Senin, 04 Januari 2021

  • Aksara Bersuara #18


    Miracle Rain in December

    Karya: Adellia Isfara N. D

     

    Kertas  merah  muda yang terselip di atas  piano sekolah ,bertuliskan tinta berwarna emas.

    Dear Ello

    Terima kasih sudah ada di sampingku dan membuat hidupku lebih berwarna,aku wanita paling bahagia yang pernah ada di muka bumi.Aku tidak akan membenci hujan sama seperti aku membencinya.

    Lovely

    Chalsa

    Pria berkacamata di padu seragam almamater biru muda ,tahun ini adalah tahun ketiga berada di sekolah menengah atas.Menjadi kakak kelas,hal yang paling terberat adalah bertemu dengan adik kelas yang super nyebelin.Di tekan tuts –tuts piano di depannya ,membawakan rantaian melodi yang menenangkan jiwa.Semoga tersampikan untuk wanta paling terindah di hidupku  Tuhan.

            Pertunjukan yang menekuk jiwa itu,dia pergi menuju taman tengah sekolah setidaknya dia bisa bernostalgia.Tiba-tiba dia kedatangan seorang lelaki yang belum cukup tua usianya sekitar 40 tahunan mungkin.

    “Kamu Ello?,saya merasa menyesal tapi bangga.Saya menyesal tidak menjadi ayah yang baik dan saya bangga dengan kamu yang telah menjaga putri saya.Ini!.” pria itu menyerahkan flash disk.

    Dengan rasa yang ingin tahu akhirnya ia segera berlari ke kelas dan membukanya . Terdapat satu file video dan file M.S World yang berjudul “Miracle in December”.

    Tetaplah tersenyum kasih,bilaku tak lagi di sisi.

    Cinta putih yang kau beri,embun simpan dalam hati.

    Tetaplah tersenyum kasihbilaku tak lagi di sisi.

    Cinta putih yang kau beri,embun simpan dalam hati.

    .       .       .       .       .       .       .       .       .       .       .       .       .

    Yang aku tahu bahwa coklat  rasanya manis,tapi apakah coklat akan terus manis?,itukah yang terjadi dengan hidupku. Aku harap kalian bisa membaca dan mengenangnya untukku.

    Belasan tahun yang lalu  aku punya segalanya, segala yang membuat hidupku berwarna,pertama aku mempunyai kasih sayang dari Papa dan Mama.Walau saat itu aku masih berumur kurang lebih satu tahun, aku tidak dapat merasakannya.Hidup indah hanya ada dalam mimpi, Papa pergi keluar negeri meninggalkan gadis kecilnya dan Mama. Detik itu juga aku sangat membenci Papa,sangat!.

    Tetesan air mata tidak akan menyelesaikan suatu masalah, kadang aku berfikir jika aku mati akan menghilangkan beban hidup yang yang ditanggung,di sisi lain aku juga takut mati.

    “Tapikan Bu,saya belum mengenal teman laki-laki di kelas.”

    Aku tidak tahu siapa orang yang pantas,aku juga takut jika pria yang di pilih hanya membuat luka yang di derita ini semakin.Aku takut untuk pergi dari zona amanku yang sudah di buat sejak aku mengerti apa arti perpisahan.

    “Chalsa,kamu harus jaga kesehatan,jangan lupa obatnya teratur di minum.” Kata pria tua yang mengunakan baju putih khas dokter.

    Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang dapat mengakibatkan alveolus terisi oleh cairan berlebihan yang di sebabkan oleh faktor keturunan.Pantangan yang terbesar dalam hidupku ketika musim penghujan,hanya tabung gas kecil ini yang setia aku bawa kemana- mana.Hidupku terasa makin sempit,ternyata bukan batinku yang menderita tapi fisiku juga.

    Pria berkacamata melintas di depanku dengan membawa buku tebalnya.Pria yang tak asing benar-benar tak asing.

    “Anatasya Chalsa,” pria itu memanggil namaku.

    Dia adalah Kak Ello lebih tepatnya Ananta Ello,kakak kelas yang pernah aku cubit tangannya hingga masuk rumah sakit,tiga tahun yang lalu.Tenyata dia juga sekolah di SMA ini juga,tapi yang membuatku merasa aneh karena dia beda dengan yang lain,dia lebih asik kepada buku tebalnya daripada dunia fana ini.

    “Aku sudah pastikan,dia adalah Ello.”kataku dengan cemas.

    Kak Ello adalah orang yang terlalu lemah lembut untuk gadis yang segalak diriku,dengan segala komitmen di hidupku aku tidak akan jatuh cinta sebelum penyakit ini sembuh mungkin lebih ke penyakit batin yang aku derita.Dia anak yang cukup aktif,pintar billiard,dan bermain piano.

