Lingkar Studi Pendidikan UKM Keilmiahan FKIP UNS

Sabtu, 17 Desember 2022

  • Jurnal Karya 2022 "Pantun" #16

    Pantun

    Oleh: Kharina Indah Rastra Siwi


    1. Pantun Anak-anak

    Setiap malam tertidur pulas 

    Pagi harinya berolahraga 

    Jika ingin jadi bintang kelas 

    Rajin belajar modal utama 


    1. Pantun Remaja

    Belilah permen beli seplastik 

    Janganlah lupa membeli kurma 

    Cewek Kebumen memanglah cantik 

    Tetapi kamulah yang kucinta 


    1. Pantun Dewasa

    Anak PGSD main tamborin 

    Wajahnya ceria, cantik, dan bersih 

    Tertuju pada semua hadirin 

    Kuucapkan banyak terima kasih 


    1. Pantun Nasihat

    Kayu bakar dibuat arang 

    Kayu jati dibuat pintu 

    Jika ingin hidupmu senang 

    Kerja keras doa selalu 


    1. Pantun Jenaka

    Jangan suka kita cemberut 

    Jangan suka kita khawatir 

    Itu dia suara kentut 

    Bukan pula suara petir 

    1. Pantun Teka-teki

    Perutku ini lapar sekali 

    Ingin ke pantai memakan kerang 

    Temukan dia sulit sekali 

    Skali bertemu malah dibuang 

    Jawabannya: Upil/Kotoran hidung


    1. Pantun Berkasih-kasihan

    Andaikan tuan mandi di kali 

    Tolong ambilkan bunga kamboja 

    Andaikan tuan dahulu mati 

    Nantikan beta di pintu surga 


    1. Pantun Suka Cita

    Pegang kura-kura rumah saya 

    Penyu berjalan perlahan-lahan 

    Sungguh senang hati bahagia 

    Minggu depan kita kan liburan 


    1. Pantun Agama

    Air mengucur dari lah talang 

    Ayam jago memiliki taji 

    Bunda senang tiada kepalang 

    Jika ananda pandai mengaji 


    1. Pantun Berduka Cita

    Indonesia Negara agraris 

    Jangan dijajah walau sejengkal 

    Hati sedih selalu menangis 

    Teringat kakek sudah meninggal 


  • Jurnal Karya 2022 "Puisi" #15

    Penipu 

    Oleh : Desky Arma Sagita 

    Lara.. lara.. lara dan lara 

    Rindu, aku rindu kalimat bongak mu 

    Kau ingin begini ku turuti 

    Kau ingin begitu ku megerti 

    Ku terbuai hanya dengan seutas senyummu 

    Merasa paling tersakiti 

    Tapi tak pernah bercermin diri 

    Angkuhnya aku yang sedang berada di puncak komedi Serasa menghuni bianglala 

    Sejatinya terjebak dalam labirin 

    Bebalnya aku terus mempercayaimu 

    Dungunya aku terus mengikuti langkah mu 

    Ku berhenti 

    Ku tengok kanan kiri 

    Ternyata aku hanya mimpi


  • Jurnal Karya 2022 "Pantun" #14

     Pantun oleh: Muhammad Nurrahman

    1. Pantun Nasihat 

    Warga sering liburan ke pantai Saat di pantai seringkali haus Jika kamu ingin pandai 

    belajarlah dengan serius. 

    2. Pantun Agama 

    Di kebun binatang melihat gajah Sampingnya ada toko ban 

    Sebentar lagi bulan dzulhijjah Yang mampu sempatkan berkurban. 3. Pantun Kepahlawanan 

    Jawa barat punya majalengka Jawa tengah punya ambarawa Bung Karno itu namanya 

    Bapak proklamator bangsa. 

    4. Pantun Anak 

    Makan malam lauk ikan teripang Minumnya air kelapa 

    Hatiku senang bukan kepalang Karena liburan telah tiba. 

