Lingkar Studi Pendidikan UKM Keilmiahan FKIP UNS

Jumat, 12 Januari 2024

  • Jurnal Karya 2023 "Artikel" #52

     PROBLEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

    Muhammad Hafid Syafly

    Universitas sebelas maret

    muhammadhafidsyafly@student.uns.ac.id


    Abstrak

    Artikel ini menganalisis permasalahan utama dalam sistem pendidikan Indonesia. Fokusnya meliputi kualitas guru, kurikulum yang ketinggalan zaman, akses terbatas terhadap pendidikan berkualitas di daerah terpencil, dan ketidaksetaraan gender dalam akses pendidikan. Artikel juga membahas dampak teknologi dalam pendidikan, baik positif maupun negatif, serta tantangan adaptasi dalam pembelajaran jarak jauh selama pandemi. Penelitian menunjukkan rendahnya investasi dalam pendidikan dan perluasan akses pendidikan berkualitas. Solusi mencakup peningkatan pelatihan guru, revisi kurikulum sesuai kebutuhan era modern, penguatan infrastruktur pendidikan, dan inisiatif inklusifitas untuk memastikan pendidikan berkualitas merata di seluruh negeri.

    Kata Kunci: Pendidikan, Masalah, Sistem


    Abstract

    This article analyzes the main problems in the Indonesian education system. The focus includes teacher quality, outdated curricula, limited access to quality education in remote areas, and gender inequality in access to education. The article also discusses the impact of technology on education, both positive and negative, as well as the challenges of adaptation in distance learning during a pandemic. Research shows low investment in education and expanding access to quality education. Solutions include improving teacher training, revising curricula to suit the needs of the modern era, strengthening educational infrastructure, and inclusiveness initiatives to ensure quality education is evenly distributed throughout the country.

    Keywords: Education, Problems, System



    PENDAHULUAN


    Pendidikan merupakan pilar fundamental dalam pembangunan suatu negara. Di Indonesia, sektor pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Namun, dalam perjalanannya, sistem pendidikan Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang mempengaruhi kualitas dan aksesibilitasnya. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam permasalahan yang dihadapi dalam sistem pendidikan Indonesia.

    Pendahuluan ini akan membahas latar belakang pentingnya pendidikan bagi pembangunan nasional, serta menggarisbawahi permasalahan utama yang dihadapi oleh sistem pendidikan Indonesia. Dalam konteks ini, fokus utama akan diberikan pada kualitas guru sebagai penggerak utama proses pembelajaran, ketertinggalan kurikulum dalam mengikuti perkembangan zaman, keterbatasan akses terhadap pendidikan berkualitas di daerah terpencil, serta ketidaksetaraan gender yang masih menjadi hambatan dalam mendapatkan akses pendidikan.

    Selain itu, artikel ini juga akan membahas dampak teknologi dalam pendidikan, termasuk manfaat dan tantangan yang dihadirkan oleh penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran. Selama pandemi global, pendidikan jarak jauh telah menjadi realitas baru yang memunculkan tantangan baru dalam adaptasi metode pembelajaran.

    Dengan menganalisis permasalahan-permasalahan tersebut, artikel ini akan mengajukan solusi-solusi konstruktif guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Langkah-langkah seperti peningkatan pelatihan dan pengembangan guru, revisi kurikulum yang lebih relevan dengan tuntutan zaman, penguatan infrastruktur pendidikan, dan langkah-langkah inklusifitas akan dibahas sebagai bagian dari solusi yang dapat diimplementasikan guna mengatasi problematika pendidikan di Indonesia.

    Permasalahan pendidikan di Indonesia saat ini masih menjadi isu yang perlu mendapat perhatian serius. Meskipun telah mengalami transformasi dan perkembangan sejak masa kemerdekaan, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa permasalahan pendidikan di Indonesia saat ini antara lain adalah kurangnya akses pendidikan, kesenjangan kualitas pendidikan antara daerah, kurangnya kualitas guru, dan kurangnya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja. Dalam artikel ini, kita akan membahas permasalahan pendidikan di Indonesia saat ini dan cara penanganannya.


    PEMBAHASAN


    Kurangnya Akses Pendidikan

    Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia saat ini adalah kurangnya akses pendidikan. Masih banyak anak-anak di Indonesia yang tidak memiliki akses ke pendidikan karena faktor ekonomi, jarak, dan kurangnya infrastruktur pendidikan di daerah terpencil [1]. Hal ini menyebabkan tingkat buta huruf di Indonesia masih cukup tinggi. Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah perlu meningkatkan akses pendidikan dengan membangun lebih banyak sekolah di daerah terpencil dan memberikan bantuan biaya pendidikan bagi anak-anak yang kurang mampu.


    Kesenjangan Kualitas Pendidikan Antara Daerah

    Selain kurangnya akses pendidikan, permasalahan pendidikan di Indonesia saat ini adalah kesenjangan kualitas pendidikan antara daerah. Masih banyak daerah di Indonesia yang memiliki kualitas pendidikan yang rendah dibandingkan dengan daerah lain [2]. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia dan infrastruktur pendidikan di daerah tersebut. Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah perlu meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil dengan memberikan bantuan dan dukungan bagi guru dan siswa di daerah tersebut.




    Kurangnya Kualitas Guru

    Permasalahan pendidikan di Indonesia saat ini juga terkait dengan kurangnya kualitas guru. Masih banyak guru di Indonesia yang kurang memenuhi standar kualitas pendidikan yang baik [3]. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pelatihan dan pengembangan profesionalisme guru di Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah perlu meningkatkan pelatihan dan pengembangan profesionalisme guru di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan insentif bagi guru yang berkualitas untuk memotivasi mereka dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.


