LAPORAN AKHIR
PENELITIAN KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM
PENGGUNAAN MATERIAL SETEMPAT DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH BOTOL PLASTIK SEBAGAI ALAT PENYARING AIR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS AIR BERSIH DI KELURAHAN PANJER
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sumber Daya Alam
Dosen Pembimbing:
Dr. Kartika Chrysti Suryandari, M.Si.
Dr. Murwani Dewi Wijayanti, M.Pd.
Siti Fatimah, M.Pd.
Disusun Oleh:
Eva Rosita
K7122107
3G
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2023
PENGGUNAAN MATERIAL SETEMPAT DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH BOTOL PLASTIK SEBAGAI ALAT PENYARING AIR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS AIR BERSIH DI KELURAHAN PANJER
Eva Rosita
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kebumen,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Abstract
Currently, the need for clean water is very important for everyone, whether it is the need for clean water in the household or in the business world. To be able to provide clean water quality, water treatment is needed that has quality according to health standards from the Ministry of Health or the World Health Organization. The aim of making this filter tool is to overcome the problem of clean water and reduce plastic bottle waste in Panjer Village, Kebumen District, Kebumen Regency by using used bottles as a simple clean water filter. From the practice of making water purification equipment, it was found that the water which was originally cloudy in color changed to become clearer and odorless. This is because of the materials used, such as gravel, cloth, coconut fiber, charcoal, palm fiber and sponge.
Keywords: Used Bottles, Clean Water.
Abstrak
Saat ini kebutuhan air bersih sangat penting bagi semua orang, baik itu kebutuhan air bersih di rumah tangga maupun di dunia bisnis. Untuk dapat memberikan kualitas air bersih maka dibutuhkan pengolahan air yang memiliki kualitas sesuai standar kesehatan dari Departemen Kesehatan atau Badan Kesehatan Dunia. Tujuan dibuatnya alat penyaring ini adalah untuk mengatasi permasalahan air bersih serta mengurangi limbah botol plastic di Desa Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen dengan memanfaatkan botol bekas sebagai penyaring air bersih sederhana. . Dari praktek pembuatan alat penjernihan air, didapatkan bahwa air yang semula warnanya keruh berubah menjadi lebih bening dan tidak berbau. Hal ini karena bahan-bahan yang digunakan, seperti batu kerikil, kain, sabut kelapa, arang, ijuk, dan spons.
Kata Kunci: Botol Bekas, Air Bersih.
Latar Belakang
Air merupakan komponen yang memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup semua ma-khluk hidup di bumi ini (Susanto, Diko. et al., 2014). Sebenarnya, hampir dua per-tiga bagian bumi terdiri dari air. Hanya saja sebagian besar merupakan air asin (air laut). Air tawar pun penyebarannya tidak selalu sama jumlahnya antara daerah satu dengan yang lain. Maka bukan hal yang asing bagi kita bila di suatu daerah ketersediaan air demikian melimpah, sedangkan di daerah lain keku-rangan air. Air yang terdapat di dalam bumi disebut air tanah dan yang terdapat di permukaan bumi dise-but air permukaan. Air permukaan dapat dijumpai da-lam bentuk sungai, laut, hujan, danau, dll. Karena si-fatnya mudah melarutkan zat lain, maka air sangat mudah tercemari oleh zat-zat yang dilewatinya.
Penggunaan plastik di Indonesia tidak dibatasi. Plastik banyak digunakan untuk kebutuhan alat rumah tangga dan produksi, khususnya untuk kemasan makanan dan minuman. Sisa kemasan tersebut banyak dibuang begitu saja yang menyebabkan penumpukan limbah plastik semakin meningkat. Setiap pabrik menghasilkan rata-rata satu ton limbah plastik setiap minggunya (Susanto, A. et al., 2020). Jumlah tersebut akan terus bertambah, karena sifat dari pelastik antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. Limbah botol plastik masih dianggap sebagai sampah yang kurang bermanfaat. Padahal limbah botol plastik dapat dimanfaatkan menjadi beraneka ragam bentuk barang yang berguna yang dapat mempercantik ruang atau si pemakainya.Khususnya, pemanfaatan limbah botol air mineral bukanlah sekedar mencari keuntungan material saja melainkan sebagai bagian menjaga kelestarian lingkungan.