    5. Pantun Nasib atau Pantun Dagang Keseharian di bulan februari Hujan turut menemani 

    Harus rela dalam menjalani 

    Ibuku sudah dipanggil sang ilahi. 6. Pantun Peribahasa 

    Berakit-rakit kita ke hulu 

    Berenang kita ke tepian

    Bersakit-sakit kita dahulu 

    Bersenang-senang kemudian. 7. Pantun Kiasan 

    Makan mie bikin candu 

    Rasa kari memang menggoda Kasih sayang seorang ibu 

    Memang sepanjang masa. 

    8. Pantun Jenaka 

    Pagi-pagi minum teh hangat Sambil lihat orang lari-lari 

    Pantas tercium bau menyengat Rupanya kau belum mandi 9. Pantun Teka-Teki 

    Bangun rumah di medan area Kalau bikin sumur haruslah dalam Jika kamu mampu menerka Binatang apa yang suka berendam? 10. Pantun Perkenalan 

    Buah cabai buah tomat 

    Dijadiin sambal enak rasanya Kenalin namaku Mamat. 

    Utara solo asalnya 

    11. Pantun Persahabatan 

    Bau enak dari zaman dahulu Jajanan enak namanya putu Selamat datang kawanku 

    Semoga nyaman dirumahku. 12. Pantun Adat

    Mata minus memakai lensa cekung Mata plus memakai lensa cembung Kalau di desa seringlah srawung Agar pernikahanmu tidak suwung. 13. Pantun Cinta 

    Dari arab bawa oleh-oleh kurma Dari cina bawa cangkir 

    Walau kamu bukan yang pertama. Kupastikan kamu yang terakhir. 14. Pantun budi 

    Bangun rumah sewa tukang Kejar waktu lembur sampai malam Jikalau bertamu rumah orang Janganlah lupa ucap salam.


  • Jurnal Karya 2022 "Artikel Ilmiah" #13

    GAYA BELAJAR TEMAN SEBAYA 

    TERHADAP PRESTASI ANAK 

    Yulia Permata Sari 

    PGSD Kebumen, FKIP, Universitas Sebelas Maret 

    Email: yuliapermata@student.uns.ac.id 

    ABSTRAK 

    Masalah yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran adalah adanya  hasil belajar yang kurang maksimal yang diperoleh oleh siswa, Sehingga prestasi  yang diraih oleh siswa tidak memuaskan. Ada beberapa faktor yang perlu  diperhatikan dalam prestasi belajar siswa, yaitu gaya belajar siswa. Terkadang  siswa tidak memahami gaya belajarnya sendiri dan guru juga tidak memahami  gaya belajar siswanya, sehingga tidak tercipta pembelajaran yang optimal.  Ketidaktahuan mengenai gaya belajar yang memicu pada ketidaktepatan cara  belajar. Gaya belajar adalah sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai  bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang  untuk ber-konsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru  melalui persepsi yang berbeda (Gufron, 2014). Tujuan dari penulisan ini adalah  untuk mengetahui gaya belajar yang sesuai untuk diterapkan pada siwa pada  umumnya yaitu gaya belajar teman sebaya. Penulis menganalisis penelitian ini  menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data sekunder melalui analisis  dokumen. Harapan penulis dengan adanya penulisan ini dapat meningkatkan hasil  belajar siswa. 

    Kata Kunci: prestasi belajar, gaya belajar teman sebaya, siswa 

    PENDAHULUAN 

    Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas sumbar daya  manusianya. Sumber daya manusia yang berkulitas tidak diperoleh secara sepontan, melainkan melalui proses berkelanjutan yang di mulai dari manusia dilahirkan sampai meninggal dunia. Proses itu lah yang dinamakan pendidikan. 

