju
sebuah rumah yang terdapat halaman bermain yang cukup luas. Lalu Ervin menemui
pemilik rumah tersebut dan berbicara kepada Leon dan Eca. “Leon, Eca,, sekarang
kalian tinggal di panti asuhan sini yah” ucap Ervin. “GAK MAUU,,maunya sama Om
Ervin ajaa...Eca gak mau, Eca takut” ucap Eca keras. “Eca kamu harus tinggal di
sini, karena kamu dan kakakmu lebih aman tinggal disini” ujar Ervin menyakinkan
mereka. Setelah itu, Ervin meninggalkan mereka di panti asuhan ini. Leon dan
Eca sebenarnya berat hati tinggal disini karena belum ada orang yang mereka
kenal.
Beberapa hari kemudian, mereka sudah mempunyai banyak
teman dan mereka sudah tidak ingat lagi tentang kejadian orang tua mereka.
Mereka hanya mengingat serpihan-serpihan kejadian itu, namun tidak jelas,
seperti bayangan. Suatu hari ada dua orang yang ingin mengadopsi anak di panti
asuhan yang Leon dan Eca berada. Dua orang itu memilih Leon dan Eca untuk di
adopsi. Ternyata kedua orang tersebut merupakan seorang Agent dari markas yang
sama namun di tempat tugaskan yang berbeda. Akhirnya Leon dan Eca berpisah.
Para Agent mengadopsi Leon dan Eca karena mereka diberi tugas untuk melindungi
Leon dan Eca yang sebenarnya kedua orang tua mereka yang tewas dulu merupakan
ilmuwan terkenal. Tewasnya kedua orang tua Leon dan Eca itu ada hubungannya
dengan para mafia yang ingin mencuri hasil temuan mereka yang sangat membantu
para Agent maupun mafia dalam menemukan suatu hal yang berharga. Karena itulah
kedua orang tua Leon dan Eca di bunuh.
---BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN---
Agent yang sangat
profesional merupakan gelar untuk seorang anggota tim Astonish yang masih muda
belia untuk ukuran Agent profesional yaitu berumur 17 tahun, Agent Gi
sebutannya. Dia merupakan seorang remaja wanita yang bergabung dengan tim Agent
yaitu tim Astonish ketika umur 7
tahunan. Pada umur 7 tahun, Agent Gi dilatih cara menembak dengan ketepatan
yang sempurna dan ternyata dia cepat memahami tekniknya, cara membuat strategi,
dan masih banyak lainnya. Agent Gi diperbolehkan mengikuti misi pada umur 12
tahun, dan ternyata dia sangat ahli, dia juga tidak pernah terluka dalam
menjalankan misi. Agent Gi merupakan nama samarannya, nama aslinya adalah
Caressa Giona Hezel, dipanggil Eca. Kehidupan sebenarnya, dia sudah lupa, namun
masih ada serpihan-serpihan kecil yang di ingatnya yaitu kakak lelakinya. Dia
berpisah dengan kakaknya, tetapi dia tidak ingat nama, wajah, dan berpisahnya
mereka karena apa. Dia ingin mencari kakaknya pada saat menjalankan misi maupun
pada saat waktu luang.
“Agent Gi,
hati-hati, dari arah jam 11 ada satu musuh yang mengintaimu” terdengar suara
panggilan dari earphone yang dipakai saat ini oleh Agent Gi dalam melaksanakan
misinya. Suara itu adalah suara Jovian Addison Baker , Jo panggilanya. Dia
merupakan salah satu anggota yang kalem dan pakar IT di tim Astonish. “shoot”
suara tembakan diluncurkan oleh Agent Gi yang mengenai dada musuh. “Agent Gi melaporkan, satu musuh telahku
lumpuhkan, selanjutnya aku akan pergi ke atas membantu Olin” ucap Agent Gi.
Olin juga anggota tim Astonish. Gladien Maroline nama lengkapnya. “Olin
melaporkan, aku sudah mulai kewalahan dalam mengatasi musuh yang kuhadapi ini,
musuhku lumayan banyak jika kuhadapi semua” ucap Olin. “tenang lin, Agent Gi
segera membantumu di sana” kata Jo. “shoot, shoot, shoot” suara yang keluar
dari kedua tembakan Olin yang ada di kedua tangannya. “huftt” helaan nafas
Agent Gi setelah sampai atas dan membantu Olin melumpuhkan musuh-musuh yang ada
di hadapannya. Setelah itu, muncul Rico untuk membantu Agent Gi dan Olin.
Rico merupakan ketua dari tim ini, nama
lengkapnya Ricolas Jevon. Anggota tim Astonish lainnya adalah Nuella Wilda
Aldis, gadis yang dipanggil Nuel ini sangat dekat dengan Agent Gi, mereka ini
dikira kakak beradik. Lalu ada Alden Rovalno Devian yang di panggil Alno dan
Orzie Keana Aldis dipanggil Zie. Mereka berdua ini merupakan Agent yang paling
usil, jail, cerewet di tim Astonish ini. Walaupun Alno itu laki-laki, tapi kalau
udah sekali diajak bicara, cerewetnya ngalahin perempuan. Ya itulah anggota tim
Astonish yang mempunyai karakter berbeda-beda namun tetap bersatu dalam
menjalankan misi maupun dikehidupan sehari-harinya. Nuel, Zie dan Alno bertugas
untuk membebaskan para sandra yang disandra oleh mafia gadungan ini. Yaa mereka
menyebut mafia yang menjadi musuh mereka ini dengan mafia gadungan karena
terlalu mudah di lumpuhkan walaupun banyak jumlahnya. Setelah para sandra bebas
para anggota tim Astonish menghela nafas lega dan mission complete.