Masyarakat masih ada yang tidak menge tahui kualitas air. Kualitas air yang baik harus memenuhi syarat fisik, kimia dan mikrobiologi. Secara fisik, air harus jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dengan suhu antara10 25 C (sejuk) dan tidak meninggalkan endapan. Secara kimiawi, air tidak mengandung racun, cukup yodium dan pH antara 6,5-9,2. dan secara mikrobiologi, air tidak mengandung kuman kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit (Purwanto et al., 2012).
Permasalahan lingkungan di Desa Panjer yang dominan saat ini adalah kurangnya pengelolaan sampah terutama yang berbahan plastik dan masalah sanitasi. Sanitasi merupakan masalah penting yang harus diperhatikan terutama pada pengolahan limbah, pembuangan sampah dan sarana air bersih. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis melakukan langkah konservasi berupa pembuatan alat penyaring air sederhana yang memanfaatkan bahan dari botol plastik dan juga material setempat lain berupa kain, kerikil, arang, sabut kelapa, spons, dan kapas.
Tujuan
Menyediakan solusi yang sederhana dan terjangkau untuk meningkatkan akses masyarakat Desa Panjer terhadap air bersih melalui pemanfaatan limbah botol plastik sebagai alat penyaring.
Mengurangi jumlah limbah botol plastik di lingkungan sekitar Desa Panjer dengan mendaur ulangnya menjadi alat penyaring air, sehingga memberikan kontribusi positif terhadap pengelolaan limbah.
Meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Panjer tentang pentingnya pengelolaan limbah plastik dan dampak positif dari pemanfaatan limbah tersebut untuk kebutuhan sehari-hari, seperti penyaring air.
Menilai sejauh mana alat penyaring air yang menggunakan limbah botol plastik dapat meningkatkan kualitas air bersih di Desa Panjer. Ini melibatkan pengukuran parameter air, seperti kejernihan, kandungan bakteri, dan kandungan bahan kimia tertentu.
Dasar Teori
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga menjadi modal dasar dan faktor utama pembangunan. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal itu bisa dilihat bahwa 70% permukaan bumi tertutup air dan dua pertiga tubuh manusia terdiri dari air. Kebutuhan yang pertama bagi terselenggaranya kesehatan yang baik adalah tersedianya air yang memadai dari segi kuantitas dan kualitasnya yaitu harus memenuhi syarat kebersihan dan keamanan(Solihin et al., 2020).
Kualitasair yang kurang baik akan mempengaruhi kesehatan warga yang ada. Perlu adanya inovasi pembuatan filter air agar dapat meningkatkan kualitas air untuk kebutuhan sehari-hari sehingga menjadi produk atau bahan yang lebih bermanfaat (Agustina et al., 2022). Ada beberapa cara mudah untuk mendapatkan air yang bersih dan jernih, namun cara yang paling umum adalah melalui filter. Filtrasi atau penyaringan merupakan suatu proses pemisahan campuran yang terjadi antara cairan dan padatan dengan cara melewatkan umpan (padatan+cairan) dengan bantuan perantara medium penyaring (Broto, Arifan and Satriyo, 2022). Satu hal yang perlu diperhatikan adalah penyaringan air atau waterfiltrasi ini tidak dapat menghilangkan garam terlarut dari air. Hal ini dikarenakan proses mengubah air keruh menjadi air jernih harus dilakukan dengan hati-hati agar bakteri yang ada di dalam air benar-benar hilang.