    Keberhasilan pendidikan sangant menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Hal  ini dikarenakan pendidikan merupakan kunci utama untuk mencetak sumber daya  manusia yang berkualitas dan unggul sehingga dapat bersaing dengan negara lain  di era globalisasi ini. Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan  kualitas sumber daya manusia, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan 

    kecerdasan, keterampilan, maupun kepribadian manusia. 

    Pendidikan harus diselenggarakan dengan sadar dan proses  pembelajarannya direncanakan sehingga segala sesuatu yang akan dilakukan oleh  guru dan siswa merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik. Salah satu  indikator keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajar siswa.  Menurut Syah (2008: 141), “Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa  dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam sebuah program”. Prestasi belajar merupakan pengukuran dan penilaian hasil belajar yang telah dilakukan oleh  siswa setelah siswa melakukan kegiatan proses pembelajaran yang kemudian  dibuktikan dengan suatu tes dan hasil pembelajaran tersebut dinyatakan dalam bentuk simbol baik dalam bentuk angka, huruf maupun kalimat yang  menceritakan hasil yang sudah dicapai. 

    Namun pada kenyataanya banyak siswa yang memiliki prestasi belajar  rendah. Terlebih di masa pandemi COVID-19 saat ini, banyak siswa yang  mengalami kesulitan dalam belajar atau menangkap materi yang disampaikan oleh  guru. Untuk itu perlu adanya penyesuaian gaya belajar pada siswa. Gaya belajar  teman sebaya dinilai sangat cocok untuk diterapkan. Karena dengan adanya gaya  belajar teman sebaya, anak-anak dapat leluasa berkomunikasi dengan temannya  atau leluasa untuk bertanya sehingga hal tersebut dapat meningkatkan prestasi  belajar anak. 

    Penetapan prioritas masalah yang dikemukakan dalam kegiatan penulisan  artikel penelitian ini yaitu seberapa penting pengaruh gaya belajar teman sebaya  terhadap prestasi anak? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya  pengaruh gaya belajar teman sebaya terhadap prestasi anak. Hasil dari penelitian  ini adalah untuk mengetahu gaya belajar yang tepat untuk diterapkan pada anak.

    METODE PENETIAN 

    Jenis penulisan yang digunakan adalah penulisan deskriptif kualitatif.  Penulis memperoleh sumber dari data sekunder yaitu data yang digunakan untuk  mendukung dan melengkapi data primer yang berhubungan dengan masalah  penulisan karya tulis ilmiah. Menurut Hasan (2002), data sekunder dapat  diperoleh dari perpustakaan atau laporan penelitian terdahulu (Kadiyono dkk,  2016). Artikel penelitian ini tidak menggunakan data primer melainkan data  sekunder yang diperoleh melalui kepustakaan yang dilakukan dengan membaca  buku, jurnal, dan literatur yang tersedia dalam bentuk pustaka cetak maupun  elektronik, serta studi terdahulu yang memiliki kaitan dengan tujuan dan objek  penulisan. 

    HASIL DAN PEMBAHASAN 

    Sudah hampir dua tahun virus Corona melanda Indonesia. Dua tahun itu  pula banyak sektor-sektor terkena dampak dari adanya pandemi COVID-19, salah  satunya sektor pendidikan. Pemerintah menerapkan sistem pembelajaran daring  sejak Maret 2020 lalu. Namun, penerapan sistem pembelajaran daring mamiliki  banyak kekurangan salah satunya sulit memahami materi yang disampaikan oleh  guru yang mengakibatkan menurunnya prestasi belajar siswa. 

    Oleh karena itu perlua adanya penyesuaian gaya belajar siswa agar dapat  meningkatkan prestasi belajar. Gaya belajar adalah sebuah pendekatan yang  menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh  masing-masing orang untuk ber-konsentrasi pada proses, dan menguasai  informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda (Gufron, 2014). 