    Kurangnya Relevansi Kurikulum dengan Kebutuhan Dunia Kerja

    Permasalahan pendidikan di Indonesia saat ini juga terkait dengan kurangnya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja. Kurikulum pendidikan di Indonesia masih terlalu teoritis dan kurang memperhatikan kebutuhan dunia kerja [4]. Hal ini menyebabkan lulusan pendidikan di Indonesia sulit untuk bersaing di dunia kerja. Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah perlu meningkatkan relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja. Pemerintah juga perlu memperkuat kerjasama antara dunia pendidikan dan dunia kerja untuk memastikan bahwa kurikulum pendidikan di Indonesia memenuhi kebutuhan dunia kerja.


    Penanganan Permasalahan Pendidikan di Indonesia

    Untuk menangani permasalahan pendidikan di Indonesia, pemerintah perlu melakukan beberapa tindakan. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain:


    1. Meningkatkan akses pendidikan dengan membangun lebih banyak sekolah di daerah terpencil dan memberikan bantuan biaya pendidikan bagi anak-anak yang kurang mampu.

    2. Meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil dengan memberikan bantuan dan dukungan bagi guru dan siswa di daerah tersebut.

    3. Meningkatkan pelatihan dan pengembangan profesionalisme guru di Indonesia serta memberikan insentif bagi guru yang berkualitas.

    4. Meningkatkan relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja dan memperkuat kerjasama antara dunia pendidikan dan dunia kerja.

    5. Meningkatkan pengawasan dan evaluasi terhadap kualitas pendidikan di Indonesia untuk memastikan bahwa tujuan pendidikan nasional tercapai.

    Dalam menangani permasalahan pendidikan di Indonesia, peran masyarakat juga sangat penting. Masyarakat perlu terlibat aktif dalam memperjuangkan hak pendidikan bagi anak-anak di Indonesia. Selain itu, masyarakat juga perlu mendukung program-program pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.


    KESIMPULAN


    Permasalahan pendidikan di Indonesia saat ini masih menjadi isu yang perlu mendapat perhatian serius. Kurangnya akses pendidikan, kesenjangan kualitas pendidikan antara daerah, kurangnya kualitas guru, dan kurangnya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja merupakan beberapa permasalahan pendidikan di Indonesia saat ini. Untuk menangani permasalahan ini, pemerintah perlu melakukan beberapa tindakan seperti meningkatkan akses pendidikan, meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil, meningkatkan pelatihan dan pengembangan profesionalisme guru, meningkatkan relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja, dan meningkatkan pengawasan dan evaluasi terhadap kualitas pendidikan di Indonesia. Selain itu, peran masyarakat juga sangat penting dalam memperjuangkan hak pendidikan bagi anak-anak di Indonesia dan mendukung program-program pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan tindakan yang tepat dan dukungan dari masyarakat, diharapkan permasalahan pendidikan di Indonesia dapat diatasi dan kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat.


    DAFTAR PUSTAKA

    [1] https://www.semanticscholar.org/paper/e8bff15afe45444a0dd3241908a1cefe74b3f162

    [2] https://www.semanticscholar.org/paper/96e7332488ff5b5b566ead220fc32fd3dedb408a

    [3] https://www.semanticscholar.org/paper/778bcafca20456efdcf5c0042f42339f463ce825

    [4] https://www.semanticscholar.org/paper/48ae35339ae886da2cbccde4730963a99ade8afc

    [5] https://www.semanticscholar.org/paper/64e4f4da17b115947797d8c10dc15a43b6f65292


  • Jurnal Karya 2023 "Laporan" #51

     LAPORAN AKHIR  

    PENELITIAN KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM

    PENGGUNAAN MATERIAL SETEMPAT DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH BOTOL PLASTIK SEBAGAI ALAT PENYARING AIR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS AIR BERSIH DI KELURAHAN PANJER

    Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sumber Daya Alam

    Dosen Pembimbing: 

    1. Dr. Kartika Chrysti Suryandari, M.Si. 

    2. Dr. Murwani Dewi Wijayanti, M.Pd.

    3. Siti Fatimah, M.Pd.





    Disusun Oleh:

    Eva Rosita

    K7122107

    3G


    PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    2023

    PENGGUNAAN MATERIAL SETEMPAT DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH BOTOL PLASTIK SEBAGAI ALAT PENYARING AIR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS AIR BERSIH DI KELURAHAN PANJER


    Eva Rosita

    Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kebumen, 

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

    evarosita@student.uns.ac.id


     Abstract

    Currently, the need for clean water is very important for everyone, whether it is the need for clean water in the household or in the business world. To be able to provide clean water quality, water treatment is needed that has quality according to health standards from the Ministry of Health or the World Health Organization. The aim of making this filter tool is to overcome the problem of clean water and reduce plastic bottle waste in Panjer Village, Kebumen District, Kebumen Regency by using used bottles as a simple clean water filter. From the practice of making water purification equipment, it was found that the water which was originally cloudy in color changed to become clearer and odorless. This is because of the materials used, such as gravel, cloth, coconut fiber, charcoal, palm fiber and sponge.


    Keywords: Used Bottles, Clean Water.

    Abstrak 


    Saat ini kebutuhan air bersih    sangat    penting    bagi    semua    orang, baik    itu    kebutuhan    air    bersih    di    rumah    tangga    maupun    di  dunia    bisnis.    Untuk dapat  memberikan  kualitas  air  bersih maka  dibutuhkan  pengolahan  air yang   memiliki   kualitas   sesuai   standar   kesehatan   dari   Departemen   Kesehatan    atau    Badan    Kesehatan    Dunia. Tujuan    dibuatnya alat penyaring ini adalah untuk mengatasi permasalahan air bersih serta mengurangi limbah botol plastic di Desa Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen dengan memanfaatkan  botol  bekas  sebagai  penyaring  air  bersih  sederhana.  .  Dari praktek pembuatan  alat  penjernihan air, didapatkan bahwa air yang semula warnanya keruh berubah menjadi  lebih  bening  dan  tidak  berbau.  Hal ini karena bahan-bahan yang  digunakan, seperti batu kerikil, kain, sabut kelapa, arang, ijuk, dan spons. 