Di markas, anggota
tim Astonish bermalas-malasan karena sudah seminggu ini mereka full
melaksanakan misi dan hari ini adalah hari libur mereka. Hari ini mereka
mengahabiskan hari libur mereka dengan berjalan-jalan di mall dan juga bermain
di game zone. Setelah menghabiskan waktu seharian di mall, mereka kembali ke
markas. Tidak lama kemudian, ada panggilan dari kapten Agent pusat untuk Agent
Gi. “Agent Gi dimana kau sekrang?” kata kapten. “sekarang aku ada di markas,
ada apa?” jawab Agent Gi. “berkemaslah sekarang dan berangkat ke bandara pukul
7.00 malam, nanti akan aku jelaskan” sambung kapten. “hahh..kenapa mendadak
sekali!!!” kesal Agent Gi. “ada apa Gi?” tanya Rico. “dia menyuruhku segera
berkeemas dan berangkat menuju bandara pukul 7.00 malam” jawab Agent Gi. “ada
urusan apa?” timpal Nuel. “entahlah, dia tidak memberitahuku ada urusan apa”
jawabnya. “mungkin Gi akan diajak pergi keluar negeri dan berkencan dengan
kapten haahaha” ujar Alno menggoda Agent Gi. “yaa kau bilang apa? Mau aku
tembak dengan pistolku hahh!!!” jawab Agent Gi dengan kesal. “walaupun Kapten
memang masih muda, dia bukan tipeku tahuu!!” sambungnya. “yayaya, di mulut sih
berkata seperti itu, tadi dalam hati ya beda kan??hahaha” timpal Zie menggoda
Agent Gi juga. “YAAKKK, kalian iniii!!” kesal Agent Gi, lalu pergi menuju
kamarnya untuk segera berkemas. “HAHAHAAHAAH” mereka semua tertawa karena sikap
Agent Gi.
Pukul 7.00 tepat
Agent Gi sudah sampai di bandara lengkap dengan kopernya yang isinya senjata.
Dia berpikir bahwa kapten menyuruh dia datang ke bandara dan berkemas ada
tujuannya yaitu misi pribadi, misi yang khusus dan sulit diberikan oleh Agent
Gi, karena Agent pusat percaya bahwa Agent Gi yang bisa menyelesaikannya. “ayo,
pesawat segera take off” kata kapten tiba-tiba muncul dan mengagetkan Agent Gi.
“yaa kau ini mengagetkan ku tahu” ujar Agent Gi. “oke oke, maafkan aku karena
telah mengagetkan kau, ayo cepat” ucap kapten. Kapten dan Agent Gi menuju
pesawat yang akan segera take off. Tujuan pesawat mereka adalah Las Vegas.
Kapten dan Agent Gi
sampai Las Vegas pukul 1.00 dini hari. Mereka menuju apartemen. Sesampainya di
apartemen, kapten memberitahu tujuan mereka datang ke sini, yaitu untuk memberantas
bandar narkoba yang ada di sekolah menengah atas. Sekolah yang di curigai oleh
para Agent adalah Sevit Senior High School. Sekolah tersebut termasuk sekolah
favorit di Las Vegas. Namun, tak disangka ternyata didalam sekolah tersebut
terdapat bandar narkoba ilegal dan rahasia. Agent lainnya yang telah menangani
kasus ini belum ada yang berhasil. Misi ini diberikan kepada Agent Gi karena Gi
bisa dengan mudah keluar masuk sekolah tersebut sebagai siswa.
Hari ini Agent Gi
mulai menjalankan tugasnya dengan menyamar sebagai siswi pindahan yang ceria
dan mudah bergaul, tujuannya agar tidak terlalu menonjol, tidak mudah di
curigai dan tidak mudah terungkap identitasnya. Disana dia mengawasi
orang-orang yang menurutnya mencurigakan lalu dia mencari tahu identitas
orang-orang tersebut dan melaporkannya kepada kapten. Tidak hanya sampai
disitu, dia juga menelusuri setiap ruangan guna mencari bukti maupun petunjuk
dimana tempat bandar narkoba tersebut, karena semua siswa, guru, staff maupun
pesuruh tidak ada yang tahu tempat bandar narkoba itu.