    Senyuman kak Ello yang sering ia gunakan saat bertemu denganku,awalnya hanya membuatku merasa takut kepadanya.Dengan terpaksa membalas senyuman itu karena aku hanyalah adik kelas.

    Semakinku melangkah kedepan rasa sakit semakin dalam bahkan jauh dari angan-angan.Jam olahraga adalah jam yang paling membosankan dalam hidupku, tidak ada sederet angka yang bisa aku mainkan dan seuntaian kata yang menggerakan bibir mungil.Dibawah pohon mangga,lapangan besar belakang sekolah, seorang pria tak asing duduk dengan memberikan bunga mawar merah.

    “Harus banget ya kamu lakukan hal yang gak penting.” kataku melototkan mata pada pria itu.

    “Haruslah,aku itu temanmu,kamu itu adik aku,senyum dong jangan cemberut kalau kita sering senyum satu masalah di kehidupanmu bakalan hilang.”kata kak Ello yang tidak dapat mengerakan hatiku.

    “Kita cuma deket kalau di depan beliau,kalo gak jangan harap.”

    Aku pergi meninggalkan kak Ello sendiri,bagaimana aku akan sembuh jika terlalu dingin kepada lelaki.Aku tidak tahu bagaimana  kecewanya kak Ello saat itu,aku sangat tidak perduli.Sedetik kemudian aku merasakan udara di sekitarku menipis,sesak nafas ini menghantuiku,dan semuanya menjadi gelap.

    “Akhirnya  kamu sudah sadar juga,apa masih terasa sakit?.”Kata pria berkacamata yang samar-samar aku melihat.

    Bagaimana mungkin sebuah rasa ini akan hilang jikaku menutup diri,aku tidak ingin merepotkan beliau .Mulai saat itu,aku mencari informasi tentang dirinya berharap seorang yang akan dekat denganku benar berasal dari orang baik.Walau sebenarnya aku membenci itu karena pertama kurang kerjaan ,kedua aku juga takut menjadi perbincangan kakak kelas,dan ketiga aku takut di sakiti setelah mencintainya.

    “Jadi adik kelas yang jadi perbincangan itu?.”kata gadis yang duduk menggunakan baju putih abu-abu sama seperti kita.Sebenarnya apa yang terjadi kak,kenapa aku tidak mengerti apa-apa,aku takut menjadi perbincangan. Semua negative  thinking mengisi pikiranku mendadak aku beku terdiam di depanmu dan di depannya.

    Minggu ini,minggutersibuk karena mengurus kebun sekolah,lebih tepatnya sekolah berkebun,dari mencangkul,menanam sayuran,dan menyiram setiap hari hingga memanen.Karena sekolah mengadakan program adiwiyata.Termasuk pria itu siapa lagi kalau bukan kak Ello,ketua kelas itu juga sibuk menyiapkan acara sekolah.

    “Kak,I am sorry.” Kataku dengan menundukan kepala.

    “Santai aja kali,Iren.Kamu mau ikut aku gak ?.” Kata kak Ello dengan senyuman yang indah.

    Dengan mengendarai motor bebeknya melaju dengan kecepatan 40 km/jam,menuju tempat yang asing bagi sosok rumahan seperti Chalsa.Di tempat yang penuh dengan ribuan  bunga matahari yang sangat mengagumkan,dan aku belum pernah datang ke tempat seindah ini dalam belasan tahun hidupku.Dengan mengerakan jari tangannya di depan gitar yang dia bawa,menyanyikan seuntaian lagu yang bagus untuk di dengarkan telinga.Lagu yang sering dia nyanyikan dengan gitar hitamnya.

    Walau kau menghapus,menghempas diriku,mengganti cintaku.

    Semua tak mampu hilangkan cinta yang telah kau beri.

    Walau kau berubah,akukan bertahan di sepanjang waktuku.

    Biarkan aku mencintaimu dengan caraku .

    Dia membuatku tersenyum,walau di tidak tahu  atau mungkin dia tahu.Aku terus menari mengikuti aliran angin yang  menggerakan bunga  matahari menari bersama kupu-kupu yang berwarna-warni

    “Duduklah,nanti kamu capek ?.”katanya,aku segera berlari menekatinya dan duduk di sampingnya,mendengar orang ini lagi bernyanyi.

    Ku ingin hatimu yang tulus ada di setiap detikku.

    Jadikan hidupku berwarna dengan cintamu kasihmu hati…

    Yang tulus selalu…janji hati… hidup mati kitakan bersama.

    Kaukan selalu ada di setiap hembusan nafasku ini.

    Akan ku jaga,akanku bawa sampai mati.

    Kaukan selalu ada hingga jantungku tidak berdetak lagi.

    Akanku jaga,akanku bawa sampai mati…Oh  janji hati.