    Kata Kunci: Botol Bekas, Air Bersih.


    1. Latar Belakang

    Air    merupakan    komponen    yang    memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup semua ma-khluk hidup di bumi ini (Susanto, Diko. et al., 2014). Sebenarnya, hampir dua per-tiga bagian bumi terdiri dari air. Hanya saja sebagian besar  merupakan  air  asin  (air  laut).  Air  tawar  pun penyebarannya tidak  selalu  sama  jumlahnya  antara daerah satu dengan yang lain. Maka bukan hal yang asing  bagi  kita  bila  di  suatu  daerah  ketersediaan  air demikian melimpah, sedangkan di daerah lain keku-rangan  air. Air yang terdapat di dalam bumi disebut air tanah dan yang terdapat di permukaan bumi dise-but air permukaan. Air permukaan dapat dijumpai da-lam bentuk sungai, laut, hujan, danau, dll. Karena si-fatnya  mudah  melarutkan  zat  lain,  maka  air  sangat mudah tercemari oleh zat-zat yang dilewatinya.

    Penggunaan plastik di Indonesia tidak dibatasi. Plastik banyak digunakan untuk kebutuhan alat rumah tangga dan produksi, khususnya untuk kemasan makanan dan minuman. Sisa kemasan tersebut banyak dibuang begitu saja yang menyebabkan penumpukan limbah plastik semakin meningkat. Setiap pabrik  menghasilkan  rata-rata  satu  ton  limbah  plastik  setiap  minggunya (Susanto, A. et al., 2020).  Jumlah  tersebut  akan  terus bertambah, karena sifat dari pelastik antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan.  Limbah botol plastik masih dianggap sebagai sampah yang kurang bermanfaat. Padahal limbah botol plastik dapat  dimanfaatkan  menjadi  beraneka  ragam  bentuk  barang  yang  berguna  yang dapat mempercantik ruang atau si pemakainya.Khususnya, pemanfaatan limbah botol air mineral bukanlah sekedar mencari keuntungan material saja melainkan sebagai bagian menjaga kelestarian lingkungan.

    Masyarakat masih ada yang tidak menge tahui kualitas air. Kualitas air yang baik harus memenuhi syarat fisik, kimia dan mikrobiologi. Secara fisik, air harus jernih, tidak berwarna,  tidak berasa, tidak berbau, dengan suhu antara10 25 C (sejuk) dan tidak meninggalkan endapan.  Secara kimiawi, air tidak mengandung racun, cukup yodium dan pH antara 6,5-9,2. dan secara mikrobiologi, air tidak mengandung kuman kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit (Purwanto et al., 2012).

    Permasalahan lingkungan di Desa Panjer yang dominan saat ini adalah kurangnya pengelolaan sampah terutama yang berbahan plastik dan masalah sanitasi. Sanitasi merupakan masalah penting yang harus diperhatikan terutama pada pengolahan limbah, pembuangan sampah dan sarana air bersih. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis melakukan langkah konservasi berupa pembuatan alat penyaring air sederhana yang memanfaatkan bahan dari botol plastik dan juga material setempat lain berupa kain, kerikil, arang, sabut kelapa, spons, dan kapas. 


    1. Tujuan

    1. Menyediakan solusi yang sederhana dan terjangkau untuk meningkatkan akses masyarakat Desa Panjer terhadap air bersih melalui pemanfaatan limbah botol plastik sebagai alat penyaring.

    2. Mengurangi jumlah limbah botol plastik di lingkungan sekitar Desa Panjer dengan mendaur ulangnya menjadi alat penyaring air, sehingga memberikan kontribusi positif terhadap pengelolaan limbah.

    3. Meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Panjer tentang pentingnya pengelolaan limbah plastik dan dampak positif dari pemanfaatan limbah tersebut untuk kebutuhan sehari-hari, seperti penyaring air.

    4. Menilai sejauh mana alat penyaring air yang menggunakan limbah botol plastik dapat meningkatkan kualitas air bersih di Desa Panjer. Ini melibatkan pengukuran parameter air, seperti kejernihan, kandungan bakteri, dan kandungan bahan kimia tertentu.


    1. Dasar Teori

    Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga menjadi modal dasar dan faktor utama pembangunan. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal itu bisa dilihat bahwa 70% permukaan bumi tertutup air dan dua pertiga tubuh manusia terdiri dari air. Kebutuhan yang pertama bagi terselenggaranya kesehatan yang baik adalah tersedianya air yang memadai dari segi kuantitas dan kualitasnya yaitu harus memenuhi syarat kebersihan dan keamanan(Solihin et al., 2020).

    Kualitasair yang kurang baik akan mempengaruhi kesehatan warga yang ada. Perlu adanya inovasi pembuatan filter air agar dapat meningkatkan kualitas air untuk kebutuhan sehari-hari sehingga menjadi produk atau bahan yang lebih bermanfaat (Agustina et al., 2022). Ada beberapa cara mudah untuk mendapatkan air yang bersih dan jernih, namun cara yang paling umum adalah melalui filter. Filtrasi atau penyaringan merupakan suatu proses pemisahan campuran yang terjadi antara cairan dan padatan dengan cara melewatkan umpan (padatan+cairan) dengan bantuan perantara medium penyaring (Broto, Arifan and Satriyo, 2022). Satu hal yang perlu diperhatikan adalah penyaringan air atau waterfiltrasi ini tidak dapat menghilangkan garam terlarut dari air. Hal ini dikarenakan proses mengubah air keruh menjadi air jernih harus dilakukan dengan hati-hati agar bakteri yang ada di dalam air benar-benar hilang.