Botol plastik bekas adalah salah satu jenis sampah anorganik yang banyak ditemukan di sekitar kita. Sebagian besar kemasan botol plastik tidak direkomendasikan untuk digunakan berulang kali, karena akan berdampak negatif bagi kesehatan meski dalam jangka waktu yang relatif lama. Akan tetapi botol plastik tersebut sebenarnya masih memilik banyak manfaat. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), sampah yang dihasilkan oleh penduduk Indonesia pada setiap orang mencapai 0,8 kg tiap hari nya atau mencapai jumlah keseluruhan sebanyak 189 ribu ton sampah setiap hari. Dari kalkulasi tersebut terdapat sampah berupa plastik sebanyak 15% atau mencapai 28,4 ribu ton sampah berupa plastik tiap hari nya (Sari, D. M. M., et al., 2017).
Metode Penelitian
Mekanisme pelaksanaan kegiatan konservasi Pembuatan Penyaringan air menggunakan alat sederhana untuk meningkatkan kejernihan air di Desa Panjer ini meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahap persiapan meliputi melakukan survey lapangan seperti kualitas kejernihan air di beberapa kos di Desa Panjer, menentukan jadwal kegiatan, menentukan desain alat filtrasi sederhana, menyiapkan alat dan bahan filtrasi sederhana, mempersiapkan pelaksanaan kegiatan termasuk materi kegiatan. Tahap pelaksanaan yaitu tahap dimana pembuatan alat penyaring air dari bahan material setempat yang nantinya alat penyaring tersebut akan diberikan kepada masyarakat di Desa Panjer. Tahap evaluasi yaitu tahap setelah melakukan praktik pembuatan alat penyaring air terdapat beberapa hal yang mungkin perlu diperbaiki untuk keberlangsungan pembuatan alat yang lebih baik.
Hasil dan Pembahasan
Gambar Limbah Botol Plastik
Permasalahan umum yang terjadi di Desa Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen pada umumnya yaitu mengenai kualitas air bersih serta masih banyaknya limbah botol platik yang belum dimanfaatkan dengan baik. Dengan demikian Pembuatan Penyaring air sederhana menjadi Solusi yang baik untuk menanggulangi kedua masalah tersebut. Penggunaan botol plastik, kain bekas, arang, sabut kelapa, kapas, spons, keikil untuk membuat alat penyaring air dapat menjadi Solusi untuk pengurangan sampah di Desa Panjer yang membuat polusi tanah serta meningkatkan kualitas air di desa tersebut.
Gambar alat dan Bahan
Pengolahan limbah botol plastik menjadi penyaring air sederhana dapat dilakukan dengan cara yang pertama menyediakan alat dan bahan seperti otol plastik bekas,kain bekas, arang, sabut kelapa, kerikil, kapas, spons, cutter. Bagian bawah botol dipotong dengan pisau kemudian spons dimasukan ke dalam botol lalu dipadatkan. Kedua arang dan sabut kelapa ditempatkan di atasnya dan ditekan hingga cukup padat. Ketiga kerikil dituangkan ke dalam botol hingga terisi penuh, letakkan kapas serta kain diletakan di bagian paling atas. Penadah air ditempatkan di bawah mulut botol. Air yang kotor dituangkan ke dalam botol untuk disaring. Pembuatan alat penyaring sederhana ini kemudian dapat dibagikan kepada Masyarakat setempat yaitu pada Desa Panjer sebagai upaya untuk mengurangi jumlah limbah botol plastik yang mengganggu Kesehatan tanah serta menanggulangi masalah kualitas air yang kurang jernih. Melalui praktek pembuatan alat penjernihan air, didapatkan bahwa air yang semula warnanya keruh berubah menjadi lebih bening dan tidak berbau.