Hari demi hari
berlalu, Agent Gi dan kapten belum juga menemukan petunjuk, namun ada salah
satu siswa Sevit yang sangat mencurigakan menurut Agent Gi. Agent Gi berusaha
mencari informasi sebanyak banyaknya tentang siswa tersebut. Ternyata siswa
tersebut adalah Nathaniel Marvin Stanley biasa dipanggil Nathan, dia anak yang
cukup rajin dan terbilang pintar. Sebenarnya Nathan termasuk siswa yang biasa,
tetapi Agent Gi mencurigainnya karena terdapat bekas titik-titik kecil seperti
bekas suntikan di sekitar lengan sikunya, Agent Gi menduga bahwa dia
menggunakan narkoba yang dipakai dengan cara disuntikkan. Agent Gi juga pernah
melihatnya meminum sebuah pil dan sebuah inhalen (alat yang digunakan oleh
orang beriwayat sakit asma) di kelasnya saat jam istirahat dan tidak ada
seorangpun disana, selain Nathan. Setelah melihat itu Agent Gi mendekati Nathan
dan bertanya, “Haii.. kau minum obat? Apakah kau sedang sakit?” tanya Agent Gi
kepada Nathan. “Ahh yaa, aku merasa tidak enak badan hari ini jadi aku minum
obat” jawab Nathan, “obat apa yang kau minum?” tanya Agent Gi lagi. “i-i-ini
obat sakit kepala” jawab Nathan agak tergagap. “Ahh kau ini siswi kelas sebelah
yang pindahan yahh?” tanya Nathan kepada Agent Gi, dia sengaja bertanya hal itu
untuk mengganti topik pembicaraan agar dia tidak terpojokkan. “yaa aku siswi
pindahan kelas sebelah” jawab Agent Gi, “oh yaa apa kau punya riwayat sakit
parah?” tanya Agent Gi. “aku mempunyai riwayat sakit asma, dan aku juga sering
membawa inhalen kemanapun” jawab Nathan. “ahh yayaya, oke kalau gitu aku pergi
dulu yaa, get well son, byee” ucap Agent Gi. “thank’s, and bye” jawab Nathan.
Hal itu bisa menjadikannya bukti bahwa Nathan menggunakan narkoba, namun belum
tentu juga karena apakah obat tersebut memang narkoba.
Suatu hari sepulang
sekolah, Agent Gi menyamar dengan menggunakan pakaian serba hitam dan topi
hitam tidak lupa menggunakan masker hitam. Lalu dia mengikuti Nathan secara
diam-diam. Dijalan yang sepi Agent Gi menepuk pundak Nathan dan membiusnya,
lalu Agent Gi mencari obat yang ada di dalam tas Nathan dan membawanya beberapa
pil. Setelah itu Nathan dibawanya menuju mobil yang didalamnya sudah ada kapten
yang menunggu mereka dan menuju suatu tempat yaitu laboratorium khusus Agent
yang ada di Las Vegas. Mereka membawa Nathan untuk mengecek apakah benar nathan
positif menggunakan narkoba atau tidak. Hasil tes Nathan pun keluar, ternyata
Nathan positif menggunakan narkoba. Agent Gi dan kepten tidak terlihat kaget
karena mereka sudah mendugannya. Beberapa menit kemudian, Nathan sadar dan
kaget dia ada dimana. Kapten menjelaskannya bahwa dia ada di laboratorium, lalu
kapten bertanya apakah Nathan tahu siapa ketua dan tempat persembunyian bandar
narkoba yang ada di Sevit. Nathan tutup mulut tidak mau menjawabnya, lalu
kapten menghipnotisnya supaya Nathan buka mulut. Setelah kapten dan Agent Gi
tahu siapa ketuanya dan tempat persembunyiannya, mereka langsung menuju tempat
tersebut dan membawa Natha yang sudah dibius lagi. Di dalam perjalan Agent Gi
dan kapten membuat rencana penyerangan. Penyerangan ini dilakukan dengan
hati-hati karena saat ini hanya Agent Gi yang akan melakukan penyerangan.
Setelah sampai Sevit Senior High Scool, didalam mobil kapten segera meng-hack
kamera tersembunyi yang ada di sekolah itu, setelah itu Agent Gi langsung
menuju perpustakaan sekolah dan mencari rak yang terdapat pintu rahasiaanya.
Agent Gi menemukannya lalu masuk kedalam suatu ruangan yang luas. Agent Gi
bertemu dua orang penjaga lalu dengan cepat Gi menembak mereka dengan
soundproof gun.
Dilain sisi, kapten memerintah bawahannya untuk
mengirimkan beberapa Agent untuk segera menuju tempat itu dan ternyata tim
Astonish telah datang ke Las Vegas untuk membantu misi Agent Gi. Tim Astonish
langsung menuju tempat itu.
Agent Gi menemukan sebuah ruangan dan ternyata disana
ternyata tempat markasnya dan terdapat banyak orang serta penjagannya yang
banyak. Mereka langsung menyerang Agent Gi, saat ini Agent Gi masih bisa
bertahan, namun karena orangnya terlalu banyak untuk dia hadapi, di kewalahan
dan tertembak bahu depan kirinya. Dia masih bertahan. Dia terus menyerang
dengan rasa kesakitan sampai pinggul dia tergores dengan pisau musuhnya. Darah
terus mengalir dari bahunya dan pinggulnya, dia sudah tidak tahan lagi dan dia
juga terkena tembakan dari musuh di kakinya. Dia jatuh berlutut dan kesakitan.
