Lingkar Studi Pendidikan UKM Keilmiahan FKIP UNS

Sabtu, 19 November 2022

  • Aksara Bersuara #42

     Pop Up Book Corona Series Sebagai Media Pembelajaran Virus Corona Pada Siswa SD 

    Oleh: Agustina Puspa Mentari 

    Guru berasal dari kata dalam bahasa Arab yang disebut mu’allim dan dalam bahasa Inggris teacher memiliki arti yakni A person whose accupation is others (guru ialah seorang yang pekerjaannya mengajar orang lain. Menurut UU Sisdiknas 2003 Bab XI Pasal 40 ayat 2b dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional yang wajib memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan. Untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan yang ada maka diperlukan adanya suatu kurikulum. Kurikulum adalah rencana tertulis kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan dievaluasi untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada suatu pendidikan tertentu (Subandi, 2014:19) 

    Guna peningkatan kualitas pembelajaran maka guru membutuhkan penggunaan media belajar. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada siswa (Aqib. Z, 2013:5). Akan tetapi, melihat kondisi yang seperti saat ini menjadikan guru harus berpikir kreatif dan inovatif dalam penyusunan media pembelajaran yang harus disesuaikan dan turut bersinergi untuk sosialisasi terkait virus corona. Diketahui Corona Virus Disease (Covid-19) sudah melanda Indonesia selama kurang lebih dua tahun. Virus ini ditemukan pertama kali di Wuhan, Cina. Adapun gejala dari seseorang yang terkena virus ini diantaranya: demam, mati rasa, batuk, nyeri di tenggorokan, kepala pusing, hingga sulit bernafas jika virus ini sudah sampai paru-paru. 

    Angka kematian akibat virus corona di Indonesia tertinggi di Asia setelah Cina, pantauan data per-Juli 2021 total kematian akibat virus corona mencapai 76.200 jiwa dengan jumlah kasus terkonfirmasi mencapai 2.950.058 jiwa. Adapun jumlah pasien yang sembuh mencapai 2.323.666 jiwa. 

    Dampak virus corona terlihat hampir di seluruh sektor kehidupan masyarakat. Melemahnya ekonomi, pembatasan kegiatan sosial, pariwisata ditutup, pusat perbelanjaan seperti pasar, mal mendadak sepi hingga akhirnya ditutup sementara. Tak hanya itu saja, bidang pendidikan juga merasakan dampaknya. Adanya PP Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadikan kegiatan pembelajaran siswa dilakukan secara daring dari semua jenjang yang ada. Hadirnya virus ini menjadikan siswa mengalami kesulitan dalam menerima pembelajaran. Kendala sinyal, kurangnya sarana prasarana penunjang hingga media pembelajaran yang monoton menjadikan siswa mengalami gejala Learning Loss. Learning Loss adalah istilah yang mengacu pada hilangnya pengetahuan dan keterampilan baik secara umum atau spesifik. Dapat dikatakan bahwa terjadi kemunduran proses akademik karena suatu kondisi tertentu. 

    Sejalan dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, perlahan masing-masing jenjang pendidikan melakukan pembelajaran tatap muka (PTM). Pemberlakuan PTM ini tetap harus memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran tatap muka mengalami dua masa yakni masa transisi dan masa kebiasaan baru. Untuk mengurangi dampak Learning Loss serta sebagai salah satu sarana sosialisasi akan virus corona, media pembeljaran yang digunakan oleh guru harus menarik bagi siswa. 

    Pop up book Corona Series menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru sebagai media pembelajaran. Pop up book merupakan media berbentuk buku tiga dimensi yang apabila dibuka bagian dalamnya dapat terbuka memberikan kesan nyata. Menurut Dewanti, dkk (2018:224) menyatakan media pop up book dapat mengembangkan kreativitas dan memudahkan menangkap makna melalui perwakilan gambar yang menarik, selain itu pop up book juga memunculkan keinginan untuk membaca. Langkah-langkah dalam menyiapkan media pembelajaran ini diantaranya: 

    • Menyiapkan referensi terkait hal yang berhubungan dengan virus corona (pengertian, gejala, dampak, hingga cara penanggulangan) 
    • Siapkan bahan dan alat pembuatan pop up book series 
    • Bahan dan alat yang dibutuhkan meliputi: 
    • Mulai merancang beraneka ragam bentuk tiga dimensi mengenai hal tentang virus corona 
    • Susun hasil rancangan tadi menjadi satu kesatuan dan membentuk sebuah pop up book 
    • Lakukan simulasi pengajaran sebelum diaplikasikan pada siswa sekolah dasar Implementasi kepada siswa sekolah dasar. Biarkan anak untuk lebih aktif bertanya, meraba, ataupun bermain dengan pop up book 
    • Tidak lupa untuk melakukan evaluasi atas ketercapaian pembelajaran menggunakan media pop up book corona series. 

    Harapannya dengan penggunaan media pop up book ini sisi kreatif dan rasa ingin tahu siswa meningkat. Terlebih dengan edisi virus corona, siswa sekolah dasar setidaknya memiliki pengetahuan mendasar akan kondisi pandemic yang sedang melanda. Dengan demikian, media pembelajaran dengan Pop up Book Corona Series turut andil bersinergi untuk bersama-sama menanggulangi virus corona.