    Botol  plastik  bekas  adalah  salah  satu jenis     sampah     anorganik     yang     banyak ditemukan  di   sekitar   kita.  Sebagian   besar kemasan botol plastik tidak direkomendasikan untuk digunakan berulang    kali,   karena    akan    berdampak negatif  bagi  kesehatan  meski  dalam  jangka waktu  yang  relatif  lama.  Akan tetapi  botol plastik  tersebut  sebenarnya  masih  memilik banyak  manfaat. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), sampah yang dihasilkan oleh penduduk Indonesia pada setiap orang mencapai 0,8 kg tiap hari nya atau mencapai jumlah keseluruhan sebanyak 189 ribu ton sampah  setiap hari. Dari kalkulasi tersebut terdapat sampah berupa plastik sebanyak 15% atau mencapai 28,4 ribu ton sampah berupa plastik  tiap hari nya (Sari, D. M. M., et al., 2017).


    1. Metode Penelitian

    Mekanisme pelaksanaan kegiatan konservasi Pembuatan Penyaringan air menggunakan alat sederhana untuk meningkatkan kejernihan air di Desa Panjer ini meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahap persiapan meliputi melakukan survey lapangan seperti kualitas kejernihan air di beberapa kos di Desa Panjer, menentukan jadwal kegiatan, menentukan desain alat filtrasi sederhana, menyiapkan alat dan bahan filtrasi sederhana, mempersiapkan pelaksanaan kegiatan termasuk materi kegiatan. Tahap pelaksanaan yaitu tahap dimana pembuatan alat penyaring air dari bahan material setempat yang nantinya alat penyaring tersebut akan diberikan kepada masyarakat di Desa Panjer. Tahap evaluasi yaitu tahap setelah melakukan praktik pembuatan alat penyaring air terdapat beberapa hal yang mungkin perlu diperbaiki untuk keberlangsungan pembuatan alat yang lebih baik. 


    1. Hasil dan Pembahasan


    A new form of biodegradable plastic capable of degrading under home ...

    Gambar Limbah Botol Plastik


    Permasalahan umum yang terjadi di Desa Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen pada umumnya yaitu mengenai kualitas air bersih serta masih banyaknya limbah botol platik yang belum dimanfaatkan dengan baik. Dengan demikian Pembuatan Penyaring air sederhana menjadi Solusi yang baik untuk menanggulangi kedua masalah tersebut. Penggunaan botol plastik, kain bekas, arang, sabut kelapa, kapas, spons, keikil  untuk membuat alat penyaring air dapat menjadi Solusi untuk pengurangan sampah di Desa Panjer yang membuat polusi tanah serta meningkatkan kualitas air di desa tersebut. 


                     

    Gambar alat dan Bahan

    Pengolahan limbah botol plastik menjadi penyaring air sederhana dapat dilakukan dengan cara yang pertama menyediakan alat dan bahan seperti otol plastik bekas,kain bekas, arang, sabut kelapa, kerikil, kapas, spons, cutter. Bagian bawah botol dipotong dengan pisau kemudian spons dimasukan ke dalam botol lalu dipadatkan. Kedua arang dan sabut kelapa ditempatkan di atasnya dan ditekan hingga cukup padat. Ketiga kerikil dituangkan ke dalam botol hingga terisi penuh, letakkan kapas serta kain diletakan di bagian paling atas. Penadah air ditempatkan di bawah mulut botol. Air yang kotor dituangkan ke dalam botol untuk disaring. Pembuatan alat penyaring sederhana ini kemudian dapat dibagikan kepada Masyarakat setempat yaitu pada Desa Panjer sebagai upaya untuk mengurangi jumlah limbah botol plastik yang mengganggu Kesehatan tanah serta menanggulangi masalah kualitas air yang kurang jernih. Melalui praktek pembuatan alat penjernihan air, didapatkan bahwa air yang semula warnanya keruh berubah menjadi lebih bening dan tidak berbau. 

           

    Gambar Pemberian Alat Peyaring Air ke Warga Gambar air sebelum disaring

    Gambar air setelah disaring


    Hal yang dapat diperoleh dari kegiatan ini yaitu masyarakat semakin memahami akan pentingnya kualitas air bersih dan penyakit yang diakibatkan jika tidak terpenuhi kebutuhan air bersih sesuai standar yang ditetapkan.Selain itu tersedianya air bersih yang memenuhi standar baku air minum sehingga akan meningkatikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Warga masyarakat juga mempunyai ketrampilan dalam hal pembuatan alat penjerih air sederhana yang dapat mereka buat sendiri sesuai dengan kebutuhan pribadi mereka


    1. Kesimpulan dan Saran 

    1. Kesimpulan

    Dari kegiatan seperti yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: 

    1. Melalui pembuatan alat penjernihan air, didapatkan bahwa air yang semula warnanya keruh berubah menjadi lebih bening dan tidak berbau. 

    2. Melalui pembuatan alat penjernih air dapay  mengurangi jumlah limbah botol plastik yang ada sehingga bisa mencegah pencemaran tanah di Desa Panjer.

    1. Saran

    Agar pemanfaatan alat penjernih air dapat optimal, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

    1. Harus dilakukan perawatan terhadap alat penjernih air secara teratur agar tidak terjadi kerusakan yang mengakibatkan tidak berfungsinya alat tersebut. Diantaranya yaitu dengan melakukan pencucian media setiap 5-7 hari sekali dan mengganti media setiap setahun sekali.