Tim Astonish datang tepat waktu, Agent Gi yang melihat para anggota tim
Astonish datang membantunya tersenyum dan setelah itu dia tidak sadarkan diri.
Nuel langsung menghampiri Agent Gi dengan perasaan khawatir dan membawanya ke
mobil dan langsung menuju Rumah Sakit khusus Agent. Para anggota tim Astonish
menyerang orang-orang yang terlibat dalam bandar narkoba itu. beberapa menit
kemudian, orang-orang tersebut sudah di lumpuhkan oleh para anggota tim
Astonish dan mereka dibawa ke markas
Agent untuk ditangani lebih lanjut. Dan misi ini terselesaikan.
Di Rumah Sakit, Nuel dan kapten khawatir dengan kondisi
Agent Gi. Dokter yang menangani Agent Gi adalah Dokter Leon, Leon Weda Wesley
lengkapnya. Dia merupakan seorang dokter profesional muda yang menangani para
Agent jika para Agent terluka parah. Setelah Dokter Leon menangani Agent Gi,
dia mengingat adik perempuan kecilnya yang dulu terpisah, karena wajah Agent Gi
sangat mirip dengan adiknya. Dokter Leon tidak tahu keberadaan adiknya saat ini,
dia selalu berdoa semoga dia bertemu kembali dengan adiknya. Setelah itu Dokter
Leon keluar dari ruangan Agent Gi dan memberitahu keadaan Agent Gi kepada Nuul
dan kapten bahwa keadaan Agent Gi baik dan dia akan sadar mungkin beberapa jam
setelah ini. Nuel dan kapten bernafas lega. Tidak lama kemudian para anggota
tim Astonish lainnya datang ke Rumah Sakit dimana Agent Gi dirawat.
Beberapa jam kemudian, Agent Gi mengingau memanggil nama
kakaknya yaitu Leon. Dia teringat nama kakaknya didalam mimpinya selama dia
tidak sadarkan diri. Para anggota tim Astonish dan kapten yang mendengar suara
Agent Gi langsung memanggil dokter, mereka juga bingung kenapa Agent Gi
memanggil nama Leon yang sama dengan nama dokter Leon. Setelah Dokter Leon
datang dan memeriksa keadaan Agent Gi, Dokter Leon berbicara berdua dengan
Agent Gi tentang keadaan Agent Gi. Ternyata ada seseorang yang memperhatikan
keduannya yaitu Rico, dia mengamati gerak gerik, cara berbicara, dan juga wajah
mereka berdua. Rico sedikit terkejut karena wajah mereka lumayan mirip seperti
adik kakak, lalu dia bertanya kepada Leon apakan dia mempunyai adik perempuan
atau tidak dan ternyata Dokter Leon mempunyai adik perempuan. Rico juga
bertanya kepada Agent Gi apakah dia mempunyai kakak laki-laki dan Agent Gi pun
menjawab iya. Anggota tim Astonish lain yang paham dengan maksud pertanyaan
Rico kepada Dokter Leon dan Agent Gi langsung kaget. “JADI DOKTER LEON DAN GI
KAKAK ADIK???” kata anggota astonish dan kapten serentak. “yaa mungkin, kita
bisa tes DNA sekarang gimana?” kata Rico. Agent Gi dan Dokter Leon bingung dan
saling menatap. “Apakah kamu Eca adikku?” ucap Dokter Leon kepada Agent Gi.
“seingatku dule kecil aku memang di panggil Eca oleh keluargaku dan apakah kamu
Leon kakakku?” ucap Agent Gi dengan raut wajah bingung. “ayolah kita lakukan
saja tes DNA sekarang, agar tahu kalian itu memang kakak adik atau bukan” ujar
Alno. “mari kita ke ruangan tes DNA” ucap Dokter Leon. Mereka pun menuju
ruangan tes DNA dan mereka diperiksa oleh dokter lain. Setelah itu mereka
menunggu hasil tes tersebut. Leon dan Gi tidak sabar dengan hasilnya, karena
mereka berdua sangat rindu dengan saudara mereka yaitu kakak maupun adik.
Beberapa jam kemudian, hasil tes DNA keluar dan hasilnya adalah...mereka benar
bersaudaran. Leon dan Gi saling berpelukan melepas rindu mereka dan menangis
terharu karena telah bertahun-tahun tidak bertemu kini akhirnya mereka bertemu
kembali. Setelah hari itu, Leon dan Gi
atau Eca panggilan lamanya hidup bersama sebagai kakak dan adik yang bahagia.
