KISAH TUNAS KELAPA
Karya : Rimba Nadi Putantri
Halo,perkenalkan
namaku Andriana Permata. Kalian bisa memanggilku Riana. Sekarang aku bersekolah
di SMA WIJAYA KUSUMA. Aku duduk di kelas X IPS 1. Aku dikenal sebagai anak yang
ceria dan ramah di sekolah, sehingga tidak heran jika aku dikenal banyak anak
di sekolah. Aku berasal dari keluarga yang cukup mapan. Nama ayahku Hendri dan
ibuku Lana. Aku juga punya kakak lelaki yang bernama Andre Permata. Dia dua
tahun lebih tua dariku sehingga dia kelas XII SMA. Aku memiliki sahabat baik
namanya Elsa Heisya. Ia berasal dari keluarga yang sederhana. Ayah dan ibunya
sudah meninggal sejak kecil karena kecelakaan mobil sehingga ia hidup bersama
pamannya. Aku dan Elsa bersahabat dari kecil. Elsa juga sering menginap di
rumahku.
Sinar
matahari yang mulai masuk ke dalam kamar membangunkanku dari tidur. Aku tidak
berniat untuk sekolah karena aku masih mengantuk.
“Rianaa!
Ayo bangun nak, ini sudah jam 06.45. Kamu mau sekolah tidak. Ini juga masa awal
PLS mu,” teriak Mama. Aku langsung membalas teriakan itu, “Iyaa, ma” kataku.
Aku
langsung bergegas ke kamar mandi. Setelah beberapa menit aku selesai mandi dan
segera memakai seragam. Lalu, aku menuju ke ruang makan untuk sarapan.
“Selamat
pagi, Ma, Pa.” sapaku.
“Pagi,
sayang.”
“Ayo
makan!” kata Mama.
“Selamat
pagi juga kakakku yang jelek,” kataku sambil menjulurkan lidah.
“Aduh…sakitt..”
aku meringis kesakitan sambil mengelus-elus kepala yang sakit karena dijitak
oleh Kak Andre.
“Kalian
ini pagi-pagi udah berantem,” kata Papa melerai.
“Dia
duluan yang mulai, Pa!” ucap Kak Andre yang tidak mau disalahi.
“Udah-udah
kalian mending berangkat ke sekolah. Cepat habisin sarapan. Kalian nanti bisa
telat loh.” kata Mama.
“Yaudah
deh kalau gitu, Andre sama Riana pergi dulu ya.” kata Kak Andre. Keduanya
berpamitan sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
Di
sekolah…
“Aku
duluan ya, kak.” kataku langsung pergi menuju kelas.
“Iya
hati-hati.” ucap Andre dengan nada ketusnya.
Pada
masa PLS, aku diperkenalkan berbagai organisasi di sekolah baruku. Para anggota
organisasi yang ada berlomba-lomba untuk mempromosikan organisasi mereka
seperti OSIS, PRAMUKA, PMR, PASKIBRA, dan ROHIS. Kami sangat antusias mendengar
setiap anggota yang sedang promosi, tetapi yang paling menarik perhatianku
adalah Pramuka karena dalam promosinya menampilkan kegiatan yang ada dalam
pramuka, dapat melatih kita dalam kemandirian, dan tanggung jawab. Akhirnya,
aku memilih Pramuka. Elsa yang sempat kebingungan memilih organisasi, akhirnya
juga pramuka. Setelah masa PLS selesai, aku dan Elsa segera mendaftarkan diri
menjadi anggota pramukakepada kakak Dewan Penegak. Untuk menjadi anggota dalam
organisasi Pramuka harus mengikuti seleksi. Aku dan Elsa mengikuti seleksinya
selama tiga hari.
“Kak
mau tanya?” kataku.
“Iya,
dek. Gimana?” kata Kak Sam.
“Kak,
kapan pengumuman penerimaan anggota baru Pramuka?” kataku.
“Besok
udah ada kok, dek” kata Kak Sam.