    2. Warga masyarakat yang sudah memiliki keterampilan cara pembuatan alat penjernih air dapat menularkan ilmunya kepada warga yang lain, agar semakin banyak warga masyarakat,yang merasakan manfaat alat penjernih air.


    1. Ucapan Terima Kasih

    Selama penyusunan laporan ini, penulis banyak bantuan, saran serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:


    1. Ibu Dr. Kartika Chrysti Suryandari, M.Si. selaku Kepala PSDKU PGSD Kebumen.

    2. Ibu Dr. Kartika Chrysti Suryandari, M.Si., Ibu Dr. Murwani Dewi Wijayanti, S.Pd., M.Pd., dan Ibu Siti Fatimah, M.Pd., selaku dosen pembimbing mata kuliah Sumber Daya Alam.

    3. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat serta dukungan.

    4. Teman- teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan masukan yang berguna untuk penulisan laporan akhir ini.


    Akhir kata semoga kebaikan yang telah di berikan oleh semua pihak selama pelaksanan konservasi  serta dalam proses pembuatan laporan in dapat di balas oleh Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin.


    1. Daftar Pustaka

    Agustina, N. et al.(2022) ‘Pelatihan Pembuatan Filter Air Sederhana Skala Rumah Tangga di Kelurahan Gambut’, Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), 4(1), p. 96. Available at: https://doi.org/10.36565/jak.v4i1.276


    Purwanto, D., Lutjito, dan Suparman. (2012). Pembuatan pengolah air kotor menjadi air bersih pada daerah banjir di Dusun Kalidengen II Temon Kulon Progo. Jurnal INOTEK, 16(2),188-197.


    Sari, D. M. M., Prasetyo, Y., & Kurniawan, A. (2017). Metode konversi sampah plastik berupa botol plastik bekas melalui budidaya toga dengan sistem vertikultur yang ramah lingkungan. Gontor AGROTECH Science Journal3(2), 85-98.


    Solihin, D., Prasetiyani, D., Sari, A. R., Sugiarti, E., & Sunardi, D. (2020). Pemanfaatan botol bekas sebagai penyaring air bersih sederhana bagi warga Desa Cicalengka Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang. Dedikasi Pkm1(3), 98-102.


    Susanto, A., Putranto, D., Hartatadi, H., Luswita, L., Parina, M., Fajri, R., Sitiana, S., Septiara, S., & Amelinda, Y. S. (2020). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah Dalam Mengurangi Sampah Botol Plastik Kampung Nelayan Kelurahan Tanjung Ketapang. Abdi: Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat2(2), 94-102.


    Susanto, D., & Kalsum, T. U. (2014). Alat Penyaringan Air Kotor Menjadi Air Bersih Menggunakan Mikrokontroller Atmega 32. Jurnal media infotama10(2).


  • Jurnal Karya 2023 "Makalah" #50

     LAPORAN HASIL OBSERVASI 

    MENGENAI PENGGUNAAN KURIKULUM DAN PROSES PEMBELAJARAN DI SD NEGERI PANCASILA KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN  BANDUNG BARAT 

    Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum Tematik 

    Dosen pengampu : 

    1. Dr. Wahyono,M.Pd. 

    2. Dr. Achmad Basari E.W.,M.Pd. 

    Disusun oleh: 

    Dita Mardianingsih 

    NIM K7122093 

    Kelas 2G 

    No Absen 34 

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR  FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET  

    TAHUN 2023

    KATA PENGANTAR 

    Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT atas izin-Nya saya  dapat menyelesaikan laporan hasil observasi ini tepat waktu. Tidak lupa saya kirimkan  shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta  keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah hingga  akhir zaman. Penulisan laporan hasil observasi ini bertujuan untuk memenuhi tugas  individu mata kuliah Kurikulum Tematik. 

    Dalam menyelesaikan laporan hasil observasi ini, saya mendapatkan bantuan serta  bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya saya mengucapkan  terima kasih kepada: 

    • Drs Suhartono selaku kepala program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar  Kebumen. 

    • Dr. Wahyono,M.Pd. dan Dr. Achmad Basari E.W.,M.Pd. selaku dosen mata  kuliah Kurikulum Tematik 

    • Orang tua saya yang sudah memberikan banyak dukungan baik secara moril  maupun materil.  

    • Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah  membantu dalam proses penyusunan laporan hasil observasi ini. 

    Akhirul kalam, saya menyadari bahwa laporan hasil observasi ini masih jauh dari kata  sempurna. Karena itu saya mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan laporan hasil  observasi di masa mendatang. Harapan saya semoga laporan hasil observasi ini  bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Aamiin.  

    Kebumen, 16 Mei 2023 

    Dita Mardianingsih 

    ii 

    DAFTAR ISI 

    KATA PENGANTAR.................................................................................................................. ii DAFTAR ISI............................................................................................................................... iii BAB I............................................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN........................................................................................................................ 1 

    A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan............................................................................................................. 2 

    BAB II .......................................................................................................................................... 4 PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 4 

    A. Kurikulum Sekolah Dasar Negeri Pancasila Kecamatan Lembang Kabupaten  Bandung Barat ................................................................................................................ 4 

    B. Proses Pembelajaran SD Negeri Pancasila Kecamatan Lembang Kabupaten  Bandung Barat ................................................................................................................ 7 

    BAB III......................................................................................................................................... 9 PENUTUP.................................................................................................................................... 9 A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 9 B. Saran............................................................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 11 LAMPIRAN............................................................................................................................... 12

    iii 

    BAB I 

    PENDAHULUAN 

    A. Latar Belakang  

    Pendidikan merupakan usaha secara sadar untuk mewujudkan sesuatu  pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Pendidikan  diwujudkan dengan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik  secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual  keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta  ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam pengertian yang  sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk  menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani  maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan  kebudayaan.  