SENDIRI DALAM
GULITA
Oleh :
Rofiqotul Ngafiyah
Dersik
menyelimuti pekatnya malam
Berteman
belalang disela ilalang
Berbaur jeritan
jangkrik yang besahutan
Mengisahkan
cerita tak bertuan
Gerimis kian
menderas membasahi pipi
Tak berhenti,
Melebur dalam
sukma menggores hati
Bayang-bayang
tak mampu pergi
Menghantui raga
yang lelah
Hanyut bersama hati
yang gundah
Mengingatkan
rindu yang menggebu
Telah lama tak
bertemu
Kutatap
gelapnya angkasa
Terlihat disana,
Kirana bulan
purnama berbinar -binar
Rucita lintang
bertaburan
Menyadarkan
diri akan ilusi
Tentang
bayangnnya
Yang telah jauh
melangkah pergi
Berakhir sudah,
Kukuatkan raga
yang lelah
Meniti jalan
tempat ia melangkah
Menguatkan hati
untuk esok yang lebih baik
Yang sayangnya,
Hidup penuh
dengan candramawa
KISAH TUNAS KELAPA
Karya : Rimba Nadi Putantri
Halo,perkenalkan
namaku Andriana Permata. Kalian bisa memanggilku Riana. Sekarang aku bersekolah
di SMA WIJAYA KUSUMA. Aku duduk di kelas X IPS 1. Aku dikenal sebagai anak yang
ceria dan ramah di sekolah, sehingga tidak heran jika aku dikenal banyak anak
di sekolah. Aku berasal dari keluarga yang cukup mapan. Nama ayahku Hendri dan
ibuku Lana. Aku juga punya kakak lelaki yang bernama Andre Permata. Dia dua
tahun lebih tua dariku sehingga dia kelas XII SMA. Aku memiliki sahabat baik
namanya Elsa Heisya. Ia berasal dari keluarga yang sederhana. Ayah dan ibunya
sudah meninggal sejak kecil karena kecelakaan mobil sehingga ia hidup bersama
pamannya. Aku dan Elsa bersahabat dari kecil. Elsa juga sering menginap di
rumahku.
Sinar
matahari yang mulai masuk ke dalam kamar membangunkanku dari tidur. Aku tidak
berniat untuk sekolah karena aku masih mengantuk.
“Rianaa!
Ayo bangun nak, ini sudah jam 06.45. Kamu mau sekolah tidak. Ini juga masa awal
PLS mu,” teriak Mama. Aku langsung membalas teriakan itu, “Iyaa, ma” kataku.
Aku
langsung bergegas ke kamar mandi. Setelah beberapa menit aku selesai mandi dan
segera memakai seragam. Lalu, aku menuju ke ruang makan untuk sarapan.
“Selamat
pagi, Ma, Pa.” sapaku.
“Pagi,
sayang.”
“Ayo
makan!” kata Mama.
“Selamat
pagi juga kakakku yang jelek,” kataku sambil menjulurkan lidah.
“Aduh…sakitt..”
aku meringis kesakitan sambil mengelus-elus kepala yang sakit karena dijitak
oleh Kak Andre.
“Kalian
ini pagi-pagi udah berantem,” kata Papa melerai.
“Dia
duluan yang mulai, Pa!” ucap Kak Andre yang tidak mau disalahi.
“Udah-udah
kalian mending berangkat ke sekolah. Cepat habisin sarapan. Kalian nanti bisa
telat loh.” kata Mama.
“Yaudah
deh kalau gitu, Andre sama Riana pergi dulu ya.” kata Kak Andre. Keduanya
berpamitan sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
Di
sekolah…
“Aku
duluan ya, kak.” kataku langsung pergi menuju kelas.
“Iya
hati-hati.” ucap Andre dengan nada ketusnya.
Pada
masa PLS, aku diperkenalkan berbagai organisasi di sekolah baruku. Para anggota
organisasi yang ada berlomba-lomba untuk mempromosikan organisasi mereka
seperti OSIS, PRAMUKA, PMR, PASKIBRA, dan ROHIS. Kami sangat antusias mendengar
setiap anggota yang sedang promosi, tetapi yang paling menarik perhatianku
adalah Pramuka karena dalam promosinya menampilkan kegiatan yang ada dalam
pramuka, dapat melatih kita dalam kemandirian, dan tanggung jawab. Akhirnya,
aku memilih Pramuka. Elsa yang sempat kebingungan memilih organisasi, akhirnya
juga pramuka. Setelah masa PLS selesai, aku dan Elsa segera mendaftarkan diri
menjadi anggota pramukakepada kakak Dewan Penegak. Untuk menjadi anggota dalam
organisasi Pramuka harus mengikuti seleksi. Aku dan Elsa mengikuti seleksinya
selama tiga hari.
“Kak
mau tanya?” kataku.
“Iya,
dek. Gimana?” kata Kak Sam.
“Kak,
kapan pengumuman penerimaan anggota baru Pramuka?” kataku.
“Besok
udah ada kok, dek” kata Kak Sam.
“Oke
Kak..Makasih. Saya permisi dulu ya,” kataku.
“Iya,
dek.” kata Kak Sam.
Akhirnya
pengumuman itu datang. Kak Fahri menempelkan pengumumannya di Mading dekat
ruang BK.
“Ehh,
Riana…itu kayaknya Kak Fahri nempelin hasil pengumumnnya deh.” kata Elsa.
“Ooo…itu
,iya kayaknya.” kataku.
Setelah
Kak Fahri selesai menempelkan pengumumannya, aku dan Elsa bergegas untuk
melihat tulisan di mading. Aku dan Elsa sangat senang membaca pengumuman
tersebut, ternyata mereka diterima sebagai anggota Pramuka.