“Oke
Kak..Makasih. Saya permisi dulu ya,” kataku.
“Iya,
dek.” kata Kak Sam.
Akhirnya
pengumuman itu datang. Kak Fahri menempelkan pengumumannya di Mading dekat
ruang BK.
“Ehh,
Riana…itu kayaknya Kak Fahri nempelin hasil pengumumnnya deh.” kata Elsa.
“Ooo…itu
,iya kayaknya.” kataku.
Setelah
Kak Fahri selesai menempelkan pengumumannya, aku dan Elsa bergegas untuk
melihat tulisan di mading. Aku dan Elsa sangat senang membaca pengumuman
tersebut, ternyata mereka diterima sebagai anggota Pramuka.
Beberapa
menit kemudian Kak Sam menghampiri kami.
“Selamat
ya, kalian diterima sebagai anggota Pramuka yang baru,” kata Kak Sam.
“Makasih
ya, kak,” kataku.
“Dek,
nanti sepulang sekolah kumpul dulu ya,” kata Kak Sam.
“Iya,
kak.” kata aku dan Elsa bersamaan.
“Wahhh…Kak
Sam ganteng banget ya.,” kata Elsa.
“Gak
ah, biasa aja,” kataku.
Bel
pulang sekolah berbunyi. Aku dan Elsa segera menuju ke lapangan untuk kumpul.
Kak
Sam membariskan kami.
“Perhatian,siap
grak!”
“Lencang
depan grak!”
“Tegak
grak!”
“Istirahat
ditempat grak!”
“Assalamu’alaikum
wr.wb. Adik-adik selamat datang di pramuka SMA Wijaya Kusuma, saya sangat
senang karena tahun ini yang masuk anggota pramuka banyak. Semoga kalian betah
dan terima kasih kepada adik semuanya karena telah masuk organisasi ini. Di
sini saya akan menyampaikan bahwa tiga hari mendatang akan diadakan kemah di
lingkungan sekolah khusus untuk anggota baru. Perlengkapan yang harus
dipersiapkan adik-adik sudah ada di kertas yang kakak pegang. Kakak akan
membagikan satu persatu.”
“O
ya dik, perlengkapannya harus dipenuhi semuanya ya. Jangan membawa barang
aneh-aneh seperti bedak, parfum, dan rokok,” kata Kak Ibnu.
“Siap
kak,” kata kelas X.
Hari
itu pun tiba, kami kelas X berangkat ke sekolah pukul 06.00. Kami melakukan
registrasi di depan gerbang.
“Mohon
perhatiannya ya dik, sebentar lagi akan diadakan upacara pembukaan, kakak minta
kalian persiapkan diri dan tolong tasnya ditaruh di kelas X IPA 1.”
“Iya
kak,” kata kelas X serempak.
Upacara
pembukaan pun dimulai...
Lalu
kak Sunaryo memberikan amanat.
“...Saya
mengucapkan terima kasih kepada kakak Dewan Penegak karena telah mengadakan
kegiatan ini. Semoga dapat membawa manfaat bagi kita semua.”
Tiba-tiba
di tengah barisan, Riana pingsan. Kak Sam pun kemudian membawa Riana ke UKS.
“Ya
ampun, Riana,” kata Elsa sambil menjerit.
Di
dalam UKS Riana terbangun dan kaget karena ada seseorang yang duduk di kursi
UKS, orang itu tersenyum pada Riana.
“Kamu
dah siuman, mau minum?” kata Kak Sam.
“Iya,
kak.” kata Riana.
“Riana,
kamu gak papa kan?” kata Elsa.
“Gak
papa kok,” kata Riana.
“O...ya
udah. Aku pergi dulu ya,” kata Kak Sam.
“Oke,
kak.” kata Riana.
“Ihhh
Riana, Kak Sam itu baik banget ya. Udah ganteng, perhatian lagi,” kata Elsa.
Riana
pun hanya tersenyum...