    Sejalan dengan hal tersebut, Prof. MR. Kuntjoro Purbopranoto  mengatakan: “Pendidikan adalah proses atau usaha setiap bangsa yang tak  terputus-putus sifatnya di dalam segala tingkat kehidupan manusia, sesuai dengan  perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang bertujuan untuk mencapai  kesempurnaan dan kedewasaan pada manusia, agar dengan kesadaran dan  tanggung jawab dapat menghadapi pelbagai persoalan hidup”. Di sisi yang lain,  Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem  Pendidikan menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana  untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik  secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual  keagamaan, pengendalian diri, kepribadiankecerdasan, akhlak mulia, serta  keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara 

    Perkembangan pemikiran manusia dalam memberikan batasan tentang  makna dan pengertian pendidikan, setiap saat selalu menunjukkan adanya  perubahan. Perubahan itu didasarkan atas berbagai temuan dan perubahan di  lapangan yang berkaitan dengan semakin bertambahnya komponen sistem 

    pendidikan yang ada. Berkembangnya pola pikir para ahli pendidikan, pengelola  pendidikan dan pengamat pendidikan yang membuahkan teori-teori baru.  Kemajuan alat teknologi turut andil dalam mewarnai perubahan makna dan  pengertian pendidikan tersebut. Pada saat yang sama, proses pembelajaran dan  pendidikan selalu eksis dan terus berlangsung. Karena itu, bisa jadi pandangan  seseorang tentang makna atau pengertian pendidikan yang dianut oleh suatu  negara tertentu, pada saat yang berbeda dan di tempat yang berbeda makna dan  pengertian pendidikan itu justru tidak relevan.  

    Salah satu komponen penting dalam pendidikan yang sering diabaikan  adalah kurikulum. Kurikulum memiliki posisi strategis karena secara umum  kurikulum merupakan deskripsi dari visi, misi, dan tujuan pendidikan sebuah  bangsa. Hal ini sekaligus memposisikan kurikulum sebagai sentral muatan 

    muatan nilai yang akan ditransformasikan kepada peserta didik. Arah dan tujuan  kurikulum pendidikan akan mengalami pergeseran dan perubahan seiring dengan  dinamika perubahan sosial yang disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal  maupun eksternal. Karena sifatnya yang dinamis dalam menyikapi perubahan,  kurikulum mutlak harus fleksibel dan futuristik. Ketimpangan-ketimpangan  dalam disain kurikulum karena kurang respon terhadap perubahan sosial boleh  jadi berkonsekuensi kepada lahirnya output pendidikan yang ‘gagap’ dalam  beradaptasi dengan kondisi sosial yang dimaksud. 

    B. Rumusan Masalah  

    Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan laporan hasil  observasi ini, penulis perlu membatasi masalah-masalah yang akan dibahas  sehingga akan terfokus pada pokok pembahasan. Penulis menyajikan rumusan  masalah sebagai berikut: 

    1. Bagaimana kurikulum yang digunakan di SD Negeri Pancasila  Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat? 

    2. Proses pembelajaran seperti apa yang diterapkan di SD Negeri Pancasila Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat? 

    C. Tujuan Penulisan  

    Tujuan dari penulisan laporan hasil observasi ini adalah:

    1. Menjelaskan dan mendeskripsikan kurikulum yang digunakan di SD  Negeri Pancasila Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. 2. Menganalisis proses pembelajaran yang diterapkan di SD Negeri Pancasila Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

    BAB II 

    PEMBAHASAN 

    A. Kurikulum Sekolah Dasar Negeri Pancasila Kecamatan Lembang  Kabupaten Bandung Barat 

    Sekolah Dasar Negeri Pancasila terletak di Jalan Peneropongan Bintang  No 52, Desa Gudangkahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat,  Jawa Barat. Sekolah ini berdiri pada tahun 1972 didirikan atas prakarsa dari  Yayasan atau Panti asuhan SOS Kinderdorf pada waktu itu dipimpin oleh Bapak  DR. Agus Prawoto. Walaupun pendirian sekolah ini oleh pihak swasta namun  pengelolaannya diserahkan kepada pemerintah sehingga SD Pancasila berstatus  negeri. Sekolah ini diberi nama Pancasila karena siswanya berasal dari berbagai  suku dan agama di Indonesia. SD Negeri Pancasila merupakan salah satu sekolah  pilihan masyarakat Lembang, karena sekolah ini banyak menyandang berbagai  prestasi baik akademik maupun non akademik.  

    Pendidikan tidak lepas dari kurikulum, karena kurikulum merupakan suatu  program yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan  sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan.  Kurikulum yang awalnya dipandang sebagai kumpulan dari mata pelajaran  kemudian berubah makna menjadi kumpulan semua kegiatan atau semua 

    pengalaman belajar yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai  tujuan pendidikan (Hermawan, Juliani, dan Widodo 2020, 38). Begitu juga dengan  SD Negeri Pancasila dalam proses pembelajaran menggunakan kurikulum IKM  Mandiri (Implementasi Kurikulum Merdeka) berlaku untuk kelas 1 dan kelas 4.  Sedangkan untuk kelas 2, 3, 5, dan 6 masih menggunakan kurikulum 2013. 