    Hujan menghancurkan segalanya hingga merusak kenangan manis di hidupku,untuk pertama kali dalam hidupku di nyanyikan oleh seorang pria.Badanku terasa menggigil dengan nafas yang tidak beraturan,dadaku terasa nyeri,sakit.Sakit sekali !.

    .       .       .       .       .       .       .       .       .       .       .       .      

    Di rumah sakit dengan impus di tangan kananku,setetes terus setetes,dengan selang di hidung .Benar-benar ribet,harus minum obat yang besar dan rasanya pahit ,di suntik ini suntik itu,didatangi oleh suster yang tak pernah tersenyum.Aku membuka laptop,lalu mengeplay lagu BTS – Spring day untuk menghilangkan rasa bosenku dengan mendengarkan suara mereka dan melihat music video yah Kim Tae Hyung.

    Nunkkocci tteoreojyeoyo,tto jogeumssik meoreojyeoyo.

    Bogo sipda (bogo sipda), bogo sipda (bogo sipda).

    Eolmana gidaryeoya,tto myeot bameul deo saewoyo.

    Neol boge doelka (neol boge doelka), manage doelkka(manage doelka).

    You know with all, you are best friend.

    Achimeun dasi ol geoya,eotteon eodumdo eotteon gyejeoldo.

    Tiba-tiba pintu  kamar terbuka,sehingga menghentikan nyanyianku,mereka yang datang adalah teman sekelas.Teman yang  membuat guru-guru kewalahan karena keberisikan,kelas yang sering memdapat masalah dengan teman seangkatan atau kakak kelas bahkan guru.Tapi aku rindu dengan canda tawa mereka.

    “Masih sakit ya ,itu di cariin sama kak Ello terus,ngapain kabur segala Chalsa.”Kata Yehena, teman sebangku, yang mengingatkan pada kejadian itu.Aku kabur dan nekat  menobros derasnya hujan hingga akhirnya  masuk di rumah sakit  tiga hari.

            Setelah teman-teman pergi satu per satu meninggalkan ruangan ini,entah energi darimana asalnya aku tidak tahu, yang jelas membuatku semangat untuk menjalani hidup dan bersemangat  dan bertemu kak Ello.Apakah ini cinta yang tumbuh?.

    “Chalsa,ini mantanku.”katanya sambil menunjukan  foto yang ada di dompetnya.What!,berhasil membuatku melongo seperti petir di siang hari yang datang tiba-tiba. “Ekspresi yang bagus,gaklah aku bercanda.”Benar-benar menyebalkan orang ini,aku cemburu jika itu terjadi.

    Satu hal yang aku benci dari kak Ello,karena dia terlalu perhatian,sebenarnya aku suka di perhatikan  tetapi  ini sangat berlebihan sehingga mengusik ketenanganku dan aku sangat benci itu sehingga aku marah kepadamu.Mungkin aku terlalu agresif ,dan aku gak bisa mengendalikannya,mianhae oppa.

    Hari ulang tahunku ke enam belas tahun,Apakah Papa mengingatnya?,bukankah sudah biasa aku lewati hari yang terpenting ini sendirian,tanpa Papa.Aku duduk di taman sekolah sendirian nuansa mendung menghiasi langit,mungkin akan hujan pikir hati kecilku.Apakah hujan tahu apa yang kurasakan sekarang ?.

    “Chalsa,apa yang kamu lakukan di sini  sendirian?.” Pertanyaan itu yang berhasil memudarkan lamunanku.

    Dia mengajakku pergi ke suatu café kecil di sudut kota,dengan memesan dua gelas ice cream rasa cokelat kesukaanku.Tak terasa waktu cepat sekali berjalan,dia hanya menghiburku dengan canda tawa dan ocehannya yang gak jelas.

    “Selamat ulang tahun cantik.”Dengan memberikan sebuah kotak hitam yang dilapisi pita berwarna kesukaanku,pink and black.Diam- diam aku tersenyum di dalam hati,sebuah kalung yang berliontin sebuah hati bermata satu.

    Seperti hari biasanya,hari ini olahraga bersama karena banyak sekali sampah yang berserakan di lapangan besar,belakang sekolah.Jadi tema hari ini adalah bersih-bersih.

    “Yah,aku benci ini,siapa yang buang sampah sembarangan. I hate you!.”

    “Udah gak usah mengeluh tinggal ambil dan masukan dalam karung.Oke.”Dia tersenyum sangat manis sedangkan aku merasa malu di depannya.

    Pesta sekolah dengan dress code putih crem,warna yang anggun,tidak terasa hampir satu tahun berdiri di sini,dengan kak Ello,dengan teman-teman.Aku akan menjadi kakak kelas baru dan dia akan menjadi kakak kelas tertua.

    “Target apa yang ingin kamu capai nanti,Chal.”Tanya kak Ello dengan senyuman mengiasi wajahnya.