    Santrock (2007: 55) mendefinisikan teman sebaya ialah anak-anak atau remaja  yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama yang saling  berinterakasi dengan kawan-kawan sebaya yang berusia sama dan memiliki peran  yang unik dalam budaya atau kebiasaannya. Sedangkan menurut Horton dan Hunt  dalam Damsar (2011: 74) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kelompok  teman sebaya (peer group) adalah suatu kelompok dari orang orang yang seusia  dan memiliki status sama, dengan siapa seseorang umumnya berhubungan atau  bergaul.

    Gaya belajar teman sebaya dinilai cukup efektif untuk diterapkan. Kelebihan gaya belajar teman sebaya antara lain: 

    1. Siswa lebih leluasa untuk bertanya kepada temannya karena beberapa anak  mempunyai perasaan takut dan enggan kepada gurunya, baik bertanya  maupun menjawab. 

    2. Bagi tutor menjadi tempat kesempatan untuk melatih diri, melatih rasa  tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya sebagai tutor, dan melatih  kesabaran. 

    3. Mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal perasaan sosial  dan rasa solidaritas antar siswa. 

    4. Para siswa lebih mandiri dan bersikap dewasa dan punya rasa setia kawan. 5. Menumbuhkan kedisiplinan belajar akan mampu memecahkan masalah,  tindakan anggota 

    6. Saling bertukar pikiran dalam memecahkan masalah. 

    Berikut langkah-langkah penerapan gaya belajar teman sebaya, anatara  lain: 

    1. Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa  secara mandiri. Materi dibagi dalam sub-sub materi (segmen materi). 

    2. Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen,  sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai  disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya. 

    3. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi. Setiap  kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya. 4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas  maupun di luar kelas 

    5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai  dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber  utama.

    Langkah-langkah belajar juga dapat disesuaikan ketika pembelajaran  daring dilakukan yaitu dengan memanfaatkan aplikasi Zoom Meating dengan  membagi beberapa breakout room. 

    KESIMPULAN 

    Gaya belajar teman sebaya dinilai cocok untuk diterapkan. Karena gaya  belajar ini memiliki banyak kelebihan yaitu siswa lebih lelusa untuk bertanya,  berdiskusi, menjawab, menumbuhkan sikap mandiri, meningkatkan prestasi  belajar, dan menumbuhkan kedisiplinan. 

    DAFTAR PUSTAKA 

    Apsari, B. S., Adi, W., & Octoria, D. (2015). Pengaruh Efikasi Diri, Pemanfaatan  Gaya Belajar Dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap Prestasi Belajar  Akuntansi (Studi Kasus Di SMK Negeri 1 Surakarta). Jupe-Jurnal Pendidikan  Ekonomi, 3(1). 

    Al Khumaero, L., & Arief, S. (2017). Pengaruh Gaya Mengajar Guru, Disiplin  Belajar, Dan Teman Sebaya Terhadap Prestasi Belajar. Economic Education  Analysis Journal, 6(3), 698-710. 

    Ernawati, N. L. M. D. Dkk. (2014). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua, Interaksi  Teman Sebaya dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar IPA Pada  Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kecamatan Mengawi. Dalam ejournal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 4.  Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. 

    Maheni, N. P. K. (2019). Pengaruh Gaya Belajar Dan Lingkungan Teman Sebaya  Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Di Jurusan Pendidikan Ekonomi  Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal Pendidikan Ekonomi  Undiksha, 11(1), 85-94. 

     