Beberapa
menit kemudian Kak Sam menghampiri kami.
“Selamat
ya, kalian diterima sebagai anggota Pramuka yang baru,” kata Kak Sam.
“Makasih
ya, kak,” kataku.
“Dek,
nanti sepulang sekolah kumpul dulu ya,” kata Kak Sam.
“Iya,
kak.” kata aku dan Elsa bersamaan.
“Wahhh…Kak
Sam ganteng banget ya.,” kata Elsa.
“Gak
ah, biasa aja,” kataku.
Bel
pulang sekolah berbunyi. Aku dan Elsa segera menuju ke lapangan untuk kumpul.
Kak
Sam membariskan kami.
“Perhatian,siap
grak!”
“Lencang
depan grak!”
“Tegak
grak!”
“Istirahat
ditempat grak!”
“Assalamu’alaikum
wr.wb. Adik-adik selamat datang di pramuka SMA Wijaya Kusuma, saya sangat
senang karena tahun ini yang masuk anggota pramuka banyak. Semoga kalian betah
dan terima kasih kepada adik semuanya karena telah masuk organisasi ini. Di
sini saya akan menyampaikan bahwa tiga hari mendatang akan diadakan kemah di
lingkungan sekolah khusus untuk anggota baru. Perlengkapan yang harus
dipersiapkan adik-adik sudah ada di kertas yang kakak pegang. Kakak akan
membagikan satu persatu.”
“O
ya dik, perlengkapannya harus dipenuhi semuanya ya. Jangan membawa barang
aneh-aneh seperti bedak, parfum, dan rokok,” kata Kak Ibnu.
“Siap
kak,” kata kelas X.
Hari
itu pun tiba, kami kelas X berangkat ke sekolah pukul 06.00. Kami melakukan
registrasi di depan gerbang.
“Mohon
perhatiannya ya dik, sebentar lagi akan diadakan upacara pembukaan, kakak minta
kalian persiapkan diri dan tolong tasnya ditaruh di kelas X IPA 1.”
“Iya
kak,” kata kelas X serempak.
Upacara
pembukaan pun dimulai...
Lalu
kak Sunaryo memberikan amanat.
“...Saya
mengucapkan terima kasih kepada kakak Dewan Penegak karena telah mengadakan
kegiatan ini. Semoga dapat membawa manfaat bagi kita semua.”
Tiba-tiba
di tengah barisan, Riana pingsan. Kak Sam pun kemudian membawa Riana ke UKS.
“Ya
ampun, Riana,” kata Elsa sambil menjerit.
Di
dalam UKS Riana terbangun dan kaget karena ada seseorang yang duduk di kursi
UKS, orang itu tersenyum pada Riana.
“Kamu
dah siuman, mau minum?” kata Kak Sam.
“Iya,
kak.” kata Riana.
“Riana,
kamu gak papa kan?” kata Elsa.
“Gak
papa kok,” kata Riana.
“O...ya
udah. Aku pergi dulu ya,” kata Kak Sam.
“Oke,
kak.” kata Riana.
“Ihhh
Riana, Kak Sam itu baik banget ya. Udah ganteng, perhatian lagi,” kata Elsa.
Riana
pun hanya tersenyum...
Kegiatan
penjelajahan pun di mulai, kami kelas X menjelajah di sekitar sekolah dari jam
sepuluh sampai jam empat sore. Kami sangat lelah.
“Ya
ampun capek banget...” keluh Elsa.
“Iya
nih. Rutenya jauh banget..” kata Milka.
“Jangan
ngeluh gitu dong. Kita harus jalani dengan ikhlas tanpa ada paksaan,” kata
Riana.
“Iya
iya.” kata Milka dengan nada ketusnya.
Setelah sampai di
sekolah, kami pun istirahat di kelas X IPA 1 dan shalat sebagai kewajiban umat
muslim.
“Ihhh...bedak,
parfum, sama lipstikku disita...” kata Elsa.
“Minyak
rambutku juga disita,” kata Roni.
“Kalian
sih udah tahu gak boleh bawa barang aneh-aneh, ehh masih aja dibawa,” kata
Riana.
“Tapi
kapan ya nyitanya,” kata Milka.
“Mungkin
pas kita kegiatan penjelajahan,” kata Elsa.
Malam
pun tiba...
Kegiatan
kali ini yaitu pentas seni. Semua anak berhak menampilkan salah satu pentas
seni sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
“Riana,
kamu mau nampilin apa?” tanya Elsa.
“Aku
mau nyanyi aja. Kalau kamu, Sa?”
“Aku
mungkin bermain gitar,” jawab Elsa.
Hallo,
selamat malam adik-adik. Kakak mau tanya siapa yang mau maju duluan?” kata Kak
Rian.
Semuanya
hening tanpa ada jawaban.
“Oke,
kalau gak ada yang mau mengajukan diri untuk maju, kakak tunjuk ya. Iya kamu
perempuan yang di belakang sendiri,” kata Kak Rian.
“Hah,
aku?” Riana tersontak kaget.