Kegiatan
penjelajahan pun di mulai, kami kelas X menjelajah di sekitar sekolah dari jam
sepuluh sampai jam empat sore. Kami sangat lelah.
“Ya
ampun capek banget...” keluh Elsa.
“Iya
nih. Rutenya jauh banget..” kata Milka.
“Jangan
ngeluh gitu dong. Kita harus jalani dengan ikhlas tanpa ada paksaan,” kata
Riana.
“Iya
iya.” kata Milka dengan nada ketusnya.
Setelah sampai di
sekolah, kami pun istirahat di kelas X IPA 1 dan shalat sebagai kewajiban umat
muslim.
“Ihhh...bedak,
parfum, sama lipstikku disita...” kata Elsa.
“Minyak
rambutku juga disita,” kata Roni.
“Kalian
sih udah tahu gak boleh bawa barang aneh-aneh, ehh masih aja dibawa,” kata
Riana.
“Tapi
kapan ya nyitanya,” kata Milka.
“Mungkin
pas kita kegiatan penjelajahan,” kata Elsa.
Malam
pun tiba...
Kegiatan
kali ini yaitu pentas seni. Semua anak berhak menampilkan salah satu pentas
seni sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
“Riana,
kamu mau nampilin apa?” tanya Elsa.
“Aku
mau nyanyi aja. Kalau kamu, Sa?”
“Aku
mungkin bermain gitar,” jawab Elsa.
Hallo,
selamat malam adik-adik. Kakak mau tanya siapa yang mau maju duluan?” kata Kak
Rian.
Semuanya
hening tanpa ada jawaban.
“Oke,
kalau gak ada yang mau mengajukan diri untuk maju, kakak tunjuk ya. Iya kamu
perempuan yang di belakang sendiri,” kata Kak Rian.
“Hah,
aku?” Riana tersontak kaget.
“Iya
benar kamu, kamu mau menampilkan apa?” tanya Kak Rian.
“Aku
ingin nyanyi, kak.”
“Baiklah
kamu akan nyanyi dan diiringi gitar oleh Kak Sam.” kata Kak Rian.
“Ya
ampun aku kok jadi gugup gini ya,bukan karena dilihatin banyak orang tetapi
akan diiringi gitar oleh Kak Sam,” batin
Riana.
Suara
gentingan gitar pun berbunyi. Aku mulai menyanyi dan mataku tanpa henti-hentinya
memandangi Kak Sam. Mata Kak Sam juga memandangi aku. Jadi, mata kita saling
bertemu. Perasaan itu muncul di hatiku...
Setelah
nyanyian selesai, aku ucapkan terima kasih. Suara tepuk tangan pun berbunyi.
“Wah,
suara kamu bagus juga ya.” kata Kak Sam.
“Makasih
ya, kak,” jawabku.
Hari
ini hari dimana perkemahan berakhir. Upacara penutupan sudah selesai.
“Riana,
kamu pulang dijemput siapa?” tanya Elsa.
“Gak
tahu nih, Papaku lagi di luar kota, kakakku lagi ada urusan. Mungkin aku naik
ojek” kataku.
“O..ya
udah. Aku pulang duluan ya, udah dijemput pamanku, maaf ya aku gak bisa pulang
bareng kamu. Aku kan dijemput pake motor.” kata Elsa.
“Iya,
gak papa, Sa. Hati-hati di jalan yaa.,” kataku.
Semua
anak yang mengikuti kegiatan sudah pulang, tinggal Riana saja.
Suara
klakson pun berbunyi. Aku terkejut.
“Hai
dik belum pulang, mau kakak antar?” kata Kak Sam.
“Emm..,boleh
kak” kataku.
Selama
perjalanan, aku sangat senang karena Kak Sam selalu menciptakan suasana yang
lucu. Awalnya, merasa canggung tetapi lama kelamaan biasa saja.
Setelah
sampai di rumah.
“Kak,
mau mampir dulu gak?” tanyaku.