Gambar Pemberian Alat Peyaring Air ke Warga Gambar air sebelum disaring
Gambar air setelah disaring
Hal yang dapat diperoleh dari kegiatan ini yaitu masyarakat semakin memahami akan pentingnya kualitas air bersih dan penyakit yang diakibatkan jika tidak terpenuhi kebutuhan air bersih sesuai standar yang ditetapkan.Selain itu tersedianya air bersih yang memenuhi standar baku air minum sehingga akan meningkatikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Warga masyarakat juga mempunyai ketrampilan dalam hal pembuatan alat penjerih air sederhana yang dapat mereka buat sendiri sesuai dengan kebutuhan pribadi mereka
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari kegiatan seperti yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
Melalui pembuatan alat penjernihan air, didapatkan bahwa air yang semula warnanya keruh berubah menjadi lebih bening dan tidak berbau.
Melalui pembuatan alat penjernih air dapay mengurangi jumlah limbah botol plastik yang ada sehingga bisa mencegah pencemaran tanah di Desa Panjer.
Saran
Agar pemanfaatan alat penjernih air dapat optimal, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
Harus dilakukan perawatan terhadap alat penjernih air secara teratur agar tidak terjadi kerusakan yang mengakibatkan tidak berfungsinya alat tersebut. Diantaranya yaitu dengan melakukan pencucian media setiap 5-7 hari sekali dan mengganti media setiap setahun sekali.
Warga masyarakat yang sudah memiliki keterampilan cara pembuatan alat penjernih air dapat menularkan ilmunya kepada warga yang lain, agar semakin banyak warga masyarakat,yang merasakan manfaat alat penjernih air.
Ucapan Terima Kasih
Selama penyusunan laporan ini, penulis banyak bantuan, saran serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:
Ibu Dr. Kartika Chrysti Suryandari, M.Si. selaku Kepala PSDKU PGSD Kebumen.
Ibu Dr. Kartika Chrysti Suryandari, M.Si., Ibu Dr. Murwani Dewi Wijayanti, S.Pd., M.Pd., dan Ibu Siti Fatimah, M.Pd., selaku dosen pembimbing mata kuliah Sumber Daya Alam.
Orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat serta dukungan.
Teman- teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan masukan yang berguna untuk penulisan laporan akhir ini.
Akhir kata semoga kebaikan yang telah di berikan oleh semua pihak selama pelaksanan konservasi serta dalam proses pembuatan laporan in dapat di balas oleh Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin.
Daftar Pustaka
Agustina, N. et al.(2022) ‘Pelatihan Pembuatan Filter Air Sederhana Skala Rumah Tangga di Kelurahan Gambut’, Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), 4(1), p. 96. Available at: https://doi.org/10.36565/jak.v4i1.276
Purwanto, D., Lutjito, dan Suparman. (2012). Pembuatan pengolah air kotor menjadi air bersih pada daerah banjir di Dusun Kalidengen II Temon Kulon Progo. Jurnal INOTEK, 16(2),188-197.
Sari, D. M. M., Prasetyo, Y., & Kurniawan, A. (2017). Metode konversi sampah plastik berupa botol plastik bekas melalui budidaya toga dengan sistem vertikultur yang ramah lingkungan. Gontor AGROTECH Science Journal, 3(2), 85-98.
Solihin, D., Prasetiyani, D., Sari, A. R., Sugiarti, E., & Sunardi, D. (2020). Pemanfaatan botol bekas sebagai penyaring air bersih sederhana bagi warga Desa Cicalengka Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang. Dedikasi Pkm, 1(3), 98-102.
Susanto, A., Putranto, D., Hartatadi, H., Luswita, L., Parina, M., Fajri, R., Sitiana, S., Septiara, S., & Amelinda, Y. S. (2020). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah Dalam Mengurangi Sampah Botol Plastik Kampung Nelayan Kelurahan Tanjung Ketapang. Abdi: Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat, 2(2), 94-102.
Susanto, D., & Kalsum, T. U. (2014). Alat Penyaringan Air Kotor Menjadi Air Bersih Menggunakan Mikrokontroller Atmega 32. Jurnal media infotama, 10(2).
0 comments:
Posting Komentar