    “Aku hanya ingin hidup lebih panjang bersama orang-orang yang ada di dekatku.”Jawabku dengan penuh keyakinan ku ucapkan.

    Don’t go Chalsa, please stay with me.”

    Yes, I will stay with you.”

    Seminggu lagi ulang tahun kak Ello,aku tidak yakin bisa menghadiri pesta ulang tahunnya ke tujuh belas tahun.Aku memilih gaun yang berwarna merah muda di hiasi bunga mawar merah dan  sepatu merah dengan heels yang membuatku susah berjalan.

    “Akhirnya kamu datang juga Chalsa.” Kata kak Ello dengan wajah berseri menggunakan jas hitam yang membuat penampilannya berbeda.

    Happy birthday,maaf terlambat ya.”Memberikan sebungkus kado berpita biru yang mungkin sesuai dengan dirinya.

    “Gak apa-apa yang penting kamu datang..Piano!”Sambil membuka isi kado tersebut.

    Dia mengajaku duduk di serambi depan rumahnya,kita memandangi langit yang penuh bintang.Di usia kakak yang sekarang sudah tujuh belas tahun,aku berharap semoga kamu menjadi orang yang selalu ada buat aku dan jangan pernah berubah.

    “Ohw,heelsnya nyeselin.”Aku mengeluh dengan sepatu yang menyakiti kakiku.

    “Suatu yang bikin kamu sakit jangan di tahan,mending copot aja daripada sakit.”Diam-diam kau melihatku setelah itu pergi berlari ke dalam rumah,mengambil sebuah sandal katak yang berwarna hijau muda dan menyuruhku memakai sandal itu.Sangat lucu ,setiap kali aku melihat sandal itu,seakan mengingatkanku padamu.

    Terima kasih kak sudah membuat aku nyaman,memberikan dukungan,aku akan berusaha untuk hidup lebih lama lagi.Berikan waktu cukup panjang untuk diriku ini,Tuhan aku ingin hidup sekali lagi.

    Tuhan berkehendak lain,hujan kembali menyerang diriku,kembali ku terbaring di rumah sakit,tapi aku tidak bisa meminum obat karena ginjalku sudah menolaknya,mungkin karena sering aku masukan kedalam tubuhku.Aku hanya gantungkan hidupku kepada tabung gas.

    “Kenapa salju tidak turun di Indonesia,ahh jika itu terjadi akan melukaiku  ya,Kak”

    “Udah lah jangan bicara gak jelas,diamlah disini aku akan menjagamu.”kata kak Ello dengan memegang kursi roda yang sekarang menumpuku.Jika aku tidak bisa mengucapkan kata terakhirku,aku tidak punya kata terakhir yaing baik untuk aku ucapkan.

     “Jangan pikir yang aneh-aneh Chalsa,semua akan baik-baik saja dan akan kembali seperti semula.Aku ingin kamu menyanyikan lagu untukku.”

    Siganeul meomchwo,nege doraga.

    Chueogeul Chalgeun,neoui peijireul yeoreo,nan ge ane isseo,Oh woo.

    Boiji anheun neol chajeuryeogo aesseunda.

    Deloji anhneun neol deureulyeo aesseunda.

    Lagu itu terasa bagus di nyanyikan kak Ello sana seperti suara penyanyi aslinya,Do Kyung Soo,Byun Baek Hyun, dan Kim Jong Dae,dua orang yang membuatku terkagum dengan tingginya Oh Se Hun dan Park Chanyeol.Aku mendapat pelajaran dari hujan,aku tidak membenci hujan walau sudah menyakitiku berulang kali,aku tidak akan membenci seorang Papa walau dia sudah menyakiti hatiku.

    Saat kau keluar dari ruang rumah sakit ini,aku tidak yakin bisa bertemu lagi denganmu besok.Aku takut tidak ada di dunia ini,tapi aku akan melihatmu dan terus disampingmu di atas sana.Ada sebuah kepercayaan jika kita rindu dengan seorang yang sudah meninggal,kita harus mencari bintang yang paling terang di situlah orang yang kita cintai berada.Aku ingin terus berada disampingmu,tapi aku merasa sebuah kata impossible yang ada, tidak ingin kehilanganmu,kenang aku dalam hujan,bintang paling terang,dan sinar matahari.Kak Ello tetaplah menjadi seseorang yang aku kenal,terima kasih untuk segalanya.

    Terima kasih kak udah nyanyiin lagu Miracle in December di bulan Desember ini,akan menjadi kenangan terindah dalam hidupku,di dalam buku ini akan menjadi sejarah dan bukti aku mampu bahagia di sisa hidupku.

     

     

     

     

  • 0 comments:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2018 LSP FKIP UNS Kampus VI Kebumen.