    DAFTAR PUSTAKA 

    Aqib. Z. 2013. No Title Model-Model, Media Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif) 

    Dewanti, H., Toenlioe, A. J. E., & Soepriyanto, Y. 2018. Pengembangan Media Pop-Up Book Untuk Pembelajaran Lingkungan Tingkah Laku. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 1, 221-228 

    Muhibbin, Syah. 2017. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset 

    Subandi. 2014. Pengembangan Kurikulum 2013 (Studi Analitis Dan Subtantif Kebijakan Kurikulum Nasional). Terampil Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, 1 (1), 18-36 

    Syafrida., Hartati, Ralang. 2020. Bersama Melawan Virus Covid-19 di Indonesia. Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i, 7 (6), 495-508

  • Aksara Bersuara #41

     Para Pemimpin Masa Depan di Tengah Perkembangan Zaman 

    Oleh: Afra Nabila Azzahra

              Pemimpin adalah orang yang mengemban tugas dan tanggung jawab untuk memimpin dan bisa mempengaruhi orang yang dipimpinnya. Mendengar kata “pemimpin” membuat sebagian orang takjub, karena beranggapan bahwa pemimpin adalah sebuah tanggung jawab yang besar. Kata “pemimpin” sebenarnya memiliki cakupan yang sangat luas. Tidak hanya terdapat dalam sebuah negara, organisasi, maupun pemerintahan saja. Namun, pemimpin terdapat dalam setiap diri individu, yaitu sebagai pemimpin diri masing-masing untuk menghadapi berbagai persoalan hidup yang dialami. 

          Membahas mengenai pemimpin, sebenarnya tidak harus melalui sebuah peresmian ataupun pemilihan, kita semua telah menjadi pemimpin dalam cerita hidup masing-masing. Ketika seseorang mampu mengendalikan dirinya, mampu menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi, maka sudah dapat disebut sebagai “pemimpin”. Sebagai seorang generasi penerus bangsa, seseorang harus memiliki karakter-karakter agar menjadi sosok pemimpin masa depan. Saat beranjak remaja, seseorang perlu menyadari bahwa saat itulah ia harus mempersiapkan dan menggali potensi diri untuk masa depan karena sejatinya masa remaja tidak hanya sekedar bersenang-senang saja, namun di sinilah kita memulai sebuah bab baru dalam hidup. Generasi penerus bangsa merupakan aset berharga yang dimiliki sebuah bangsa. Pemuda, apalagi mahasiswa betul-betul sebagai agen perubahan masa depan yang diharapkan, Tidak hanya menjadi sebuah pemimpin suatu bangsa, namun kita juga akan menjadi pemimpin untuk masa depan kita sendiri. Karakter-karakter yang harus digali agar menjadi sosok pemimpin masa depan salah satunya adalah fleksibel. Seorang pemimpin harus bisa menyesuaikan diri dalam situasi apa pun, Ketika zaman dan dunia terus mengalami perkembangan-perkembangan yang semakin kompleks dan tak terhindarkan, di sinilah para pemimpin harus bisa menyesuaikan diri. Karakter selanjutnya yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah memiliki kreativitas dan daya inovasi yang tinggi. Perkembangan zaman yang cepat membawa berbagai perubahan dalam segala aspek kehidupan. Untuk mengejar perubahan-perubahan tersebut, seseorang tidak hanya harus mampu beradaptasi, tetapi juga bergerak dan berkontribusi menciptakan perubahan. Daya kreasi menjadi penting dalam berinovasi sebagai agen perubahan. Kemudian, jujur. Tentu dengan sifat ini kita sudah tidak asing lagi, dalam agama pun diajarkan untuk memiliki sifat jujur. Jujur memiliki artian yang cukup luas. Seorang pemimpin harus jujur, jujur terhadap diri sendiri, orang lain, maupun keadaan. Ketika sifat jujur selalu diterapkan dalam kehidupan, maka persoalan-persoalan yang dialami menjadi lebih mudah untuk dilewati. Seorang pemimpin harus memiliki daya saing tinggi karena saat ini persaingan datang dari berbagai arah, tidak hanya lokal saja, melainkan seluruh belahan dunia merupakan pesaing. Dalam mencapai karakter-karakter tersebut, kita dapat memperolehnya melalui sebuah pendidikan. Melalui Pendidikan, termasuk keikutsertaan dalam organisasi, komunitas, dll secara langsung akan membentuk karakter seseorang. Namun, karakter-karakter ini tidak akan tertanam kuat apabila diri individu sendiri tidak memiliki kesadaran dan pengendalian yang kuat. Pada dasarnya, sifat-sifat kepemimpinan yang dimiliki seseorang, telah tertanam, tinggal bagaimana kita menggali dan menerapkannya dalam kehidupan. Menjadi seorang pemimpin bukanlah sebuah hal yang harus dirasa menjadi beban, namun seorang pemimpin adalah sebuah kepercayaan terhadap diri masing-masing yang perlu dibanggakan. Ketika seseorang mampu mengendalikan dan mengatasi persoalan kehidupan yang semakin kompleks, mampu berkembang dan beradaptasi sesuai perkembangan dunia, maka ia berhasil menjadi seorang pemimpin masa depan.

  • Aksara Bersuara #40

     Aku Rapuh 

    Karya: Adinda Laila Romadlon 


    Pagi menyapa hari 

    Ayam jago berkokok lagi 

    Saatnya bangun dari mimpi 

    Mimpi yang menakuti 

    Wajah ini terlihat muram 

    Teringat akan semalam 

    Jantung mulai berderam 

    Hampir seperti alaram 

    Masalah itu tak kunjung pulih 

    Raga ini mulai letih 

    Hati ini mulai perih 

    Otak ini mulai tak jernih 

     Masih terdiam meratapi 

    Menanyakan pada hati 

    Sampai kapan mau begini 

    Raga ini ikut menyerta

  • Copyright @ 2018 LSP FKIP UNS Kampus VI Kebumen.