  • Jurnal Karya 2022 "Puisi" #12

    Sepertiga Malam 

    Karya : Teguh Marwantoro 

    Heningnya malam ini 

    Berseteru dalam kuatnya alunan mimpi 

    Netra perlahan kubuka hati-hati 

    Meninggalkan buah tidur sesaat tak berarti 

    Analogi terpadu menyeruak membuka jalan 

    Menyisir keadaan di ujung pengharapan 

    Merobek segala sendu serta membawa kembali ketenangan 

    Segala rahasia kucurahkan demi sebuah jawaban 

    Setiap sujud kulimpahkan doa 

    Untaian aksara menggeliat dalam gema 

    Pasrah serta ikhlas bertanda cinta 

    Menembus lorong waktu yang telah lenyap dalam kepalsuan dunia 

    Ketika sang arka berselimut dalam hangatnya mega 

    Sepertiga malam sebagai ajang lomba 

    Mendekat bertamu serta meminta 

    Padamu sang pencipta seluruh alam jagad raya 


  • Jurnal Karya 2022 "Artikel Ilmiah" #11

    Pengembangan Kompetensi Guru Menuju Sertifikasi Berdasar UU No.14 Tahun 2006

    Rika Prima Santi (K7120225) 

    Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kampus VI Kebumen 

    Universitas Sebelas Maret 

    rikaprimasanti@student.uns.ac.id 

    Abstrak 

    Guru merupakan penentu arah keberhasilan pendidikan, oleh karena itu seorang guru  harus profesional, mampu menguasai bidang ilmu,pengajaran kepada siswa, dan teladan.  Salah satu dari kebijakan yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia untuk  meningkatkan mutu pendidikan dan profesionalisme guru adalah sertifikasi guru . Keluarnya  Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2006 tentang Guru dan Dosen merupakan awal sejarah  tentang bagaimana guru dan dosen diakui sejajar sebagai profesi, sertifikasi guru dapat  diartikan sebagai suatu proses pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi  menyelenggarakan pelayanan pendidikan untuk satuan pendidikan tertentu yang telah lulus  uji kompetensi yang diselenggarakan oleh badan sertifikasi. Berdasarkan kolaboasi aspek aspek profesi guru, sangat disarankan bahwa peningkatan kemampuan profesional guru  merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran di sekolah, satu sisi  mampu meningkatkan kualitas mengajar mereka sebagai guru, di sisi lain dapat memberi  peluang bagi mereka meningkatkan kemampuan profesional sekaligus menambah kredit  akumulatif mereka untuk kepentingan sertifikasi. 

    Kata Kunci: Sertifikasi, Kompetensi, Profesi Guru

    PENDAHULUAN 

    Pemerintah menerapkan berbagai strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan  Indonesia. Salah satu bentuknya adalah dengan meningkatkan kualitas guru dengan penataran  dan pelatihan ataupun peningkatan strata pendidikan yakni D3, D4, S1 dan S2. Dengan  adanya peningkatan jenjang pendidikan diharapkan menjadi terobosan baru untuk  peningkatan kemampuan akademik dan kompetensi. Dalam realitanya akan sebaik dan  selengkap apapun fasilitas dan sarana tidak akan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa  jika berada di tangan guru yang tidak profesional, namun sebaliknya fasilitas dan sarana yang  sederhana atau minimalis dapat diolah sedemikian rupa untuk menunjang prestasi siswa  dengan solusi yang kreatif dan inovatif. Sebaik apapun kurikulum yang disusun, namun  keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh tenaga pendidik yang profesional 

    Pada dasarnya peningkatan kualifikasi akademik, nyatanya belum cukup jika tidak  dibersamai dengan peningkatan kesejahteraan berupa gaji yang pantas dan tunjangan profesi  dan sebagainya. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan  nasional disebutkan bahwa pendidik (guru) merupakan tenaga profesional (Pasal 39) dan  berhak memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai  (Pasal 40). Menurut James M. Cooper dalam Syamsudin (1999) mengemukakan bahwa : “A  teacher is a person charged with the responsibility of helping others to learn and to behave in  new and different ways”. Sehingga guru merupakan jabatan profesional, yang hanya dimiliki  oleh orang-orang tertentu,dengan kompetensi terbaik untuk membantu orang lain belajar dan  berperilaku dengan cara yang baru dan berbeda sesuai dengan tata laku yang berlaku dalam  kehidupan. 