“Iya
benar kamu, kamu mau menampilkan apa?” tanya Kak Rian.
“Aku
ingin nyanyi, kak.”
“Baiklah
kamu akan nyanyi dan diiringi gitar oleh Kak Sam.” kata Kak Rian.
“Ya
ampun aku kok jadi gugup gini ya,bukan karena dilihatin banyak orang tetapi
akan diiringi gitar oleh Kak Sam,” batin
Riana.
Suara
gentingan gitar pun berbunyi. Aku mulai menyanyi dan mataku tanpa henti-hentinya
memandangi Kak Sam. Mata Kak Sam juga memandangi aku. Jadi, mata kita saling
bertemu. Perasaan itu muncul di hatiku...
Setelah
nyanyian selesai, aku ucapkan terima kasih. Suara tepuk tangan pun berbunyi.
“Wah,
suara kamu bagus juga ya.” kata Kak Sam.
“Makasih
ya, kak,” jawabku.
Hari
ini hari dimana perkemahan berakhir. Upacara penutupan sudah selesai.
“Riana,
kamu pulang dijemput siapa?” tanya Elsa.
“Gak
tahu nih, Papaku lagi di luar kota, kakakku lagi ada urusan. Mungkin aku naik
ojek” kataku.
“O..ya
udah. Aku pulang duluan ya, udah dijemput pamanku, maaf ya aku gak bisa pulang
bareng kamu. Aku kan dijemput pake motor.” kata Elsa.
“Iya,
gak papa, Sa. Hati-hati di jalan yaa.,” kataku.
Semua
anak yang mengikuti kegiatan sudah pulang, tinggal Riana saja.
Suara
klakson pun berbunyi. Aku terkejut.
“Hai
dik belum pulang, mau kakak antar?” kata Kak Sam.
“Emm..,boleh
kak” kataku.
Selama
perjalanan, aku sangat senang karena Kak Sam selalu menciptakan suasana yang
lucu. Awalnya, merasa canggung tetapi lama kelamaan biasa saja.
Setelah
sampai di rumah.
“Kak,
mau mampir dulu gak?” tanyaku.
“Boleh,
dik. Kakak duduk di luar saja ya,” kata Kak Sam.
“Riana
dia siapamu, pacar ya?” tanya Mama.
“Bukan,
Ma. Dia kakak kelas ku.” jawabku.
“Owalah,
siapkan minum untuknya!” kata Mama.
“Iya,
Ma.” kataku.
Setelah
selesai minum, aku dan Kak Sam mulai mengobrol.
“Dek,
kenapa kamu ikut organisasi ini. Organisasi pramuka cukup berat.” kata Kak Sam.
“Karena
pramuka adalah suatu organisasi yang dapat membuat kita lebih bertanggung jawab
terhadap segala sesuatu dan kita dapat lebih mengerti arti dari sebuah
kehidupan.” kataku.
“Wah,
kakak kagum dengan jawaban kamu. Sekarang kebanyakan perempuan tidak mau ikut
organisasi ini dengan alasan yang macam-macam.” kata Kak Sam.
“Alasannya
apa saja, kak?” tanya ku.
“Ya
seperti takut hitamlah karena terkena sinar matahari,pramuka melelahkan ini dan
itu. Mereka lebih senang berjalan-jalan ke mall,” jawab Kak Sam.
“O...gitu
ya, kak” kataku.
“Terus
juga, dik..emm.. mereka pada takut sama kakak Dewan Penegak karena galak.
Padahal, kakak dan saudara kakak hanya berusaha tegas.” jelas Kak Sam.
Hari
kemudian ketika di sekolah.
“Riana,
aku dengar-dengar kamu kemarin diantar pulang sama Kak Sam ya?” tanya Elsa.
“Hehehe
iya. Kak Sam itu ternyata hebat ya, orangnya baik. Aku baru menyadari kalau dia
itu ganteng,” kataku berbisik pada Elsa.
“Jangan-jangan
kamu naksir ya???” kata Elsa.
“Emmm...mungkin..”
kata Riana.
Setelah
pulang sekolah, seperti biasa aku dan Elsa kumpul di lapangan. Kumpul kali ini
latihan pionering untuk mempersiapkan perkemahan besar satu minggu lagi.
“Halo
dik, kakak disini akan membahas mengenai pioneering.” kata Kak Ibnu.
Materi
yang ia bawakan itu sederhana, tetapi sangat mudah dipahami. Kadang-kadang ia
sering membuat lelucon supaya suasana tidak terlalu tegang.
“Setelah
kalian memahami materi ini, maka dilanjutkan dengan kalian mempratekkan sendiri
pionering yang sudah kakak ajarkan. Kalian mengerti?” kata Kak Ibnu.
“Siap,
mengerti.” kata kelas X serempak.
“Duh
gimana nih, aku kok lupa lagi sih. Padahal, tadi aku inget tapi sekarang lupa
lagi.” kataku.
“Dek,
kamu kesulitan ya? Sini kakak bantu,” kata Kak Sam mendekatiku. Kak Sam
mengajariku dengan sangat telaten. Kadang ia sering melihat ku.