“Boleh,
dik. Kakak duduk di luar saja ya,” kata Kak Sam.
“Riana
dia siapamu, pacar ya?” tanya Mama.
“Bukan,
Ma. Dia kakak kelas ku.” jawabku.
“Owalah,
siapkan minum untuknya!” kata Mama.
“Iya,
Ma.” kataku.
Setelah
selesai minum, aku dan Kak Sam mulai mengobrol.
“Dek,
kenapa kamu ikut organisasi ini. Organisasi pramuka cukup berat.” kata Kak Sam.
“Karena
pramuka adalah suatu organisasi yang dapat membuat kita lebih bertanggung jawab
terhadap segala sesuatu dan kita dapat lebih mengerti arti dari sebuah
kehidupan.” kataku.
“Wah,
kakak kagum dengan jawaban kamu. Sekarang kebanyakan perempuan tidak mau ikut
organisasi ini dengan alasan yang macam-macam.” kata Kak Sam.
“Alasannya
apa saja, kak?” tanya ku.
“Ya
seperti takut hitamlah karena terkena sinar matahari,pramuka melelahkan ini dan
itu. Mereka lebih senang berjalan-jalan ke mall,” jawab Kak Sam.
“O...gitu
ya, kak” kataku.
“Terus
juga, dik..emm.. mereka pada takut sama kakak Dewan Penegak karena galak.
Padahal, kakak dan saudara kakak hanya berusaha tegas.” jelas Kak Sam.
Hari
kemudian ketika di sekolah.
“Riana,
aku dengar-dengar kamu kemarin diantar pulang sama Kak Sam ya?” tanya Elsa.
“Hehehe
iya. Kak Sam itu ternyata hebat ya, orangnya baik. Aku baru menyadari kalau dia
itu ganteng,” kataku berbisik pada Elsa.
“Jangan-jangan
kamu naksir ya???” kata Elsa.
“Emmm...mungkin..”
kata Riana.
Setelah
pulang sekolah, seperti biasa aku dan Elsa kumpul di lapangan. Kumpul kali ini
latihan pionering untuk mempersiapkan perkemahan besar satu minggu lagi.
“Halo
dik, kakak disini akan membahas mengenai pioneering.” kata Kak Ibnu.
Materi
yang ia bawakan itu sederhana, tetapi sangat mudah dipahami. Kadang-kadang ia
sering membuat lelucon supaya suasana tidak terlalu tegang.
“Setelah
kalian memahami materi ini, maka dilanjutkan dengan kalian mempratekkan sendiri
pionering yang sudah kakak ajarkan. Kalian mengerti?” kata Kak Ibnu.
“Siap,
mengerti.” kata kelas X serempak.
“Duh
gimana nih, aku kok lupa lagi sih. Padahal, tadi aku inget tapi sekarang lupa
lagi.” kataku.
“Dek,
kamu kesulitan ya? Sini kakak bantu,” kata Kak Sam mendekatiku. Kak Sam
mengajariku dengan sangat telaten. Kadang ia sering melihat ku.
“Hlo,
kak...Kok ngeliatinnya begitu!?” kataku.
“Enggak
papa kok, dek. Ini udah jadi.” kata Kak Sam.
“Makasih
ya, kak.” kataku.
Satu
minggu kemudian. Perkemahan besar pun dimulai.
“Aduh
upacaranya capek juga ya,” kata Milka.
“Ya
iyalah capek namanya juga upacara,” kataku.
Kegiatan
hari pertama yaitu penjelajahan di sekitar lapangan perkemahan. Penjelahan kali
ini lebih jauh daripada penjelajahan yang lalu.
“Duh...berhenti
dulu Ri. Capek banget nih,” kata Elsa.
“Okay..Nih
minum dulu!” kataku.
“Makasih,”
kata Elsa.