    PEMBAHASAN 

    Kompetensi Guru 

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem  Pendidikan Nasional Bab XVI Pasal 61 ayat (3) menyebutkan bahwa Sertifikat kompetensi  diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik dan  warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan  tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang  terakreditasi atau lembaga sertifikasi. Sedangkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 

    14 Tahun 2006 tentang Guru dan Dosen pada Bab IV Pasa 8 pasal 13 menyebutkan bahwa  guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan  rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.  

    Dalam UUGD ditentukan bahwa seorang pendidik wajib memiliki kualifikasi  akademik dan kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran. Kualifikasi akademik  diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau program diploma empat (D4)  yang sesuai dengan tugasnya sebagai guru dan S2 untuk dosen.Terdapat empat kompetensi  profesi pendidik yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi  profesional, dan kompetensi sosial.  

    Pertama, kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta  didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan  pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk  mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kedua, kompetensi kepribadian yaitu 

    kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi  peserta didik, dan berakhlak mulia.  

    Ketiga, kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik berkomunikasi dan  berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,  orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat. Keempat, kompetensi profesional adalah  kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang  memungkinkan membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan.  

    Dari penjelasan di atas, maka kompetensi bukan hanya teori pengetahuan yang  dihafalkan akan tetapi sebuah kompetensi harus tertuang dalam pola perilaku dalam  kehidupan. Artinya seseorang dikatakan memiliki kompetensi tertentu, akan tetapi bagaimana  implikasi dan implementasi pengetahuan itu dalam pola perilaku yang dilakukan. 

    Sertifikasi Guru 

    Untuk dapat menetapkan apakah seorang pendidik sudah memenuhi standar profesional maka pendidik yang bersangkutan harus mengikuti uji sertifikasi . Undang undang Guru dan Dosen merupakan suatu ketetapan bahwa pendidik adalah pekerja  profesional, yang berhak mendapatkan hak-hak sekaligus kewajiban profesional. Dengan itu  diharapkan, pendidik dapat mengabdikan secara total pada profesinya dan dapat hidup layak  dari profesi tersebut (Fasli Jalal, 2007). Ada dua macam pelaksanaan uji sertifikasi yaitu:

    1) Sebagai bagian dari pendidikan pro fesi, bagi mereka calon pendidik, dan  

    2) Berdiri sendiri untuk mereka yang saat diundangkannya (Undang-Undang Guru  dan Dosen)sudah berstatus pendidik. 

    Sertifikasi pendidik atau guru dalam jabatan akan dilaksanakan dalam bentuk  penilaian porto folio. Penilaian porto folio merupakan pengakuan atas pengalaman  profesional guru dalam bentuk kumpulan dokumen yang mendeskripsikan: kualifikasi  akademik; pendidikan dan pelatihan; pengalaman mengajar; perencanaan dan pelaksanaan  pembelajaran; penilaian dari atasan dan pengawas; prestasi akademik; karya pengembangan  profesi; keikutsertaan dalam forum ilmiah; pengalaman organisasi di bidang kependidikan  dan sosial; dan penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.  

    Guru yang berhasil melewati penilaian portofolio dinyatakan lulus dan mendapat  sertifikat pendidik. Sedangkan guru yang tidak lulus penilaian portofolio dapat menindak  lanjuti dengan: melakukan kegiatan-kegiatan untuk melengkapi portofolio agar mencapai  nilai lulus, atau mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru yang diakhiri dengan  evaluasi sesuai persyaratan yang ditentukan oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi.  Guru yang lulus pendidikan dan pelatihan profesi guru akan mendapat sertifikat pendidik 

    Sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan tingkat kelayakan seorang guru dalam  melaksanakan tugas pembelajaran secara lebih baik yang ditandai oleh pemberian sertifikat  pendidik bagi guru yang telah dinyatakan lulus uji sertifikasi. Sertifikasi ini dilakukan agar  tenaga pendidik dapat meningkatkan tingkat kelayakan sebagai seorang guru dalam  melaksanakan tugas pembelajarannya ke arah yang lebih baik.Oleh karena itu, diharapkan  melalui pelaksanaan sertifikasi guru akan meningkatkan SDM guru pada khususnya dan  Indonesia pada umumnya. Jika ingin menjadi guru yang profesional dalam menjalankan  pekerjaan seharusnya seorang guru memiliki standar kompetensi profesi. Program sertifikasi  guru terkait dengan peningkatan kompetensi, dalam hal ini adalah konsep manajemen  berbasis kompetensi. Melalui aplikasi kompetensi yang terealisasi melalui serti fikasi guru,  insti tusi pendidikan dapat melakukan perubahan ke arah perbaikan dan pengembangan guru.  Kompetensi sangat berguna karena kompetensi men jelaskan apa yang dibutuhkan untuk  mengimplementasikan tugas dan aktivitas untuk hasil yang terbaik dunia pendidikan.

    Profesi Guru 

    Profesi guru menurut Undang-Undang Guru dan Dosen harus memiliki prinsip prinsip profesional seperti tercantum pada Pasal 5 ayat 1, yaitu; “Profesi guru dan dosen  merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsipprinsip profesional sebagai  berikut: a) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; b) Memiliki kualifikasi  pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya; c) Memiliki  kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya; d) Mematuhi kode etik profesi;  e) Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas; f) Memperoleh penghasilan yang  ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya; g) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan  profesinya secara berkelanjutan; h) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan  tugas profesionalnya; dan i) Memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum”.  

    Pada prinsipnya guru yang profesional adalah guru yang dapat menjalankan tugasnya  secara profesional, yang memiliki ciri-ciri antara lain: a) Ahli di Bidang teori dan Praktek  Keguruan. Guru profesional adalah guru yang menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkan  dan ahli mengajarnya (menyampaikannya). Dengan kata lain guru profesional adalah guru  yang mampu membela jarkan peserta didiknya tentang pengetahuan yang dikuasainya dengan  baik; b) Senang memasuki organisasi Profesi Keguruan. Suatu pekerjaan dikatakan sebagai  jabatan profesi salah satu syaratnya adalah pekerjaan itu memiliki organisasi profesi dalam  hal ini guru memiliki organisasi yaitu PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). 

    SIMPULAN 

    Upaya yang perlu dilaksanakan untuk mewujudkan guru yang profesional  mengembangkan kompetensi yang dimiliki dan menyejahterakan kehidupannya melalui  sertifikasi Hal ini merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan  yang berkualitas, di mana pendidikan yang berkualitas merupakan salah satu syarat utama  untuk mewujudkan kemakmuran dan kemajuan suatu bangsa. Pemerintah harus mendukung  kebijakan sertifikasi guru baik dukungan material maupun dukungan moral untuk selalu  memotivasi guru meningkatkan profesionalitasnya dalam pendidikan,sehingga akan  memunculkan reputasi yang baik tentang profesi guru.

    REFERENSI 

    Adhar. (2013). Jurnal Ilmiah ISLAM FUTURA “PERAN SERTIFIKASI UNTUK  MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN GURU DALAM  MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN”. Program Pascasarjana IAIN Ar-Raniry Banda  Aceh. 

    Latiana,Lita (2019). Jurnal “PERAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN  PROFESIONALISME PENDIDIK”. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri  Semarang. 

    Nurdin, Muhammad. (2004). Kiat menjadi Guru Profesional. Jogjakarta: Prisma Sophie. 

    Samani, Muchlas dkk.(2006). Mengenal Sertifikasi Guru di Indonesia. Jakarta: SIC dan  Assosiasi Peneliti Pendidikan Indonesia. 

    Undang-Undang Nomor. 14 Tahun 2006, Tentang Guru dan Dosen. 

    Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Usman, M.U. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rusdakarya.


  • Copyright @ 2018 LSP FKIP UNS Kampus VI Kebumen.