“Hlo,
kak...Kok ngeliatinnya begitu!?” kataku.
“Enggak
papa kok, dek. Ini udah jadi.” kata Kak Sam.
“Makasih
ya, kak.” kataku.
Satu
minggu kemudian. Perkemahan besar pun dimulai.
“Aduh
upacaranya capek juga ya,” kata Milka.
“Ya
iyalah capek namanya juga upacara,” kataku.
Kegiatan
hari pertama yaitu penjelajahan di sekitar lapangan perkemahan. Penjelahan kali
ini lebih jauh daripada penjelajahan yang lalu.
“Duh...berhenti
dulu Ri. Capek banget nih,” kata Elsa.
“Okay..Nih
minum dulu!” kataku.
“Makasih,”
kata Elsa.
Penjelajahan
berlanjut dan sampai akhirnya kembali ke lapangan. Menurutku penjelajahan kali
ini cukup melelahkan, tetapi menyenangkan karena kita dapat mengenal lebih jauh
tentang kondisi alam yang sebenarnya dan memberikan banyak ilmu.
Malam
yang kami tunggu-tunggu telah tiba yaitu malam api anggun. Kakak Dewan Penegak
sibuk mempersiapkan kegiatan api unggun. Kami pun ikut membantunya.
Suasana
hening...
Api
unggun segera dinyalakan. Semua terfokus pada api unggun dan terdengar suara
nyanyian.
Api kita sudah menyala
Api kita sudah menyala
Api api api api api api
Api kita sudah menyala.
Selanjutnya
suara tepuk tangan pun berbunyi.
Dor...Dor...Dor...Kembang
api mulai dinyalakan.
“Tolong!!!
Aku takutttt...” jeritku sambil menangis.
“Dek,
kenapa kamu teriak-teriak. Jangan nangis dong!” kata Kak Sam.
Kak
Sam terus saja menenangkanku dengan menepuk-nepuk bahuku.
“Hiks...hiks...Aku
takut sama kembang api karena aku pernah terkena kembang api dan itu menjadi
trauma bagiku,” kataku.
“Udah,
tenang-tenang, ada kakak kok disini,” kata Kak Sam.
Malam
berganti pagi. Posisi bulan pun digantikan oleh matahari.
“Selamat
pagi, adik-adik. Kegiatan hari kedua yang akan kita laksanakan yaitu
penjelajahan, tetapi penjelajahan kali ini berbeda karena kalian akan melakukan
pengambilan sampah yang kalian lihat ketika di jalan dan penanaman tunas
kelapa. Apa kalian siap?” kata Kak Nita.
“Siap,
kak.” kata kelas X serempak.
“Ada
yang mau bertanya?” kata Kak Nita.
“Apa
tujuan dari kegiatan ini?” tanyaku.
“Kegiatan
yang pertama bertujuan agar lingkungan di sekitar kita menjadi bersih dan
sehat. Sedangkan, kegiatan yang kedua yaitu penanaman tunas kelapa bertujuan
untuk memperbanyak tumbuhan di sekitar kita mengingat bahwa di jaman sekarang
ini banyak penebangan liar yang akan mengakibatkan polusi udara.” ucap Kak Nita.
Hari
terakhir perkemahan tiba. Kami semua sibuk untuk mempersiapkan barang-barang
yang akan dibawa pulang.
Upacara
dimulai...
Kakak
pembina memberikan amanat dan ditutup dengan doa.
“Alhamdulilah
akhirnya selesai juga acara ini.” kataku.
“Iyaaa,
Ri..Alhamdulillah ya.” kata Elsa.
Satu
tahun kemudian.
Sekarang
aku sudah kelas XI dan menjadi kakak Dewan Penegak. Aku sangat senang dan harus
lebih tanggung jawab, disiplin, berusaha, memiliki sifat seperti Trisatya, dan
berlaku seperti Dasadharma. Aku masih menyimpan rasa dengan Kak Sam, tetapi
entahlah apakah Kak Sam juga memiliki perasaan yang sama dengan ku?” gumamku
dalam hati.
Semilir
angin menyejukkan diriku. Aku sedang duduk di taman dekat rumahku.
“Aku
boleh duduk disini?” sahut Kak Sam mengagetkanku.
“Ehh,
Kak Sam... Boleh kak, ada keperluan apa ya, Kak?” tanyaku dengan gugup.
“Dek,
kakak suka sama kamu.” kata Kak Sam.
Aku
melongo mendengar ucapan yang dilontarkan Kak Sam padaku.
“Hahaha...pasti
kakak bercanda kan?” kataku.
“Enggak,
dek, kakak serius.” kata Kak Sam.
“Eem.............................”kataku.
Akhirnya aku dan Kak Sam jadian dan
inilah kisah tunas kelapa yang pernah kulalui.
TAMAT
Makalah Review “ BAGAIMANA MEMBANGUN PARADIGMA QUR’ANI ” Kelompok 1 Kelas 2C Disusun Oleh : Nama : Fardah Kartika Sari NIM : K722312...
Copyright @ 2018 LSP FKIP UNS Kampus VI Kebumen.