    Di Indonesia pengimplementasian kurikulum telah mengalami  berbagai perubahan dan penyempurnaan yaitu tahun 1947, tahun 1964, tahun  1968, tahun 1973, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 1997 (revisi  kurikulum 1994), tahun 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi), dan  kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan), dan pada tahun 

    2013 pemerintah melalui kementerian pendidikan nasional mengganti kembali  menjadi kurikulum 2013 (Kurtilas) dan pada tahun 2018 terjadi revisi menjadi  Kurtilas Revisi. 

    Kurikulum 2013 merupakan suatu kebijakan baru pemerintah dalam  bidang pendidikan yang diharapkan mampu untuk menjawab tantangan dan  persoalan yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia ke depan. Perubahan yang  mendasar pada kurikulum 2013 dibanding dengan kurikulum-kurikulum  sebelumnya adalah perubahan pada tingkat satuan pendidikannya dimana  implementasi kurikulum ini dilakukan pada tingkat satuan pendidikan mulai dari  sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas atau  sekolah menengah kejuruan. Perubahan yang lain dapat dilihat dari konsep  kurikulum 2013 itu sendiri. 

    Kurikulum 2013 memiliki beberapa karakteristik utama: 

    1. Pendekatan holistik dan terintegrasi: Kurikulum ini berusaha  mengintegrasikan berbagai aspek pembelajaran, seperti sikap,  pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dalam satu kerangka  pembelajaran yang holistik. Pendekatan ini bertujuan untuk  mengembangkan siswa secara menyeluruh. 

    2. Pembelajaran berbasis kompetensi: Fokus utama kurikulum ini adalah  pengembangan kompetensi siswa. Kompetensi-kompetensi dasar yang  terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi acuan dalam  merancang proses pembelajaran. 

    3. Pendekatan saintifik: Kurikulum ini mendorong penggunaan pendekatan  saintifik dalam pembelajaran, di mana siswa diajak untuk mengamati,  menanya, mencoba, mengumpulkan data, mengasosiasikan, dan  mengkomunikasikan temuan mereka. Hal ini bertujuan untuk  mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan inovasi. 

    4. Pengembangan karakter: Kurikulum 2013 memberikan perhatian yang  lebih besar terhadap pengembangan karakter siswa. Selain pembelajaran  akademik, kurikulum ini menekankan pada pembentukan sikap dan nilai-

    nilai positif, seperti kejujuran, kerja sama, toleransi, dan rasa tanggung  jawab sosial. 

    5. Penekanan pada pemahaman dan penerapan konsep: Kurikulum ini  memberikan pentingnya pemahaman dan penerapan konsep, bukan hanya  menghafal fakta semata. Siswa diajak untuk memahami konsep-konsep dalam konteks nyata dan menerapkannya dalam situasi yang relevan. 

    Sedangkan kurikulum merdeka belajar berfokus pada kebebasan dan  pemikiran kreatif. Salah satu program yang dipaparkan oleh Kemendikbud dalam  peluncuran merdeka belajar ialah dimulainya program sekolah penggerak. Program sekolah ini dirancan untuk mendukung setiap sekolah dalam  menciptakan generasi pembelajar sepanjang hayat yang berkepribadian  sebagai siswa pelajar Pancasila. Untuk keberhasilan semua itu dibutuhkan peran  seorang guru. Dimana guru sebagai subjek utama yang berperan diharapkan  mampu menjadi penggerak untuk mengambil tindakan yang memberikan hal-hal  positif kepada peserta didik. 

    Pada Kurikulum Merdeka, mengedepankan konsep “Merdeka Belajar”  bagi siswa yang dirancang untuk membantu pemulihan krisis pembelajaran yang  terjadi akibat adanya pandemi COVID-19. Penggunaan teknologi dan kebutuhan  kompetensi di era sekarang ini, menjadi salah satu dasar dikembangkannya  Kurikulum Merdeka (Marisa, 2021). Pemanfaatan teknologi yang semakin masif  serta program lain yang direncanakan oleh pemerintah seperti Sekolah Penggerak,  Guru Penggerak, SMK Pusat Keunggulan (SMK-PK), dan sebagainya menjadi  salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam pelaksanaan Kurikulum  Merdeka untuk pemulihan krisis pembelajaran. 

    Dengan adanya kurikulum merdeka merupakan penataan ulang dalam  sistem pendidikan nasional di Indonesia bahwa dalam rangka menyongsong  perubahan dan kemajuan bangsa agar dapat menyesuaikan perubahan zaman (Yamin & Syahrir, 2020). Begitu juga apa yang disampaikan oleh Menteri  Pendidikan Nadiem Makarim bahwa reformasi pendidikan tidak bisa dilakukan 

    semata-mata menggunakan administrasi approach, melainkan harus melakukan  culture transformation. 

    B. Proses Pembelajaran SD Negeri Pancasila Kecamatan Lembang Kabupaten  Bandung Barat. 

    Kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Pancasila pada semua tingkatan  dilaksanakan pagi hari dari hari senin sampai hari jumat. Proses pembelajaran di  SD Negeri Pancasila melibatkan beberapa tahap, seperti: 

    1. Perencanaan: Guru-guru di SD Negeri Pancasila merencanakan  pembelajaran dengan mempertimbangkan tujuan pembelajaran, konten  yang akan diajarkan, dan metode pembelajaran yang akan digunakan. 

    2. Pengajaran: Guru memberikan materi pembelajaran kepada siswa  menggunakan berbagai metode, seperti ceramah, diskusi, dan kegiatan  kelompok. Mereka juga menggunakan berbagai media pembelajaran,  seperti buku teks, audio, visual, dan teknologi informasi. 

    3. Evaluasi: Guru mengukur pemahaman siswa melalui tugas, ujian, dan  penilaian lainnya. Evaluasi ini membantu guru memahami sejauh mana  siswa telah memahami materi pembelajaran dan apakah ada area yang  perlu diperbaiki. 