Penjelajahan
berlanjut dan sampai akhirnya kembali ke lapangan. Menurutku penjelajahan kali
ini cukup melelahkan, tetapi menyenangkan karena kita dapat mengenal lebih jauh
tentang kondisi alam yang sebenarnya dan memberikan banyak ilmu.
Malam
yang kami tunggu-tunggu telah tiba yaitu malam api anggun. Kakak Dewan Penegak
sibuk mempersiapkan kegiatan api unggun. Kami pun ikut membantunya.
Suasana
hening...
Api
unggun segera dinyalakan. Semua terfokus pada api unggun dan terdengar suara
nyanyian.
Api kita sudah menyala
Api kita sudah menyala
Api api api api api api
Api kita sudah menyala.
Selanjutnya
suara tepuk tangan pun berbunyi.
Dor...Dor...Dor...Kembang
api mulai dinyalakan.
“Tolong!!!
Aku takutttt...” jeritku sambil menangis.
“Dek,
kenapa kamu teriak-teriak. Jangan nangis dong!” kata Kak Sam.
Kak
Sam terus saja menenangkanku dengan menepuk-nepuk bahuku.
“Hiks...hiks...Aku
takut sama kembang api karena aku pernah terkena kembang api dan itu menjadi
trauma bagiku,” kataku.
“Udah,
tenang-tenang, ada kakak kok disini,” kata Kak Sam.
Malam
berganti pagi. Posisi bulan pun digantikan oleh matahari.
“Selamat
pagi, adik-adik. Kegiatan hari kedua yang akan kita laksanakan yaitu
penjelajahan, tetapi penjelajahan kali ini berbeda karena kalian akan melakukan
pengambilan sampah yang kalian lihat ketika di jalan dan penanaman tunas
kelapa. Apa kalian siap?” kata Kak Nita.
“Siap,
kak.” kata kelas X serempak.
“Ada
yang mau bertanya?” kata Kak Nita.
“Apa
tujuan dari kegiatan ini?” tanyaku.
“Kegiatan
yang pertama bertujuan agar lingkungan di sekitar kita menjadi bersih dan
sehat. Sedangkan, kegiatan yang kedua yaitu penanaman tunas kelapa bertujuan
untuk memperbanyak tumbuhan di sekitar kita mengingat bahwa di jaman sekarang
ini banyak penebangan liar yang akan mengakibatkan polusi udara.” ucap Kak Nita.
Hari
terakhir perkemahan tiba. Kami semua sibuk untuk mempersiapkan barang-barang
yang akan dibawa pulang.
Upacara
dimulai...
Kakak
pembina memberikan amanat dan ditutup dengan doa.
“Alhamdulilah
akhirnya selesai juga acara ini.” kataku.
“Iyaaa,
Ri..Alhamdulillah ya.” kata Elsa.
Satu
tahun kemudian.
Sekarang
aku sudah kelas XI dan menjadi kakak Dewan Penegak. Aku sangat senang dan harus
lebih tanggung jawab, disiplin, berusaha, memiliki sifat seperti Trisatya, dan
berlaku seperti Dasadharma. Aku masih menyimpan rasa dengan Kak Sam, tetapi
entahlah apakah Kak Sam juga memiliki perasaan yang sama dengan ku?” gumamku
dalam hati.
Semilir
angin menyejukkan diriku. Aku sedang duduk di taman dekat rumahku.
“Aku
boleh duduk disini?” sahut Kak Sam mengagetkanku.
“Ehh,
Kak Sam... Boleh kak, ada keperluan apa ya, Kak?” tanyaku dengan gugup.
“Dek,
kakak suka sama kamu.” kata Kak Sam.
Aku
melongo mendengar ucapan yang dilontarkan Kak Sam padaku.
“Hahaha...pasti
kakak bercanda kan?” kataku.
“Enggak,
dek, kakak serius.” kata Kak Sam.
“Eem.............................”kataku.
Akhirnya aku dan Kak Sam jadian dan
inilah kisah tunas kelapa yang pernah kulalui.
TAMAT
0 comments:
Posting Komentar