    4. Umpan balik: Guru memberikan umpan balik kepada siswa tentang  kemajuan mereka dalam belajar. Ini membantu siswa memahami kekuatan  dan kelemahan mereka serta memberikan motivasi untuk terus belajar. 

    SD ini mempunyai muatan lokal (mulok) berupa pelajaran Bahasa Inggris,  Bahasa Sunda dan Komputer yang diberikan kepada siswa mulai dari kelas 1 s.d  6. Selain mulok, SD Negeri Pancasila juga melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler  yang dapat dipilih siswa sesuai minat, bakat, dan kemampuannya antara lain yaitu  Pramuka, Drum Band, English Club, GLS/Fiksi, UKS atau Dokter kecil, Silat,  BTQ/Hafiz Quran, Karya Ilmiah, Ensambel Musik, Taekwondo, Olimpiade  MIPA, Sispres (keyboard, pianika), Karate Sepakbola atau Futsal dan Renang. SD Negeri Pancasila sampai saat ini telah terakreditasi A (Amat Baik). 

    SD Negeri Pancasila ini menjadi salah satu sekolah rujukan nasional. Dari 27 kota/kabupaten se-Jawa Barat, SD Negeri Pancasila satu-satunya yang  mendapatkan penilaian SD berkarakter dari Direktorat Jendaral (Dirjen)  Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Yang  menjadi percontohan SD Negeri Pancasila adalah bagiamana soal pembelajaran,  hubungan dengan masyarakat, dan juga proses belajar mengajar. Ada delapan  standar yang menjadikan SD Negeri Pancasila ini menjadi SD rujukan. Delapan  standar itu di antaranya, standar pendidikan, standar isi kurikulum, kompetensi  lulusan standar, proses sarana prasarana standar pendidikan, tenaga kependidikan,  dan standar penilaian pembiayaan.

    BAB III 

    PENUTUP 

    A. Kesimpulan 

    1. Pendidikan tidak lepas dari kurikulum, karena kurikulum merupakan suatu  program yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan  pendidikan sesuai dengan perkembangan zaman. Begitu juga dengan SD  Negeri Pancasila dalam proses pembelajaran menggunakan kurikulum  IKM Mandiri (Implementasi Kurikulum Merdeka) berlaku untuk kelas 1  dan kelas 4. Sedangkan untuk kelas 2, 3, 5, dan 6 masih menggunakan  kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan suatu kebijakan baru  pemerintah dalam bidang pendidikan yang diharapkan mampu untuk  menjawab tantangan dan persoalan yang akan dihadapi oleh bangsa  Indonesia ke depan. Perubahan yang mendasar pada kurikulum 2013  dibanding dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya adalah perubahan  pada tingkat satuan pendidikannya dimana implementasi kurikulum ini  dilakukan pada tingkat satuan pendidikan. Pada Kurikulum Merdeka,  mengedepankan konsep “Merdeka Belajar” bagi siswa yang dirancang  untuk membantu pemulihan krisis pembelajaran yang terjadi akibat  adanya pandemi COVID-19. Penggunaan teknologi dan kebutuhan  kompetensi di era sekarang ini, menjadi salah satu dasar  dikembangkannya Kurikulum Merdeka (Marisa, 2021).  

    2. Proses pembelajaran di SD Negeri Pancasila melibatkan beberapa tahap,  seperti perencanaan yaitu guru di SD Negeri Pancasila merencanakan  pembelajaran dengan mempertimbangkan tujuan pembelajaran, konten  yang akan diajarkan, dan metode pembelajaran yang akan digunakan. 

    Pengajaran meliputi guru memberikan materi pembelajaran kepada siswa  menggunakan berbagai metode, seperti ceramah, diskusi, dan kegiatan  kelompok. Evaluasi yaitu guru mengukur pemahaman siswa melalui  tugas, ujian, dan penilaian lainnya. Terakhir umpan balik yaitu guru  memberikan umpan balik kepada siswa tentang kemajuan mereka dalam 

    10 

    belajar untuk memahami kekuatan dan kelemahan mereka serta  memberikan motivasi untuk terus belajar. 

    B. Saran 

    Manyadari bahwa penulisan laporan hasil observasi ini masih jauh dari  kata sempurna, kedepannya akan lebih fokus dan lebih detail lagi dalam  menjelaskan tentang laporan diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak  tentunya. Sehingga kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan demi  kesempurnaan penulisan makalah dikemudian hari.

    11 

    DAFTAR PUSTAKA 

    BP, A. R., Munandar, S. A., Fitriani, A., Karlina, Y., & Yumriani. (2022). Pengertian  Pendidikan, Ilmu Pendidikan . Kajian Pendidikan Islam, 1-7. 

    Ikhsan, K. N., & Hadi, S. (2018). Implementasi Dan Pengembangan Kurikulum 2013.  Jurnal Ilmiah Edukasi , 193-196. 

    Nugraha, T. S. (2022). Kurikulum Merdeka untuk Pemulihan Krisis Pembelajaran. Jurnal  UPI, 251-262. 

    Rosnaeni, Sukiman, Muzayanati, A., & Pratiwi, Y. (2022). Model-Model Pengembangan  Kurikulum di Sekolah. Jurnal Ilmu Pendidikan, 467 - 473. 

    Widiastuti, S., Bachri, B. S., & Maureen, I. Y. (2023). The New World Kirkpatrick Model  (NWKM) pada Pelatihan Mandiri Implementasi . Jurnal Ilmiah Mandala  Education (JIME), 1304-1306.

    12 

    LAMPIRAN

    13


    14


    15

    16


  • Copyright @ 2018 LSP FKIP UNS Kampus VI Kebumen.